Seluruh tubuhnya hancur, ada begitu banyak retakan-retakan mengerikan menjalar di seluruh tubuhnya, dari ujung kaki hingga ujung kepala semuanya dipenuhi retakan yang membuat siapapun yang melihatnya merasa sosoknya akan pecah menjadi kepingan-kepingan kecil jika di senggol sedikit saja.
Mengingat kembali sosok yang pernah mengalami kondisi serupa dengan dirinya dulu, kini rasa bersalah muncul bertubi-tubi menghantam hatinya. Dengan tawa kosongnya ia memukul kepalanya sendiri berusaha menghapus gambaran-gambaran yang membuat dirinya semakin merasa bersalah.
"Kau benar-benar bodoh Boboiboy" gumamnya mengutuk dirinya sendiri merasa telah melakukan sebuah kesalahan yang sangat fatal, sebuah kesalahan yang membuat remaja laki-laki itu merasa tidak berguna.
Menarik nafas dalam-dalam dan menggelengkan kepalanya berulang kali berusaha menghapus semua pikiran negatif yang saat ini bersarang dalam pikirannya, pecahan permata sapphire yang sedari tadi ia bawa kini bersinar terang seolah-olah sedang memberikan tanda atau peringatan.
Namun Boboiboy yang pada dasarnya tidak tahu apapun hanya bisa menatap permata itu dengan tatapan bingung, perasaannya tidak enak, tapi dia juga tidak tahu alasannya.
"Hoo~ bagaimana bisa kau mendapatkannya lebih cepat dari diriku?" tanya sosok asing yang tiba-tiba muncul di belakang Boboiboy dengan pecahan lain yang juga nampak bersinar di tangannya.
Terkejut dengan kedatangan sosok asing itu yang begitu tiba-tiba, kewaspadaan Boboiboy dengan cepat aktif. "Bagaimana kau bisa sampai disini hah?!!" bentak Boboiboy seraya menyembunyikan pecahan permata sapphire yang ada ditangannya, instingnya mengatakan jika kedatangan sosok itu berhubungan erat dengan permata sapphire yang kini ada di tangannya.
"Ouh~ jangan galak-galak begitu dong, ini kan pertemuan pertama kita, seharusnya kau memberikan kesan yang baik, bukan sebaliknya" ucap sosok itu dengan raut wajah ramah, serta senyum lembut yang terukir dengan sangat indah di wajahnya.
"Lagipula aku datang juga bukan dengan niatan buruk, aku kesini untuk mengambil apa yang menjadi milikku" ucap sosok asing itu langsung berubah 180° dari yang awalnya terlihat ramah dan lembut kini jadi dingin dan tajam, namun itu hanya terjadi untuk sesaat saja, karena setelahnya wajah sosok asing itu kembali menjadi lembut dan ramah.
Melihat bagaimana sosok asing di depannya bisa merubah ekspresi wajahnya semudah membalik telapak tangan, kewaspadaan Boboiboy semakin meningka, dia benar-benar tidak percaya jika dirinya akan di hadapkan dengan sosok seperti itu. Ekspresi wajah sosok didepannya benar-benar tidak bisa di tebak, Boboiboy tidak tahu mana yang asli dan palsu.
Rambut pendek bewarna biru tua yang berantakan, kulit putih pucat, sepasang mata biru langit yang kosong tanpa cahaya sedikitpun, dan senyum lembut yang masih terukir di wajahnya entah mengapa membuat Boboiboy merasa perasaan ngeri, rasanya seolah-olah dia sedang berhadapan dengan sesuatu yang jauh dari kata manusiawi...
Tidak mungkin sosok di depannya saat ini hantu kan..?
"Siapa kau sebenarnya? Ini bukanlah tempat yang bisa kau datangi sembarangan" ucap Boboiboy membuat sosok di depannya tertawa pelan seolah-olah baru saja mendengar sebuah lelucon yang sangat lucu.
"Maaf..? Oh itu sebenarnya adalah pertanyaan yang seharusnya aku ajukan untukmu, tempat ini bukanlah tempat yang bisa di kunjungi jiwa hidup sepertimu, bagaimana kau bisa masuk kesini? Padahal dilihat dari auramu seharusnya kau masih hidup kan??" tanya sosok asing itu membuat Boboiboy membulatkan matanya sempurna dengan raut wajahnya yang menunjukkan ketidakpercayaan yang sangat besar.
Dilihat dari kata-kata, Boboiboy bisa menyimpulkan jika yang saat ini berdiri didepannya bukanlah manusia, kata 'jiwa manusia' yang sebelumnya terlontar benar-benar membuatnya menggigil, keyakinannya akan kebenaran dari sosok didepannya semakin menguat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Angin
FanfictionSebagai bentuk dari sebuah kekuatan, sang elemental angin yang saat ini dikenal dengan nama Taufan tentunya tidak terikat dalam konsep kehidupan dan kematian, dia bukanlah mahluk hidup, dia tidak tercipta dengan emosi ataupun keinginan, dia hanyalah...