Angin memiliki caranya sendiri untuk menyampaikan pesannya, dan bisikan-bisikan lembutnya tidak akan pernah bisa dimengerti oleh akal sehat semata.
.
.
.
Suasana diantara keduanya berubah menjadi sangat tegang, bagaimanapun robot kuning itu tidak percaya dengan pendengarannya sendiri saat ini. "Tapi Boboiboy aku tidak ingin kehilanganmu" ucap Ochobot hanya ditanggapi dengan sebuah senyum simpul dari Boboiboy.
Bagaimana tidak, baik itu Taufan elemen anginnya ataupun Ochobot sama-sama mengatakan hal sama, rasanya entah mengapa sangat melegakan. Untuk pertama kalinya, Boboiboy sadar jika masih ada orang-orang di sekitarnya yang sangat peduli padanya, peduli pada kesejahteraannya, dan peduli pada segala sesuatu yang terjadi padanya.
"Hei tenang saja, kau tidak akan kehilanganku. Jikapun rencana ini gagal, ini jauh lebih baik daripada berdiam diri saja. Kau tahu Ochobot aku akan selalu ada dalam pecahan elemenku" ucap Boboiboy sembari merangkul robot kuning itu dalam pelukannya, entah mengapa dia ingin sekali melakukannya.
Keduanya saling berpelukan satu sama lain, rasanya sangat melegakan, dan disaat bersamaan juga sangat sesak seolah-olah ada yang sedang mencekik lehernya. Munculnya kesadaran akan kepedulian lingkungannya padanya membuat Boboiboy sadar, dia tidak bisa mengecewakan mereka, dia tidak bisa gagal, dan dia.. dia tidak bisa terus berdiam diri seperti ini, rencananya harus segera di jalankan.
"Kumohon Ochobot aku tidak bisa melakukan ini tanpa bantuanmu... Inilah yang terbaik, kumohon berjanjilah padaku jika kau akan membantuku, dan ini hanya ada diantara kita berdua" lanjut Boboiboy dengan bisikan lembut yang hanya dirinya sendirilah, dan Ochobot yang bisa mendengarnya.
Jika saja Ochobot adalah manusia, maka saat ini dia sudah menangis tersedu-sedu. Takut? Sedih? Marah? Kecewa? Rasanya semua emosi itu telah tercampur aduk dalam robot kuning itu sampai-sampai dirinya tidak tahu harus mengeluarkan ekspresi seperti apa. "Tapi Boboiboy..." gumam Ochobot dengan ragu, dia ingin menghentikan Boboiboy, namun dia tidak tahu argumen seperti apa yang bisa menghentikan sahabatnya yang telah sepenuhnya membulatkan tekadnya.
"Tidak ada tapi tapian, percayakan saja semuanya padaku. Lagipula aku tidak sendirian, akan ada Taufan yang selalu membantuku, dia tidak mungkin akan membiarkan keberadaanku memudar, jadi jangan khawatir" ucap Boboiboy tanpa sadar telah mengungkapkan kebenaran Taufan yang selama ini hanya dirinya yang tahu.
"Taufan? Maksudmu kekuatan elemental angin?" tanya Ochobot dengan rasa bingung dan terkejut yang tidak dapat di sembunyikan. "Boboiboy, apakah selama ini kau merahasiakan sesuatu dariku? Tidak lebih tepatnya dari kami semua?" tanya Ochobot lagi membuat Boboiboy yang mendengarnya tidak bisa untuk tidak tertawa kaku merutuki kecerobohannya sendiri.
"Ehehe sori" ucap Boboiboy sembari terkekeh pelan, dan tindakan itu sudah cukup untuk membuat Ochobot yang melihatnya menghela nafas.
"Baiklah aku rasa kurang lebih aku tahu jawabannya." ucap Ochobot setelah menghela nafas pendek. "Baiklah kurasa aku akan membantumu, lagipula aku yakin, dengan atau tanpa bantuanku kau akan tetap nekad" ucap Ochobot membuat Boboiboy yang mendengarnya langsung tersenyum lebar.
"Terbaik" ucap Boboiboy seperti biasanya sembari mengacungkan jari jempolnya.
Bantuan yang dibutuhkannya telah siap, kini Boboiboy hanya perlu memastikan sekali lagi agar rencananya berjalan dengan mulus, dan sealami mungkin tanpa meninggalkan cela bagi siapapun untuk menghancurkannya. "Kalau begitu Ochobot inilah saatnya kau untuk melakukan tugas pertamamu..." ucap Boboiboy dengan senyum penuh arti pada kupu-kupu biru yang hanya dirinya sendirilah yang bisa melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Angin
FanficSebagai bentuk dari sebuah kekuatan, sang elemental angin yang saat ini dikenal dengan nama Taufan tentunya tidak terikat dalam konsep kehidupan dan kematian, dia bukanlah mahluk hidup, dia tidak tercipta dengan emosi ataupun keinginan, dia hanyalah...