Setelah beberapa hari berada dalam masa pemulihan, kini Boboiboy telah sepenuhnya kembali bertugas seperti biasanya, dengan topi oranye dan jam kekuatan yang menjadi ciri khasnya, dengan senyumannya yang tidak pernah luntur, ia bersama teman-temannya kini berada dalam perjalanan misi terbaru.
"Boboiboy apakah kau yakin baik-baik saja? Kau baru saja pulih, bukankah lebih baik untuk beristirahat beberapa hari lagi?" tanya Yaya salah satu teman Boboiboy dengan nada khawatir, bagaimanapun Boboiboy baru saja lepas dari maut, dan kini justru harus melakukan misi lagi?
"Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Lagipula kita tidak bisa membantah perintah dari atasan bukan?" ucapnya seperti biasa menutupi masalahnya sendiri dengan senyum lembutnya.
Jika saja Boboiboy jujur dengan perasaannya, mungkin saja saat ini bukanlah senyuman yang sedang ia pamerkan pada teman-temannya, melainkan air mata. Boboiboy benar-benar merasa sangat lelah dengan rutinitasnya saat ini, jika bisa ia sangat ingin mengundurkan diri dari pekerjaaannya saat ini dan hidup dengan damai di bumi.
Tapi apalah daya dia yang tidak bisa melakukannya, dia tidak siap jika harus di pisahkan dengan sahabatnya Ochobot, dan elemen-elemen kesayangannya yang telah menemaninya dari dulu sampai sekarang. Belum lagi dengan begitu banyak harapan dan kepercayaan yang diberikan padanya, Boboiboy merasa dia tidak bisa melakukan apa yang benar-benar ia inginkan dengan bebas.
Saat lagi-lagi Boboiboy larut dalam perasaannya yang saat ini sedang kacau, kupu-kupu biru yang menemuinya beberapa hari yang lalu muncul kembali, kupu-kupu kecil itu terbang berputar-putar di sekitar Boboiboy dan hingga di bahunya dengan tenang.
"terimakasih" gumam Boboiboy dengan suara yang sangat pada kupu-kupu kecil itu sembari tersenyum lembut merasa beban pikirannya seolah-olah menghilang begitu saja begitu kupu-kupu kecil itu tiba di sampingnya.
Tentu saja karena hal tersebut telah sering terjadi, Boboiboy mau tidak mau mulai menyadari, jika itu bukanlah sebuah kebetulan belaka. Seolah-olah kupu-kupu itu memang di kirim khusus untuknya oleh sosok yang pastinya selalu melihat dan mengawasi Boboiboy.
"Kita sudah sampai! Cepat bersiap-siap, kita sebentar lagi akan mendarat!!" ucap Fang sebelum akhirnya misi utama mereka di mulai.
Misi mereka kali ini adalah mencari keberadaan dari sebuah power spera, berdasarkan dari sinyal yang didapatkan markas utama, seharusnya power spera itu berada di planet ini, planet yang tidak layak huni dengan cuaca yang benar-benar ekstrim.
Meskipun membutuhkan begitu banyak usaha, dan waktu yang di korbankan, misi ini berjalan dengan cukup baik, mereka berhasil menemukan power spera itu dengan selamat. "Aku tidak menduga jika power spera bisa berada di tempat ekstrim seperti ini" gumam Boboiboy yang nampak sangat kelelahan.
Mereka benar-benar bersyukur power spera yang mereka cari benar-benar sendirian, tidak ada musuh yang menghambat misi mereka, dan satu-satunya masalah yang mereka hadapi hanyalah cuaca dan kondisi planet tersebut yang sangat ekstrim.
Bagaimana tidak, ada badai petir di mana-mana, suhu planet tersebut juga berada jauh diatas rata-rata, dan belum lagi lempengan lempengan batu yang terbawa oleh badai sepenuhnya membuat planet itu mustahil untuk di huni.
"Hah.. misi kali ini benar-benar menguras tenagaku, aku benar-benar mengantuk" batin Boboiboy saat kesadarannya perlahan tapi pasti mulai tenggelam dalam alam mimpi.
...............
"Tuan ingin pelukan?" tanya sesosok dengan penampilan yang sangat identik dengan Boboiboy merentangkan tangannya dengan senyum indah yang terukir sempurna di kedua sudut bibirnya.
Entah dengan dorongan apa, Boboiboy menghampiri sosok yang saat ini masih merentangkan tangannya dan memeluknya dengan sangat erat seraya menghela nafas lega. Tentu saja hanya dengan sekali lihat saja Boboiboy bisa mengenali siapa sosok yang saat ini sedang ia peluk, sosok tersebut tidak lain tidak bukan adalah Taufan.
"Aku tahu anda sangat hebat tuan, tapi jangan memendam masalahmu sendiri, aku merasa sedih saat melihatnya" ucap sang elemental angin tersebut seraya mengusap lembut punggung tuannya memberikan sebanyak mungkin kenyamanan yang bisa ia berikan.
"Benar.. seharusnya aku tahu, kupu-kupu itu pasti kau tidak mengirimnya bukan Taufan?" tanya Boboiboy yang saat ini masih nyaman berada dalam dekapan hangat elemen anginnya tersebut.
Kali ini Boboiboy sudah sangat lelah, dia hanya ingin beristirahat dengan santai seperti ini tanpa memikirkan apapun. Persetan dengan kemungkinan sosok di depannya hanyalah bunga tidur atau ilusinya, selama dirinya merasa nyaman, dia tidak masalah.
"Maaf sudah bertindak di luar perintah, aku hanya ingin mengurangi sedikit beban pikiranmu tuan" ucap Taufan dengan suaranya yang berubah menjadi sendu karena rasa bersalah yang di rasakan nya.
Dimata Taufan apa yang dilakukannya selama ini sangatlah salah, dia telah bertindak tanpa perintah dari tuannya, dia melakukan segalanya atas kehendaknya sendiri tanpa sedikitpun memikirkan apakah tuannya akan menyukai itu atau tidak.
"Tidak justru aku sangat berterimakasih, mungkin jika kau tidak melakukannya aku sudah lama meledak" ucap Boboiboy sembari menggelengkan kepalanya tidak terima, baginya elemental angin itu tidaklah salah sedikitpun, bahkan Boboiboy merasa sangat berterima padanya.
"Lupakan itu, kau tahu selama yang kau lakukan itu baik aku tidak akan keberatan sama sekali. Ngomong ngomong apakah selama ini kau dan elemen-elemen lainnya memang memiliki kesadaran sendiri seperti ini?" tanya Boboiboy merasa sedikit penasaran, bagaimanapun pengetahuannya tentang elemen-elemen miliknya masihlah sangat terbatas.
Mengedipkan matanya beberapa kali, senyum lembut lagi-lagi terukir di bibir sang elemental angin. "Ya, dan tidak. Kami memang memiliki kesadaran, tapi itu sangatlah lemah. Jadi awalnya kami tidaklah memiliki kehendak ataupun emosi, anda tahu kami kurang lebih seperti sebuah Ai" ucap Taufan sedikit demi sedikit mulai menjelaskan kebenaran tentang dirinya dan elemen-elemen lainnya pada Boboiboy.
"Ngomong-ngomong jika tuan bertanya-tanya dari mana kehendak ku muncul, sebenarnya aku juga tidak tahu. Aku awalnya juga tidak memilikinya, tapi setelah bersama tuan aku jadi memilikinya" jelas Taufan tidak ingin tuannya merasa bingung dengan gagasan dirinya dan elemen lain yang tidak memiliki kehendak, namun dirinya justru secara diam-diam justru malah menyerap kesedihan Boboiboy atas kehendaknya sendiri.
"Oh ya elemen lainnya belum bisa berinteraksi seperti ini bersama denganmu, seperti diriku. Mereka mungkin hanya akan sedikit mempengaruhi tuan saat tuan memakai kekuatan mereka seperti biasanya" ucap Taufan menyela Boboiboy yang baru saja hendak mengajukan pertanyaan.
"Ah itu karena aku sudah tahu apa yang ingin anda katakan padaku, sebelum tuan benar-benar mengatakannya" ucap Taufan lagi-lagi memotong kata-kata Boboiboy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah Angin
Hayran KurguSebagai bentuk dari sebuah kekuatan, sang elemental angin yang saat ini dikenal dengan nama Taufan tentunya tidak terikat dalam konsep kehidupan dan kematian, dia bukanlah mahluk hidup, dia tidak tercipta dengan emosi ataupun keinginan, dia hanyalah...