Pria yang Jean anggap baik malah menginginkan tubuhnya saja, dia tidak suka itu dan sejak saat itu orang tuanya juga tidak keberatan jika dia memiliki masalah dalam orientasinya daripada merusak kebahagiaan anaknya walau dia juga dipaksa menikah bukan berarti dia akan main-main sama pernikahannya ini.
Jean orang yang bertanggung jawab, sekalipun dia masih remaja tetap saja dia akan memperjuangkan pernikahan ini sampai tua, dia akan belajar mencintai pasangannya sekalipun Irene tidak bisa membalas perasaan yang sama.
Jean tidak akan memaksa, namun dia hanya ingin pernikahan sekali dalam hidupnya, jika Irene suatu hari nanti menginginkan penceraian, dia tidak akan mempertahankan lagi sebab rumah tangga dijalani bukan satu orang saja.
Paling penting walau pernikahan ini pernikahan paksaan masing-masing orang tua yang tidak mereka dasari dengan cinta, tetap saja Jean akan mencukupi kehidupan Irene yang dulunya menjadi tanggung jawab orang tua sekarang menjadi tanggung jawabnya.
Walau Jean masih kuliah bukan berarti dia tidak bisa memberikan uang pada Irene, mana mungkin dia mau menerima perjodohan juga kalau dia tidak memiliki uang. Mau kasih makan apa anak orang kalau dirinya saja belum bisa mencari uang?
Jean yang bekerja di perusahaan miliknya sehabis kuliah berakhir. Tidak ada kata main atau bersantai dalam hidupnya, dia saja baru bisa beristirahat pas hari minggu saja, itu pun kalau tidak ada kerjaan mendadak.
Apa Jean iri dengan mereka yang bisa bersenang-senang dengan uang dari orang tua? Tidak, dia tidak akan iri. Dia sendiri yang memutuskan untuk bekerja sejak usia muda, orang tuanya juga mendukung dia.
Lalu, apa yang harus Jean sesali? Lihatlah dia sekarang, dia bisa mempekerjakan puluhan ribu orang, cabang di mana-mana sekalipun dia masih muda karena kegigihannya.
Sekarang kehidupan Jean berbeda, jika dia selalu pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaan dia yang tertunda saat kuliah, setelah menikah dirinya memilih untuk pulang lebih awal dan mengerjakan sisa pekerjaan di rumah.
Jean melakukan ini supaya dia bisa menjaga Irene saat malam hari, dia tidak mau Irene ketakutan di rumah sendiri. Bukankah dia benar-benar peduli sama Irene? Apa-apa Irene? Jika orang lain melihat, bisa dikatakan dia sudah jatuh cinta sama Irene padahal tidak.
Setelah menikah, Jean membawa Irene ke rumahnya. Semua barang Irene sudah dipindahkan ke sana, sedangkan barang dia tidak perlu dibawa lagi karena semua sudah di sana. Setibanya di rumah, Jean mengantar Irene ke kamar tamu. Tidak mungkin mereka tidur berdua, apalagi dia tahu Irene belum menerima kehadiran dirinya.
Saat mereka sudah di kamar tamu, Jean memberikan sebuah kartu. Irene hanya menatap kartu itu tanpa mengambil membuat dia harus menarik pelan tangan Irene dan menaruh di telapak tangan Irene, dia hanya mengatakan kalau kartu itu bisa Irene gunakan untuk keperluan sehari-hari.
Segala keperluan Irene mulai hari ini menjadi tanggung jawab Jean, apalagi mereka sudah menikahkan tidak mungkin meminta pada orang tua lagi. Jika uangnya kurang, Irene bisa minta padanya dan password-nya ulang tahun Irene.
Setelah itu, Jean juga memberikan kartu namanya supaya Irene bisa menghubungi dia. Lalu dia kembali ke kamarnya, dia membiarkan Irene beristirahat. Di kamar, dia bersih-bersih dan beristirahat apalagi dia harus kuliah dan kerja besoknya.
Keesokan harinya, Jean memilih untuk membuat sarapan untuk Irene lebih dulu, simpel saja nasi goreng sedangkan dirinya hanya memakan roti selai coklat dan susu vanila sudah cukup baginya. Setelah membuat sarapan lalu dia memakan lebih dulu barulah dia kembali ke kamar dan bersiap-siap ke kampusnya.
"Pagi Kak, aku udah buat sarapan. Kalau Kakak mau silakan makan, kalau tidak dibuang saja. Ini kunci mobil Kakak, Kakak bisa bilang ke aku kalau Kakak tidak suka mobilnya. Aku pergi dulu," kata Jean panjang lebar sambil memberikan kunci mobil sport pada Irene.
Tanpa menunggu balasan dari Irene, Jean langsung pergi. Jean harus kuliah, dia tidak mungkin menunggu jawaban Irene baru dia pergi. Kalau Irene mau membalas, kalau tidak? Bukankah dia sama saja membuang waktu yang ada, apalagi dia anti yang namanya membuang waktu.
Setelah Jean pergi, Irene pergi ke ruang makan dan melihat sarapan yang Jean buat untuknya. Dia mencoba masakan Jean, perlu diakui kalau masakan Jean benar-benar enak. Sehabis makan, dia pergi ke kampus menggunakan mobil yang Jean berikan.
Mobil yang sangat Irene sukai, bukan berarti dia akan luluh begitu saja. Dia tidak akan terpengaruh sama Jean, sekalipun Jean baik padanya. Dia beranggapan kalau Jean hanya formalitas menafkahi dia karena Jean tahu dia anak sahabat orang tuanya.
Jika menikah ada bulan madu, tidak perlu ditanya lagi untuk pernikahan mereka. Mereka tidak akan pergi bulan madu, mereka tidak saling cinta untuk apa buang-buang uang sekedar jalan-jalan mending mereka mengurusi hal lain, apalagi mereka juga masih kuliah.
Perjalanan ke kampus membutuhkan waktu setengah jam menggunakan mobil jika tidak macet, setibanya di kampus langsung saja Irene mencari tempat parkir dan menuju kelasnya. Di kelas masih sepi, bisa dikatakan dia memang selalu datang lebih awal untuk mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuknya.
Lagipula Irene datang tidak sendiri, para sahabatnya juga sudah datang malah dia ditanyai soal istrinya itu. Tentu saja dia diam, dia tidak mau membahas pernikahan yang jelas tidak membuatnya bahagia. Bagaimana mungkin dia menerima pernikahan ini? Pernikahan tanpa dasar cinta dan parahnya lagi sesama jenis, entah apa yang orang tuanya pikirkan sampai anaknya dinikahkan seperti ini.
Mereka tahu Irene belum menerima pernikahan ini, menurut mereka apa salahnya mencoba membuka hati untuk Jean. Terlebih Jean sangat baik, ramah dan perhatian. Terbukti saat mereka memberi ucapan selamat pada kedua pengantin, Jean sangat ramah dan tersenyum pada mereka bahkan menyuruh mereka untuk mencicipi makanan yang sudah disediakan.
Mereka berharap suatu hari nanti Irene mau belajar mencintai Jean, bukannya mereka dukung pernikahan sesama jenis hanya saja mereka tidak mau Irene menyesal nantinya telah menyia-nyiakan orang sebaik Jean, terlebih mereka sendiri tahu Jean sama terpaksanya dengan Irene.
Bedanya, Jean dibawa santai dan Irene terlalu menunjukkan ketidaksukaannya itu. Kelas Irene sudah dimulai, mereka belajar dengan tenang. Sehabis belajar, sahabat Irene mengajak ke mall berhubung masih siang dan Irene setuju saja.
Mereka berangkat dengan mobil masing-masing, mereka sangat kaget melihat mobil baru Irene dan pastinya mereka tidak akan bertanya dari mana datangnya mobil tersebut. Mereka sudah kenal Irene dari lama, mereka tahu gimana orang tua Irene mendidiknya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
34. Young Marrige
Truyện NgắnBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini GxG (Girl x Girl) Kalau kalian tidak suka atau trauma (phobia) atau masih bocah sebaiknya mingat dari sini, jangan asal main report saja! Karena kalian yang salah masih terus baca, sudah tahu ada peringat...