Part 10

667 32 0
                                    

Bukannya Jean sombong atau gimana, hanya saja dia tidak suka dengan sifat Irene yang irit seperti ini seakan dirinya tidak mampu menafkahi Irene, jika dia setuju membangun sebuah rumah tangga itu artinya dia mampu membiayai semua yang dibutuhkan keluarga termasuk keperluan pribadi antara pasangan.

"Kak, uang yang aku berikan khusus buat Kakak belanja. Kebutuhan lain, sudah aku pisahkan sendiri. Lagipula aku kerja buat bahagiakan Kakak, masa Kakak menderita gara-gara nikah sama aku, aku tidak mau itu," tegas Jean membuat Irene kagum.

Jean jujur, dia sudah menyiapkan semuanya secara matang. Mulai tabungan untuk keperluan mendesak, tabungan anaknya kelak, tabungan untuk dirinya sendiri, tabungan perusahaan dan tabungan khusus untuk Irene.

Semua sudah Jean atur, makanya dia tidak akan pusing jika uang yang dia berikan ke Irene habis. Lagipula dia bisa menambahkan lagi jika uang yang diberikan kurang, dia mau Irene bahagia menikah dengannya tidak hanya sebatas kasih sayang namun materi pun tercukupi.

"Ya sudah Kakak masuk gih, aku harus balik ke kantor juga," kata Jean lembut.

"Makasih Je, nanti aku izin pergi sama kedua sahabatku berbelanja," izin Irene diangguki Jean senang.

Irene segera turun dari mobil lalu Jean melajukan mobilnya ke kantor, sesuai perkataan Irene tadi dia segera menghubungi kedua sahabatnya untuk ketemuan di mall. Dia tidak mau Jean sedih dan berpikir aneh-aneh, jadi dia berbelanja sekaligus membeli kebutuhan di rumah yang sudah habis.

Setelah sahabatnya setuju, Irene melajukan mobilnya ke mall. Di sana, dia mulai berbelanja kebutuhan dirinya dan bahan makanan. Tidak lupa dia menjelaskan semua yang terjadi, terlebih Alexa dan Viona sangat heran dia tiba-tiba ngajak ke mall padahal dia sudah pulang.

Mendapat penjelasan dari Irene membuat mereka iri dan ingin mendapat pasangan hidup yang sebaik dan perhatian seperti Jean, sungguh Irene sangat beruntung mendapatkan Jean. Jika Irene tidak mau, mereka siap menggantikannya.

Setelah berjam-jam di mall, akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan Jean di kantor, dia senang melihat notifikasi pengeluaran itu artinya Irene mau memakai uang yang dia berikan apalagi Irene sudah menjadi tanggung jawabnya, apa pun yang Irene inginkan akan dia kabulkan.

Berhubung sudah sore, Jean memutuskan untuk pulang. Setibanya di rumah, dia langsung ke dapur. Dia tahu Irene sudah lelah berbelanja, tidak mungkin dia membiarkan Irene memasak. Sehabis memasak, dirinya langsung ke kamar dan melihat Irene sudah rapi.

"Baru pulang?" tanya Irene heran.

"Dari tadi Kak, aku masak dulu. Kakak makan dulu saja, aku mau mandi dulu," balas Jean membuat Irene kaget.

"Kenapa kamu yang masak? Aku 'kan udah bilang kalau aku yang masak makan malam," tegas Irene.

"Kak, masak doang tidak buat aku sakit. Aku juga tahu Kakak lelah, tidak mungkin aku biarkan Kakak masak," balas Jean lembut.

"Ingat kataku dulu, makan malam biar aku yang masak," tegas Irene lagi membuat Jean pasrah.

"Iya Kak, lain kali aku tidak masak. Aku mandi dulu ya," balas Jean lalu dirinya menuju kamar mandi.

Irene menunggu Jean di ruang makan, walau Jean sudah menyuruh dia untuk makan lebih dulu. Dia memilih untuk menunggu, tidak mungkin dia makan duluan sedangkan Jean yang sudah masak malah makan belakangan.

10 menit kemudian Jean duduk di samping Irene, mereka mulai makan dengan tenang. Sehabis makan dan membersihkan peralatan makan, mereka ke ruang tamu untuk bersantai. Jika biasanya Jean akan kembali ke ruang kerjanya, sekarang dia memilih bersantai dengan Irene karena dia tidak mau Irene marah padanya.

Saat jam 9 tepat, mereka sudah kembali ke kamar untuk beristirahat. Pola tidur cepat, Irene berlakukan karena dia tidak mau Jean tidur tidak beraturan. Biarlah mereka dikatai tidur seperti anak kecil, lagipula tidur awal dan beristirahat cukup sangat bagus untuk kesehatan.

Jean yang memang belum terbiasa tidur awal mau tidak mau dipaksakan tidur, tenang Irene selalu memeluk dan mengelus kepala dia biar dia bisa tidur lebih awal apalagi dia selalu mengeluh kalau dia susah tidur tanpa pelukan dan elusan dari Irene.

Bukannya modus, hanya saja Jean baru bisa tidur kalau Irene melakukan semua itu. Apa Irene menolak? Tidak, asalkan Jean bisa tidur cepat dirinya akan melakukan. Dan memang terbukti Jean baru bisa tidur jika Irene mau melakukannya, karena Irene pernah membiarkan Jean tidur sendiri tanpa pelukan atau elusan malah dirinya uring-uringan dan memilih tidak tidur.

Seminggu telah berlalu, hubungan Jean dengan Irene semakin erat. Hari ini, Jean niatnya menjemput Irene. Namun lagi dan lagi dia melihat Irene dipeluk Adrian, saking kesalnya dia membunyikan klakson yang membuat semua mata tertuju padanya.

Jean yang sudah kesal buru-buru melajukan mobilnya ke rumah orang tua, dia tidak mungkin kembali ke kantor yang bisa-bisa karyawannya menjadi tempat luapan emosi dia. Irene yang melihat mobil Jean pergi, dia buru-buru menyusul Jean menggunakan taksi.

Irene tidak membawa mobil, mana mungkin dia nebeng sama sahabatnya juga. Tujuan dia tentu ke rumah orang tua Jean, jika mereka ada masalah tentunya akan balik ke rumah orang tua. Setibanya Jean di rumah, dia buru-buru masuk ke kamar.

Helen yang melihat itu sangat heran, apa masalah anaknya ini lagi? Kenapa malah murung dan kesal begitu? Tidak lama, Irene datang dan menyapa Helen lebih dulu lalu pamit ke kamar Jean, tidak seperti Jean yang main nyelonong masuk saja.

Di kamar, Irene melihat Jean duduk di kasur sambil memukul bantal. Memang kalau Jean kesal selalu memukul bantal, dia tidak mau menghancurkan atau membuat kamarnya berantakan karena kesal saja, ujung-ujungnya dia akan lelah untuk bereskan kembali mending pukul bantal.

"Sayang, kamu kenapa hmm," kata Irene lembut membuat Jean menoleh sebentar.

"Kakak jahat, Kakak pelukan sama dirangkul sama pria itu. Aku saja tidak pernah kontak fisik sama Kakak kalau di luar," balas Jean sejujurnya.

Jean bukan orang munafik, jika dia tidak suka pasti dia mengatakan langsung. Ini sifat yang Irene suka, namun melihat dia yang cemburu seperti ini sangat lucu bagi Irene. Dia sudah gede, kaya anak kecil di mata Irene saat ini. Dia yang melihat Irene senyum sendiri, membuat dia tambah kesal.

"Kakak bukannya bujuk malah senyum-senyum gitu, Kakak beneran suka ya sama pria itu," kata Jean kesal.

"Aku tidak suka sama Adrian, cuma kamu yang aku cinta. Kamu salah paham, tadi hanya pelukan pertemanan saja karena dia tahu aku sudah menikah," balas Irene jujur.

TBC

34. Young MarrigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang