Part 15

546 21 0
                                    

Jean membiarkan Irene bersenang-senang di rumah orang tuanya, sedangkan dirinya sudah jelas akan membahas bisnis dengan Galeno di ruang kerja Galeno.

Sejujurnya Jean kuatir membahas kerja di hari libur mereka, sekalipun Galeno yang meminta. Jean tidak mau Irene marah padanya sekalipun dirinya tidak melakukan pekerjaan, tetap saja pembicaraan kerja itu termasuk kerja bagi Irene.

"Papa lihat kamu diam saja, Je. Ada apa?" tanya Galeno kuatir.

Sekalipun Jean bukan anak kandungnya, tetap saja dia sudah menjadi menantu Galeno yang artinya dia juga anak buat Galeno. Melihat dia diam saja sedari tadi, Galeno yakin ada yang dia pikirkan dan Galeno tidak mau dia menyimpan sendiri apalagi posisi Galeno di sini juga sebagai orang tua.

"Pa, Je tidak mau Irene marah pas dia tahu Je sama Papa bahas pekerjaan di hari libur," balas Jean sejujurnya.

"Apa ada masalah?" tanya Galeno penasaran.

"Je sering lembur bahkan di hari libur, jadi Irene membatasi kerjaan Je di mana hari ini dan besok bahkan setelah pulang kerja saja Je tidak boleh kerja lagi," jelas Jean panjang lebar.

Belum sempat Galeno bertanya, pintu ruangan sudah terbuka membuat keduanya menoleh dan ternyata Irene yang masuk. Irene sudah menduga kalau Jean akan di sini, di mana lagi Jean dan Galeno pergi kalau bukan ruang kerja? Irene baru saja setelah dirinya selesai ngobrol dengan Shila di ruang tamu, dia bahkan tidak sadar kapan mereka berdua pergi.

"Kenapa di ruang kerja Papa? Kamu ngapain?" tanya Irene datar.

"Papa yang ngajak, beneran deh aku tidak ngapa-ngapain apalagi kerja," balas Jean jujur.

Bukannya Jean takut istri, dia tidak mau dalam hubungan rumah tangga malah diam-diaman saat marah. Bisa-bisa merusak liburan mereka dan dia tidak mau itu terjadi, mending dia berkata jujur dan Irene pun tahu Jean jujur padanya.

"Pa, Irene ngajak Je ke sini untuk bersantai bukan kerja. Jangan ajak Je kerja, Irene tidak suka," kata Irene diangguki Galeno.

Jujur saja Galeno heran dengan sikap Irene yang terlalu protektif terhadap Jean, padahal Galeno saja tidak pernah dilarang Shila untuk bekerja di hari libur bahkan Irene saja tidak pernah memarahi dirinya.

Kenapa Jean malah dilarang? Pasti ada sesuatu yang Jean tidak katakan padanya dan hanya Irene saja yang tahu, dia tidak masalah dan dia suka dengan sifat Irene yang artinya Irene benar-benar mencintai Jean sampai Jean tidak mau kenapa-kenapa.

Irene menarik tangan Jean pelan keluar dari ruang kerja Galeno, dia tidak mau membiarkan Jean lama-lama di sini, bisa-bisa Jean beneran kerja. Tujuan Irene ke kamarnya, Jean yang baru pertama kali melihat kamar Irene sangat takjub.

Wangi parfum khas Irene benar-benar tercium saat mereka masuk, ditambah kamar Irene sangat elegan menurut Jean tidak seperti dirinya yang hanya ada buku dan buku.

"Rene kita ngapain di kamar?" tanya Jean menatap Irene.

"Rebahan saja Je, aku tidak mau kamu di ruang kerja," balas Irene santai.

"Rene, mau buat pesta pernikahan yang mewah?" tanya Jean membuat Irene menatapnya.

Jean bertanya seperti ini karena mereka sudah mencintai satu sama lain, tidak ada salahnya mengadakan pesta ulang. Siapa tahu Irene mau mengundang yang lain? Dia bertanya sudah jelas dia meminta pendapat, jika Irene tidak setuju dirinya tidak akan memaksa karena pesta dinikmati berdua bukan seorang diri.

"Aku tahu uang kamu banyak, namun aku tidak mau pesta lagi. Terpenting kamu milik aku, begitu juga sebaliknya," balas Irene serius.

Jean menerima keputusan Irene, lagipula yang Irene katakan memang benar. Buat apa pesta lagi, mereka sudah memiliki satu sama lain tidak perlu pengakuan lagi dari orang-orang di sekitar asal keluarga mereka tahu dan merestui saja sudah cukup.

Walau begitu, Jean bisa merencanakan honeymoon yang romantis sebagai gantinya namun bukan sekarang juga. Sekarang dia dan Irene benar-benar rebahan, mereka bingung mau ngapain.

Jika Irene membantu Shila di dapur, sudah jelas dilarang terlebih rumah mereka sudah ada pelayan yang membantu Shila berbeda di rumah Jean yang apa-apa harus sendiri. Jean juga bingung, jika dia menemui Galeno sudah jelas Irene akan berpikir kalau dia kerja gara-gara membahas bisnis.

"Tidur Je, aku tahu kamu masih ngantuk apalagi kamu sempat kerja tadi pagi," perintah Irene membuat Jean menatapnya.

Di satu sisi, perkataan Irene memang benar. Jean memang mengantuk dan lelah juga menyetir, namun dia tidak bisa tidur. Irene yang tahu Jean tidak mau tidur, dia menarik pelan tangan Jean membuat jarak mereka semakin dekat. Seperti biasa, Irene akan memeluk dan mengelus kepala Jean supaya Jean bisa tidur dengan nyenyak, tidak lama memang Jean tertidur.

"Kamu lucu seperti bayi, Je," gumam Irene yang tentu saja tidak Jean dengar.

Berhubung Irene tidak ngapa-ngapain, dia memutuskan untuk menemani Jean tidur. Berjam-jam kemudian, saat waktunya makan siang Shila yang melihat kedua anaknya belum ada di ruang makan tentunya dia memutuskan untuk ke kamar Irene dan setibanya dia di sana dia melihat pemandangan yang luar biasa.

Shila melihat Irene dan Jean tidur saling berpelukan, dia senang melihatnya artinya hubungan mereka sangat baik. Dia membiarkan mereka untuk beristirahat, dia kembali ke ruang makan dan memberitahu semua yang dia lihat ke Galeno. Galeno dan Shila akhirnya makan duluan, namun mereka tetap menyisihkan makanan untuk kedua anak mereka.

Satu jam kemudian, Jean bangun lebih dulu. Saat membuka mata, tentunya dia melihat Irene yang ada di depannya. Jarak mereka sangat dekat, dia tidak akan bergerak ke mana-mana dia tidak mau Irene terusik karenanya apalagi dia juga melihat Irene yang lelah. Beberapa menit kemudian, Irene terbangun dan melihat Jean sudah bangun lebih dulu.

"Kenapa tidak bangunkan?" tanya Irene khas baru bangun.

"Kamu nyenyak tidurnya, aku tidak mau ganggu. Yuk turun, kita harus makan siang," balas Jean sekaligus mengajak.

Mereka segera turun ke ruang makan, seandainya tidak ada makanan nanti Jean yang akan memasak. Berhubung ada makanan, mereka makan makanan yang ada di meja makan. Saat mereka melewati ruang tamu, Shila sudah menyuruh mereka makan juga dan mereka berpikir Galeno dan Shila sudah makan siang lebih dulu.

Sehabis makan, mereka bergabung sama orang tua mereka. Berhubung Jean sudah memberitahu Galeno kalau Irene tidak suka bicara apa pun tentang kerjaan, membuat keduanya memilih untuk menikmati apa yang mereka tonton. Intinya seharian ini memang ditujukan untuk Irene bersama keluarganya.

TBC

34. Young MarrigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang