Irene berkata jujur, sebelum Jean datang dan salah paham berpikir mereka asik berpelukan sebenarnya Adrian memeluk dia sebagai pertemanan saja apalagi dia jujur kalau dia sudah menikah membuat Adrian berlapang dada dan memberikan selamat pada dia, lagipula Adrian bukan orang yang memaksa orang lain untuk membalas cintanya.
"Sudah ya, jangan ngambek lagi. Kamu boleh pegang, peluk dan cium aku sepuasnya lagipula kita sudah sah," timpal Irene sekaligus membujuk Jean dibalas anggukan pelan.
Jean tidak mungkin lama kesal sama Irene apalagi Irene orang yang dia cintai, dia tidak mau membuat Irene sedih juga dengan tingkahnya yang ke kanak-kanakan. Setelah masalah mereka kelar, mereka memutuskan untuk pamit pulang.
Setibanya di rumah, Irene langsung membuat makan siang untuk mereka. Jean tentu membantu, Irene hanya melarang dia untuk makan malam jadi makan siang dia bebas mau bantu atau tidak.
Setelah masakan mereka matang, mereka makan dengan tenang dan bersantai di ruang tamu. Hari ini Jean tidak akan kembali ke kantornya, dia mau bersantai sehari saja bersama Irene lagipula dia tidak akan dimarahin juga.
"Kak, lusa ulang tahun perusahaan aku. Apa Kakak mau aku kenalin ke publik? Kalau Kakak ti-" kata Jean terpotong.
"Aku mau," balas Irene cepat.
"Serius Kak?" tanya Jean memastikan.
"Iya sayang, buat apa juga kita tutupin," balas Irene santai diangguki Jean.
Jean senang karena Irene mau diperkenalkan sebagai istrinya di depan publik, dia tidak memaksa juga kalau Irene tidak mau apalagi itu hak Irene juga untuk menolak. Berhubung lusa Irene mau ikut ke acara ulang tahun perusahaannya, dia akan memperkenalkan Irene ke sekretaris dan para karyawannya.
"Tidak balik ke kantor?" tanya Irene menatap Jean heran.
"Tidak Kak, aku mau bersantai saja sama Kakak sehari ini," balas Jean diangguki Irene.
Irene tidak akan memarahi Jean, lagipula bagus kalau Jean bisa santai terlebih Jean termasuk orang yang gila kerja. Jadi Jean memutuskan untuk bersantai, Irene mengiyakan saja. Selama tidak merugikan siapa pun, Irene setuju.
2 hari telah berlalu, Jean dan Irene sudah tiba di gedung tempat Jean merayakan ulang tahun perusahaannya. Banyak media dan pengusaha yang datang termasuk orang tua mereka, hari ini juga Jean akan memperkenalkan Irene ke semua orang.
Tidak mungkin media melewatkan acara ini, siapa yang tidak mau meliput Jean si pembisnis muda yang mampu mempekerjakan jutaan orang di usianya yang masih muda. Saat acara sambutan, Jean dipersilakan naik untuk memberikan sepatah dua kata.
Di saat itu juga Jean mengundang Irene untuk naik ke atas panggung, hal ini membuat tanda tanya bagi mereka yang datang. Mereka tahu Irene anak dari pembisnis yang kaya raya dan sahabatan dengan orang tua Jean, namun mereka tidak tahu maksud dari Jean mengundang Irene untuk naik.
"Malam ini, selain acara ulang tahun perusahaan saya. Saya ingin memperkenalkan istri saya, Irene Samuel. Hanya dia satu-satunya orang yang saya cinta, untuk pernikahan kita memang tertutup," ungkap Jean sambil merangkul Irene.
Semua yang datang tentu saja kaget, mereka tidak menyangka kalau Jean sudah menikah di usianya yang masih terbilang muda. Mereka yang tadinya mau menjodohkan anak mereka sama Jean menjadi batal, mereka tidak masalah juga apalagi Irene sangat cantik dan dewasa jadi cocok dengan Jean yang sama cantiknya namun masih ke kanak-kanakan.
Setelah sambutan berakhir, Jean dan Irene turun. Jean mengajak Irene keliling untuk berkenalan dengan petinggi dan karyawan sekaligus sekretarisnya. Berhubung banyak kolega yang datang, membuat Jean menitipkan Irene pada Nayla yang merupakan sekretarisnya di kantor.
"Apa Je seperti ini tingkahnya di kantor?" tanya Irene yang melihat tingkah Jean tidak menunjukkan kewibawaannya sebagai atasan.
"Iya Nona, Nona Je sangat ramah bahkan bisa seperti anak kecil apalagi Nona Je lebih muda dibanding kami namun masalah kerjaan Nona Je selalu tegas," balas Nayla jujur.
"Nona sangat beruntung, diantara semua orang yang mengejar Nona Je hanya Nona yang dipilih," timpal Nayla membuat Irene senang mendengarnya.
"Makasih pujiannya, Je memang sempurna dan aku beruntung memilikinya," balas Irene tulus.
"Apa Nona mau kerja sebagai sekretaris Nona Je? Kebetulan Nona Je membutuhkan sekretaris," tanya Nayla membuat Irene menatapnya heran.
"Bukannya Kakak sekretarisnya?" tanya Irene balik bukannya menjawab pertanyaan Nayla lebih dulu.
"Sejujurnya bukan Nona," balas Nayla jujur.
Nayla ditunjuk Sean untuk menjadi sekretaris sementara Jean dan Jean tidak bisa membantah karena perintah langsung dari Sean, kenapa Sean memberikan Jean sekretaris padahal dia tidak mau?
Karena Jean terkenal pekerja keras, sampai-sampai dia masuk rumah sakit sebulan sekali saking kelelahan makanya Sean meminta Nayla menjadi sekretarisnya. Kenapa Jean tidak mau memiliki sekretaris? Jawaban sederhana.
Jean selalu berpikir ke depan, di tidak mau calon istrinya nanti cemburu melihat dia terus berinteraksi dengan sekretaris di kantor setiap hari sedangkan waktu untuk calon istrinya hanya terbatas.
"Aku mau saja Kak, sayangnya Je pasti menolak," kata Irene jujur.
Nayla mengangguk, dia sudah lama bekerja dengan Jean jadi dia tahu gimana sifatnya. Apa yang Irene katakan memang benar, walau usia Jean tergolong muda namun soal tanggung jawab tidak perlu diragukan lagi.
Jean selalu membiarkan istrinya bersantai dan bersenang-senang tanpa beban sama pekerjaan, bukannya dia tidak percaya kalau Irene mampu hanya saja dia mau Irene fokus pada hal yang Irene sukai bukan memaksakan diri membantu dia, selama dia bisa membiayai Irene untuk apa Irene harus bersusah payah bekerja.
"Kak Nay, aku sama istriku balik ke tempat kami ya soalnya istriku belum makan," kata Jean setelah dirinya berada di dekat mereka.
"Baik Nona," balas Nayla mempersilakan.
Jean merangkul Irene menuju meja khusus keluarga, di sana orang tua mereka sudah menunggu makanya dia mengajak Irene untuk makan juga terlebih Irene belum makan dan dia tidak mau Irene sakit sehabis pesta ulang tahun perusahaannya.
"Kak, mau aku ambilkan?" tanya Jean lembut.
"Tidak perlu Je, aku bisa ambil sendiri," tolak Irene halus diangguki Jean.
Jean dan Irene mengambil makanan masing-masing lalu mereka makan dengan tenang, sehabis mereka makan, mereka menikmati acara sampai mereka akhirnya pulang ke rumah. Untuk pulang, tentu saja Jean dan Irene berpisah dari orang tua mereka.
Setibanya di rumah, Jean menyuruh Irene untuk mandi lebih dulu. Irene setuju dan dia menekankan kalau Jean tidak boleh keluar dari kamar atau dirinya akan marah, Jean mengiyakan saja. Jean tahu kenapa Irene seperti ini, Irene takut dirinya bekerja di saat Irene mandi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
34. Young Marrige
Short StoryBudayakan membaca sebelum lanjut! Cerita ini GxG (Girl x Girl) Kalau kalian tidak suka atau trauma (phobia) atau masih bocah sebaiknya mingat dari sini, jangan asal main report saja! Karena kalian yang salah masih terus baca, sudah tahu ada peringat...