"𝘈𝘬𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘴𝘪𝘮𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘪𝘻𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯"
................................................................................................................................................................................................................
"Kamu ga ada kelas Dik?" tanya Jisoo sambil ia menulis sesuatu di bukunya.
"Ga ada, jadi boleh kan nemenin" jawab Randika, Jisoo berpikir sebentar.
"gapapa sih biar ada temen, bolehin aja lah" batin Jisoo.
"Boleh, asal jangan banyak tingkah" ucap Jisoo, Randika tersenyum senang.
"Ay ay capten!"
Beberapa menit setelah obrolan kecil tadi, ada seseorang mengetuk pintu ruangan milik Jisoo.
"Masuk saja" ucap Jisoo dari dalam, orang itu masuk dan membungkuk kan badannya.
Jisoo berdiri dari tempat duduknya, "hum, yang mana ya?" tanya Jisoo.
"sebentar ka dia malu" jawab Orang itu mari kita sebut dia Kirana. Jisoo hanya mengangguk, tak lama temannya Kirana yang akan diperiksa Jisoo datang.
"Silahkan duduk" ucap Jisoo mempersilahkan Vira (teman Kirana) duduk.
"Dika sini" ucap Jisoo lagi menyuruh Randika dibelakangnya, Randika menurut dan hanya memperhatikan Jisoo menangani pasien nya itu.
"coba ceritakan masalahnya apa?" tanya Jisoo, Vira masih menunduk tak berani menatap Jisoo, ia sangat gugup Kirana membisik kan sesuatu.
"ceritakan jangan takut, aku akan tunggu diluar" bisik Kirana.
"Hey lihat sini, jangan takut cerita saja aman" ucap Jisoo lagi dengan senyuman manisnya. Vira dengan ragu ragu untuk menatap Jisoo.
"Jangan takut, ah atau kau takut dengan si hidung Pinokio ini?" tanya Jisoo ia sedikit meledek Randika yang berada dibelakangnya.
"aku diem loh" ucap Randika, Jisoo hanya tertawa pelan.
"hanya bercanda sayang, jangan marah" ucap Jisoo.
Setelah 5 menit menunggu, akhirnya Vira mau bercerita.
Jisoo pendengar yang baik, ia masih setia mendengarkan curhatan pasiennya itu. Di belakang Randika juga masih setia menatap Jisoo, diotaknya masih berputar ucapan Jisoo tadi yang memanggilnya Sayang.
"Cantik" ucap Randika pelan.
Sekitaran 20 menit Vira selesai bercerita.
"Baiklah, sekarang kau isi test ini oke" ucap Jisoo ia membuka buku dan mengambil kertas test itu.
"saran dari ku, tidak ada salah nya kau melawan itu demi kebaikan mu dan seharusnya prilaku orang tua mu harus dilaporkan kau menerima kekerasan entah itu fisik atau seksual, jangan takut" ucap Jisoo menyarankan Vira.
"ga bisa ka" ucap Vira pelan.
"kenapa hm?" tanya Jisoo.
"hah, jangan takut cobalah untuk berani semua wanita tidak boleh lemah." Ucap Jisoo kembali mencoba meyakinkan Vira.
Selesai dengan Vira, Jisoo menyenderkan dirinya.
Randika menghampiri Jisoo dan mengelus rambut cantik Jisoo dengan lembut.
"Lelah Soo?" tanya Randika, Jisoo hanya mengangguk.
"Kau baik sekali" ucap Randika ia memuji Jisoo.
"tidak juga, tapi terkadang aku juga butuh tempat cerita" ucap Jisoo ia memejamkan matanya.
"Ada bang Juna,yang lain juga dan mungkin kau juga sekarang boleh bercerita denganku" ucap Randika ia menawarkan kan dirinya untuk menjadi tempat cerita Jisoo.
"Kalau tidak keberatan boleh saja, asalkan cerita ku tidak boleh bocor" ucap Jisoo ia menerima tawaran Randika.
Randika tertawa pelan "tenang saja aman aku akan menjadi psikolog pribadi mu cantik" ucap Randika.
"Dik, sini duduk" ucap Jisoo ia menyuruh Randika untuk duduk disebelahnya, Randika menurut.
"Kenapa hm?" tanya Randika.
"tidak, aku hanya bingung" jawab Jisoo ia menatap Randika.
"bingung, kenapa memangnya?" tanya Randika lagi.
"huh, entahlah perasaan ku sering kali begini" jawab Jisoo sedikit lesuh.
"Aku disini dan akan tetap berada disisimu, dan lagi izin aku untu memiliki mu secara perlahan" ucap Randika.
________________________________________________________________________________________________________________
𝙃𝙖𝙡𝙤𝙬𝙬𝙬 𝙖𝙥𝙖 𝙠𝙖𝙗𝙖𝙧𝙧𝙧?. 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG || Terbit✅
Teen FictionSUDAH TERBIT ⚠️ TERSEDIA DI TOKO OREN YA⚠️⚠️ Folow sebelum membaca!! "Dik, kalo kamu nanti liat bintang yang palinggggg bersinar, itu aku" Jisoo Narenda Putri. Gadis yang memulai kisah cinta nya namun ia harus berpisah dengan orang yang ia cintai...