~10 : Kabar bahagia

267 42 1
                                    

Sebulan sudah berlalu, dan [name] masih belum juga mau bangun dari tidur panjangnya.

Tapi tak apa, BoBoiBoy tetap setia menunggu isterinya untuk sadar. Baik banget suami kalian ekhem!

Seperti biasa, sebelum ke kantor, BoBoiBoy akan mampir ke rumah sakit untuk melihat kondisi [name] dulu. Memastikan isterinya itu baik-baik saja.

Ia berjalan di koridor rumah sakit itu dengan santai. Di tangannya terdapat setangkai mawar merah yang nantinya akan di taruh di pot bunga kecil yang ada di meja samping kasur [name]

"Halo mas."

BoBoiBoy menoleh ke asal suara. Senyum ramah terlakar di wajahnya saat melihat wanita yang sedikit berusia itu.

Dia dokter wanita yang sudah berhasil menyelamatkan [name] sebulan yang lalu.

"Halo juga bu dokter." Sahutnya sopan.

Dokter itu tersenyum.
"Mau liat mbak [name] ya?"

"Iya. Kayak biasa."

Dokter itu mengangguk kecil.

"Oh. Ya udah. Saya mau lanjut kerja dulu. Permisi."

BoBoiBoy hanya melambai kecil lalu kembali berjalan ke arah kamar rawat [name]

Setelah sampai, BoBoiBoy memutar kenok pintu itu lalu masuk ke dalam.

"Halo sayangnya Oboy. Oboy dateng nih." Ujarnya sembari menghampiri kasur [name]

Ia menaruh bunga mawar itu ke dalam pot bunga di meja samping kasur [name]

"Sayang." Panggilnya lembut. Ia melabuh duduk di kursi.

Ia memegang perlahan tangan isterinya yang sedikit dingin itu. Tangan itu di kecup dengan lembut.

"Aku kangen...." Lirihnya.

BoBoiBoy mendekatkan wajahnya pada wajah [name]. Pandangannya jatuh pada bibir merah isterinya yang terlihat sedikit pucat dan kering.

"Oboy mau cium kamu boleh nggak, hmm?" Tanyanya sendirian.

Ia terdiam seketika. Matanya masih setia menatap setiap inci wajah pujaan hatinya itu. Selang beberapa saat, BoBoiBoy kembali berbicara.

"Tapi bibir kamu kering, sayang. Hmm. Sini Oboy pakein lipbalm dulu, ok?."

BoBoiBoy mengambil tas kecil yang ada di atas meja lalu membukanya. Sebotol lipbalm kecil diambil dari tas tersebut.

"Baiklah." BoBoiBoy membuka tutup lipbalm itu lalu mendekatkan benda itu pada bibir [name]

Jarinya membukakan kecil mulut isterinya. Kemudian ia mulai mengoleskan krim itu pada bibir [name] dengan hati-hati.

"Nah. Selesai." Ucapnya setelah selesai menaruh lipbalm pada bibir merah itu. Ia tersenyum.

"Kan tambah cantik."

BoBoiBoy mencubit perlahan pipi [name]. Ia dengan lembut mulai menempelkan bibirnya dengan bibir sang isteri. Sempat ia memberikan lumatan kecil dalam ciuman itu.

BoBoiBoy merasa sedikit hampa, karena ciumannya tidak dibalas. Ia melepaskan ciuman itu perlahan.

"Hehe. Nggapapa. Nanti kalau kamu sudah sadar, Oboy lakuin lagi, ya." Ujarnya sambil tersenyum tipis.

Ia bangun dari kursi.
"Oboy mau berangkat kerja dulu. Nanti siang Oboy ke sini lagi. Ok."

BoBoiBoy mengelus kepala [name] dengan lembut. Ia sempat mengecup kening isterinya sebelum keluar dari kamar tersebut, untuk pergi bekerja di kantornya.

_______________

"Bagaimana keadaan isteri lo, BoBoiBoy?"

BoBoiBoy menaruh pulpennya di atas meja kerjanya. Wajah sahabatnya dipandang.

"Ya gitulah. Masih belum sadar." Jelasnya singkat.

Gopal hanya mengangguk sembari mengunyah roti miliknya.

"Oh."

BoBoiBoy kembali melanjutkan pekerjaannya. Gopal juga kembali fokus pada makanannya.

Suasana di dalam ruangan itu menjadi hening beberapa saat.

"BoBoiBoy." Panggil Gopal setelah lama terdiam.

"Apa?"

Gopal tersenyum jahil. Satu ide nakal terlintas di otaknya.

"Lo nggak bosan kah?" Tanyanya.

BoBoiBoy melirik Gopal sembari menautkan alisnya bingung.
"Bosan karena apa?"

Gopal melebarkan senyumannya sebelum menjawab.

"Bosan nungguin isteri lo yang masih nggak mau siuman itu. Sudah satu bulan, lo."

"Terus?"

"Mending lo cari yang baru aja."

"Apa lo bilang!?" Tanya BoBoiBoy sembari mengambil beberapa berkas di samping mejanya. Berniat melempar benda itu pada wajah sahabatnya.

"Ahahaha. Santai bro." Gopal mengangkat ke dua belah tangannya.

BoBoiBoy menaruh kembali berkas-berkas itu di tempat asalnya. Ia mendengus kesal.

"Mulut anda terlalu lancang, Tuan jomblo." Ujarnya dengan nada menyindir.

"Ckh. Diam lo. Gua masih nyari cewek, nih."

"Emangnya ada cewek yang mau hidup bareng lo?" Tanya BoBoiBoy santai.

Gopal sudah memamerkan riak masam di wajahnya..

BoBoiBoy ketawa kecil. Bahu sahabatnya ditepuk perlahan.

"Hahaha. Gua cuma canda."

"Candanya nggak lucu, BoBoiBoy."

"Iya iya maap."

"..."

"...Gopal."

Gopal hanya melirik sekilas. Ia sempat mengambil sebiji coklat yang ada di atas meja.

"Nanti mau ikut liat [name] nggak?"

"Boleh a..."

Ucapan Gopal terhenti, tatkala tiba-tiba hp BoBoiBoy berdering. BoBoiBoy langsung mengangkat telpon itu.

"Halo. Ini siapa?" Tanyanya setelah memposisikan hp itu pada telinganya.

"Halo. Kami dari pihak rumah sakit. Ini tuan BoBoiBoy, kan?" "

"Ah iya. Ada apa?" Tanya BoBoiBoy lagi.

"Gini. Bisa anda datang ke sini sekarang? Isteri anda sudah siuman." Jelas orang itu.

BoBoiBoy terdiam seketika, mencoba memproses kata-kata orang itu. Senyum bahagia mulai terlakar di wajah tampannya.

"B baiklah. S saya akan kesana."

BoBoiBoy mematikan panggilan tersebut. Ia langsung membereskan tas kerjanya.

"Lo mau ke mana?" Tanya Gopal hairan.

"Isteri gua sudah siuman. Gua mau ke rumah sakit dulu." Sahut BoBoiBoy riang.

Gopal hanya tersenyum.
"Wah."

"Mau ikut?"

"Eh. Nggak deh. Gua mau pulang. Ortu gua manggil."

"Oh. Baiklah."

BoBoiBoy memikul tasnya lalu keluar dari ruangan itu meninggalkan Gopal sendirian.

"Nggak sabar banget mau ketemu [name]"

__________

Hai haiiii!

Aku update lagiii!!

Aku merasa cerita ini semakin hambar. Menurut kalian gimana?

Jawab di komen ya.

Maaf jika chapter ini pendek.

Baiklah

Sea you

owner of my heartWhere stories live. Discover now