part 9

118 12 3
                                    

Calum's POV

Aku memutuskan sambungan telfon ku dengan Luke setelah merencanakan sesuatu sekitar 10 menit untuknya. Aku tidak tahan kalau harus diam-diaman seperti ini terus. Ini sudah 3 hari semenjak kejadian itu dan dia masih tidak mau bicara denganku. Bahkan menatap mataku saja enggan.

Kuberhentikan mobilku di depan kediaman keluarga Hemmings untuk bertemu dengan sahabatku. Entahlah aku merasa aku paling bisa percaya dengan Luke sehingga aku merencanakan semuanya bersama Luke. Selain itu, Luke juga sepertinya dekat dengan Clairine dan menganggap Clairine seperti adiknya sendiri.

"Hey mate." Ucapku saat memasuki kamar Luke. Cukup rapi untuk ukuran seorang pria. "Hey." Balasnya lemas.
Aku mengerutkan dahi ku bingung. Kenapa dia? Memang sih sejak ditelfon saat aku membicarakan rencanaku dia lemas. Mungkin dia ada masalah atau dia sedang sakit, mungkin.

"Kau kenapa?" Luke menoleh ke arahku. "Memangnya aku kenapa?" Ucapnya sambil tersenyum konyol. Tipikal Luke, selalu menanggung semua masalah sendirian.

"Kau bisa bercerita padaku apapun dan kapanpun kalau kau mau." Ujarku sambil menepuk pundaknya. "Kita berangkat sekarang?" Tanyaku. Luke mengangguk.

Sesampainya di taman aku langsung menempatkan diriku di tempat yang sudah kami rencanakan. Luke berada di atas pohon tempatku menunggu Clairine. Tak lama kemudian gadis yang kutunggu datang. Menggunakan dress hitam dan jaket kulit hitamnya. Rambutnya dibiarkan terurai berkibar tertiup angin. Astaga dia benar-benar cantik.

Matanya menangkapku yang sedang mengamatinya. Raut wajahnya terlihat kaget. Kuharap dia tidak lari melihatku. Sial, Clairine membalikkan badannya begitu melihatku. Segitu bencinya kah dia?
Aku melangkahkan kakiku mengejarnya. Dengan sigap kutahan lengan nya seperti kejadian di kebun binatang 3 hari lalu.

"Apa mau mu?" Ucapnya ketus menghadapku. Aku tertunduk. "Aku hanya ingin berbaikan. Tak apa kau tak membalas perasaanku tapi aku hanya tidak ingin kita seperti ini."

Clairine menatapku masih dengan tatapan kesalnya, namun tak lama berubah menjadi tatapan lembut. Sungguh aku tak mengerti jalan pikir gadis ini. "Baiklah. Tapi ada satu syarat." Ucapnya membuatku menatapnya bingung. Apa syaratnya?

"Kau harus mau menjadi pacar Ashley." Ucapannya seolah mencongkel mataku keluar. Tangannya menggenggam tanganku. Aku tidak bisa memaksakan perasaanku. Tapi aku juga tidak bisa berjauhan dengan Clairine. "Aku tidak bisa."

"Yasudah kalau tidak bisa. Kita tidak akan berbaikan." Ucapnya seraya melepas genggamanku dan beranjak pergi.

Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kupilih? Mengapa sih jadi serumit ini?! Clairine sungguh keras kepala. Tapi aku tidak bisa berjauhan dengannya. Fuck!
Kulangkahkan kakiku menyusul Clairine yang sudah berjalan keluar taman. "Clairine tunggu!"

Ia membalikkan badannya lalu menaikkan sebelah alisnya. "Baiklah aku mau." Ucapku menunduk terpaksa. Kulihat dari sorot mataku, Clairine sedang tersenyum. Ah senyumannya membuatku ingin tersenyum juga. "Tapi kau harus janji kita tidak boleh bermusuhan lagi. Promise?" Lanjutku.

"Promise." Balasnya sambil mengaitkan jari kelingkingnya kepadaku.

"Baiklah sekarang kita jemput Luke." Ucapku menggandeng tangannya.

"Luke?" tanyanya sambil mengerutkan dahi. Aku mengangguk.

Ku gandeng Clairine menuju tempat dimana Luke bersembunyi. Menurutku dia bodoh. Mengapa harus sembunyi di atas pohon?

"Hey Luke turunlah!" Teriakku dari bawah pohon. Luke menoleh lalu nyengir begitu melihat Clairine. "Hai Clair." Ucapnya.

****

Luke's POV

Perlahan-lahan kupijakkan kakiku untuk menuruni pohon sialan ini. Kalau bukan demi Clairine aku tak akan pernah mau melakukannya. Asal melihatnya tersenyum aku pasti juga tersenyum. Kutempatkan tubuhku tepat di depan Clairine dan Calum. Mataku terpaku pada jari mereka yang bertautan. Apa mereka ja- ah aku tak sanggup melanjutkannya. "Apa kalian ja-um maksudku sudah berbaikkan?" Ucapku gugup.

Clairine tersenyum lalu mengangguk. Baru saja aku mau menyahut responnya tapi mulutnya terbuka. "Percayalah kami tidak jadian." Ucapnya membuatku mengangguk lega. Kulihat Calum yang menundukkan kepalanya.

"Tapi sebentar lagi Calum yang jadian." Lanjut Clairine membuat Calum dan aku mendongak. Dengan siapa? Calum tidak menyukai Clairine lagi? Yes!

"Oh ya? dengan siapa?" Tanyaku penasaran.

"Aku tidak bisa, Clair. Kau ini menyebalkan" Ujar Calum terlihat kesal. Clairine menatapnya tajam.

"Remember your promise, Mr. Hood." Ucapnya sambil mengarahkan telunjukknya kedepan muka Calum.

Oh aku tau apa yang terjadi.
"Let me guess. Clairine pasti memaksamu untuk jadian dengan Ashley kan Cal?" Tanyaku kepada Calum yang hanya memutar mata.

Aku terkekeh melihat ekspresi Calum yang kesal sedangkan ekspresi Clairine yang terlihat senang. Hahaha poor Calum. "Kau pintar, princess." Ucapku sambil mengacak pelan rambut Clairine lalu mencubit hidungnya.

"I hate you, Luke." Ucapnya sambil mencubit tanganku yang mencubit di hidungnya. Sudahkah kalian tau Clairine tidak suka dicubit hidungnya? Kalau sudah ya aku hanya memberikan informasi lagi. Dan aku sangat suka ekspresinya ketika kesal jika dicubit. Dia menggemaskan.

****

Broken Trust  • chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang