part 12

97 10 1
                                    

Aku mengamati Clairine saat tidur. Tidak dengan Luke atau Michael, kali ini aku sendiri karna mereka pergi mencari makanan. Ini sudah jam 9 pagi dan dia belum bangun. Tidak heran, selama ini Clairine memang selalu bangun jam 9 keatas.

Aku mengamati wajahnya yang tenang dan damai. Kantung matanya terlihat karna bekas menangis dan begadang denganku semalam. Iya, semalam aku mengajaknya menonton film bersama Luke dan Michael untuk menghiburnya. Sampai ia tertidur barulah kami ikut tidur. Luke dan Michael sangat menyayangi Clairine. Itu terlihat bagaimana mereka rela melakukan apapun demi Clairine.

Kulihat mata Clairine perlahan bergerak. Kurasa ia akan bangun.
"Morning, princess."

Ia membuka matanya lalu menatapku dengan tatapan polos bangun tidurnya. "Mengamatiku lagi, huh?" Ucapnya dengan suara bangun tidur. Astagaaa dia menggemaskan sekali. Entah berapa kali aku sudah mengatakan itu tapi dia memang benar-benar menggemaskan.

"Hehehe tentu saja. Siapa lagi yang ku amati? Guling?" Ucapku.

Clairine duduk dengan mata yang setengah terbuka. Kurasa ia masih mengantuk. "Tentu saja kau bisa mengamati Ashley."

Aku memutar mataku. "You know that i don't like her." Ucapku sambil duduk di sampingnya.

Ia membuka matanya lebar lebar kali ini. "You have to." Untuk kedua kalinya aku memutar mataku pagi ini saat mendengar omongannya. Ia keras kepala. "Whatever." Ucapku mengalah.

Setelah itu aku turun ke bawah untuk menonton tv sementara Clairine bersiap-siap. Entah apa yang akan kulakukan hari ini. Aku harus cari cara agar menghindari rencana kedua Clairine untuk mendekatkan ku kepada Ashley.

Tak lama kudengar suara rauman mesin mobil. Kurasa itu Luke dan Michael. Benar saja, pintu terbuka menampakkan laki-laki berambut merah dan blonde. Tapi....... sial. Mereka bersama Ashley. Aku terlambat untuk menghindar.

"Hai, Calum." Sapa Ashley kepadaku. Aku hanya tersenyum padanya. Kulirik Michael dan Luke yang menyembunyikan tawanya. Sial.

"Hai guys! Wow!" Sapa Clairine saat menuruni tangga lalu melihatku dan Ashley duduk bersebelahan. Aku hanya memutar mata. "So? Kencan kalian berjalan dengan baik, huh?" Tanyanya.

Aku lagi-lagi memutar mata dan Ashley tertunduk malu. Astaga dia ini mudah sekali sih dibuat blushing. "Cepatlah pergi ke meja makan lalu makan makananmu, Clair." Ucapku mengabaikan pertanyaannya. Ia mengendus pasrah memutar matanya lalu berjalan gontai ke arah meja makan bersama Luke dan Michael.

Disinilah aku sekarang. Di kebun binatang yang waktu itu kami kunjungi bersama yang lain. Bedanya ini sekarang hanya aku dan Ashley. Entah untuk apa Ashley mengajakku kesini. Untuk memflashback temannya lagi mungkin?

"Kau suka ke kebun binatang ya?" Tanyaku kepada perempuan berambut brunette disebelahku ini.

"Tidak juga. Hanya saja dulu aku dan temanku sering kesini." Betulkan? Dia memflashback temannya.

"Kalau boleh tau nama temanmu itu siapa sih?" Tanyaku penasaran. Ia memang tidak pernah menyebutkan nama temannya.

Ashley terdiam. "Cal! Kita ke photo box disana yuk!" Ucapnya menunjuk tempat photo box yang biasa digunakan sepasang kekasih untuk berfoto. Andaikan saja aku bersama Clairine kesini pasti aku akan mengajaknya foto disitu. "Ayo Cal!"

Dia berlari menuju tempat photo box menyisakan ku yang ikut mengejarnya. Duh larinya cepat sekali sih.

"Hei pelan-pelan."

"Duh larimu cepat sekali sih."

"Clairine, stop!"

Dia menghentikan langkahnya. Lalu membalikkan badannya menghadapku. Ini Ashley. Bukan Clairine. Astaga aku salah menyebut nama. Aku harus bagaimana? Calum bodoh!

Bagaimana kalau Ashley curiga? Bagaimana kalau Ashley tau semuanya? Bagaimana kalau Ashley menjauh dari Clairine? Bagaimana kalau mereka bermusuhan karena ku? Kau bodoh Cal.

"Clairine?" Tanyanya dengan tampang bingung. Aku terdiam kikuk bingung untuk menjawab apa.

"Maaf, a-aku hanya teringat Clairine yang sedang sendirian di rumah karna Michael dan Luke sedang pergi. Ya sendiri. Kau tau kan Clairine sudah kuanggap seperti um- adikku sendiri." Ucapku bohong. Ia menatapku dengan wajah datar. Semoga saja ia percaya.

"Baiklah. Ayo kita kesana!" Ucapnya menarik tanganku.

Kami memilih 4 kali foto. Gaya pertama kami berdua sama sama tersenyum menghadap kamera. Kedua Clairine um- maksudku Ashley melirikku sedangkan aku melirik ke arah lain. Sekarang gaya ketiga dan kami bingung harus bagaimana.

"Bagaimana gayanya?" Tanya Ashley. Aku hanya mengidikkan bahu. Tiba-tiba....

CUP!

Ashley mencium pipiku lalu menekan tombol potretnya. Kuulangi. Ashley mencium pipiku. Apakah gadis ini sudah gila?

Aku menatapnya kaget sedangkan dia tidak memerdulikan tatapanku. Astaga dia benar-benar gila.

"Apakah kau sudah gila, Ash? kita bahkan belum pacaran dan kau mencium pipiku? Bahkan aku pun tidak pernah bilang aku menyukaimu. Bagaimana bisa? Ak-"

CUP!

Lagi-lagi Ashley memberiku kecupan. Kali ini berbeda dengan yang tadi. Ia mengecupku di bibir lalu menekan tombol pemotret.

"WTF, Ashley?" Teriakku tak percaya.

Ia menundukkan kepalanya. "I'm sorry, Cal. Aku hanya um- aku.." Ucapnya terbata-bata. Astaga aku sudah muak.

"Lupakan saja." Ucapku lalu pergi keluar dari photo box. Aku bingung dengan jalan pikiran Ashley. Apa yang sebenarnya ia pikirkan? Apakah menurutnya mengecup bibir seseorang itu main-main? Kalau iya berarti ia salah menciumku. Aku bukan tipe orang seperti itu.

****

Broken Trust  • chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang