part 4

124 15 5
                                    

Clairine's POV

"Hey, Clair. Kau kenapa?" Tanya Ashton membuyarkan lamunanku.

Aku hanya mengidikkan bahuku untuk menjawab pertanyaannya. Kutundukkan kepalaku lalu kembali bermain dengan pikiranku. Sungguh, libur musim panas ini membuatku bosan. Tidak ada yang kukerjakan. Setiap hari aku bangun pukul 10 lalu entah apa yang kulakukan selanjutnya.
Aku benar-benar bosan.

"Clair, apa kau mau ikut? aku dan yang lain akan kerumah Michael hari ini. Ibunya mengadakan pesta kebun untuk kita. Kau bisa mengajak Ashley jika kau mau."

Aku memikirkan perkataan Ashton. Ah daripada bosan lebih baik aku ikut saja. "Baiklah, Ash. Aku ganti baju dulu. Kau hubungi Ashley ya!"

Ripped jeans dan kaos nirvana menjadi outfit ku hari ini. Tak lupa kukenakan converse dengan warna kebangsaanku. Apalagi kalau bukan hitam. I love black.

"Lets go!!" Aku menarik lengan Ashton agar dia bergegas. Aku sudah jenuh dirumah, kau tau.

"Oh ya, Clair, tadi Ashley mengatakan ia tidak bisa datang karna adiknya sedang sakit. Dan ia menitipkan salam kepada Calum. Hahahaa anak itu benar-benar jatuh cinta pada si asian." Ujar Ashton sambil mengemudikan setir di depannya.

"Ya begitulah. Dia tergila gila dengan Calum. Aku hampir mati jika mendengarkannya mengoceh tentang apa saja yang mereka bicarakan di sms. She's like 'OH MY GOSH! Calum mengucapkan goodnight menggunakan huruf x diakhirnya.' 'Astaga kau harus tau bahwa calum memanggilku beautiful' 'Ya Tuhan Calum sangat menggemaskan'" Balasku sambil menirukan cara Ashley berbicara mengenai Calum dan itu sangat-sangat sukses membuat Ashton tertawa hingga wajahnya memerah.

Well, Calum dan Ashley memang semakin dekat semenjak kami berada pantai waktu itu. Ternyata mereka bertukar nomor dan berakhir seperti ini. Namun entahlah mereka belum juga mengatakan kata 'jadian' dan itu membuatku gemas.

"She is your bestfriend, Clair."

"Hahaha i know, Ash. And i looooove her so fucking much." Jawabku dengan wajah (sok) polos seperti anak kecil. Dan itu lagi-lagi sukses membuat Ashton tertawa. Aku sangat suka mendengar tawa nya.

Tak lama kemudian kami menginjakkan kaki di kediaman keluarga Clifford. Sudah ada Calum dan yang lain disana. Mereka terlihat tertawa. Bahkan ibu dan ayah Calum ikut bercanda bersama mereka. I wish that was my family. Ha-ha.

"Hei dear, come here." Sapa Mrs. Clifford kepadaku. Aku jadi merindukan mom. Seharusnya aku bersama nya sekarang. Seharusnya kami bertiga sedang bersama-sama di ruang makan sambil menyantap pancake mapple dan menyerput kopi panas. Tapi nampaknya itu tak akan terjadi..

Aku menempatkan diriku disebelah Mrs. Clifford. Dia memperlakukan ku seperti putri nya sendiri. Aku merasa hangat disini. Selang berapa menit kemudian, Mrs. Clifford pamit karna harus menghadiri pertemuan dengan beberapa klien bersama Mr. Clifford. Aku merasa salut dengan mereka. Meskipun sibuk, mereka memanfaatkan waktu luang untuk menghabiskannya bersama Michael. Aku iri dengannya.

"Hei, Clair. Kau banyak melamun hari ini." Aku menampar kesadaranku kembali ke dunia nyata. Kutolehkan kepalaku dan mendapatkan Calum disana. "Hai, Cal." balasku diakhiri dengan senyum.

"Kau kenapa? Kau melamun daritadi." Ucap Calum sambil menatap kedalam kataku. Mata gelapnya seolah memancingku untuk menatapnya. Sial, mata gelapnya menang kali ini. Kutatap balik mata Calum namun aku masih diam. Mata gelapnya indah juga. Aku mengamati matanya beberapa saat, setelahnya aku menelusuri lekuk wajahnya. Ternyata ia tampan juga. Senyumnya manis. Eh? Apa yang kupikirkan?

Ingat Clairine sahabatmu menyukai Calum. Kau harus menjaga perasaannya.

Yayaya aku tahu. Aku hanya memperhatikannya apakah itu salah? Dasar pemikiran sialan.

"Hah? uh hm.. Aku tak apa hanya lelah." Ucapku kembali tersadar akan pemikiran sialan tadi. Cepat-cepat kubuang pandanganku tak lagi menatapnya. Sial sial sial mengapa aku bisa terpancing dengan matanya. Kau bodoh Clair. Untung saja tak ada Ashley disini.

"Kau tau Clair? kau bisa curhat kepadaku kapan pun kau mau. Kau punya nomorku bukan? hubungi saja aku." Tawar nya disambut senyum manis diakhirnya. Astaga laki-laki ini..

"Oh ya tentu saja."

Aku mengakhiri percakapanku bersama Calum dengan cara berlari ke arah Ashton, Luke dan Michael yang sedang bermain-main dengan gitar dan secarik kertas serta sebuah pulpen. Entah apa yang mereka lakukan. Aku tertarik menghampirinya.

"Hei apa yang kalian lakukan?" Tanyaku lalu bergambung dengan mereka.

"Luke membuat lagu." Jawab Michael. "Kau harus mendengarkannya." Lanjutnya.

Entah kenapa aku tersenyum mendengarnya. Aku penasaran dengan lagu yang dibuatnya.

"Astaga Mike aku merasa aneh dengan lagu ini. Kurasa ini sangat-sangat jelek, dude." Ujar Luke dengan wajah kesalnya. Kurasa sendaritadi Michael memaksa untuk menyanyikannya.

"Oh ayolah, Luke. Lagumu luar biasa. Dan kali ini aku tidak bohong. Aku berani bersumpah." Papar Michael sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

"Aw, i love you, Michael my kitten" Ujar Luke sambil mencium pipi Michael dengan cepat. Ew!

"Ew! kalian sungguh menjijikan. Cepat nyanyikan, Luke. Aku penasaran." Kataku semangat.

Luke mulai memetik gitarnya lalu kemudian membuka suaranya.

You call me up,
It's like a broken record
Saying that your heart hurts
That you never get over him getting over you.
And you end up crying
And I end up lying,
'Cause I'm just a sucker for anything that you do.

And when the phone call finally ends,
You say, "Thanks for being a friend,"
And we're going in circles again and again

I dedicate this song to you,
The one who never sees the truth,
That I can take away your hurt, heartbreak girl.

"Finish! Aku baru menulisnya sampai disitu." Ujar Luke saat selesai menyanyikan lagunya. Sial, Suaranya indah sekali! Aku semakin jatuh cinta kepadanya.

"It's AMAZING, Lukey!" Ujarku bangga kepadaku. Eits sebentar, Apakah aku baru saja memanggilnya dengan sebutan Lukey? Astaga! Ini memalukan.

"Lukey? hahahahahahaha really, Clair?" Tawa Michael dan Luke pecah saat mendengarku mengatakan kata 'Lukey'. Yah, itu memang panggilan sayangku kepada Luke secara diam-diam. Entahlah itu terdengar imut bagiku.

"Stop it guys! Lihat apa yang kalian perbuat, pipi adikku memerah sekarang." Papar Ashton membelaku. Syukurlah..

Aku menunduk menyembunyikan pipiku yang memerah. Sial, kau benar-benar bodoh Clairine.

"Hey, it's okay, Clair. I love Lukey. Dan satu lagi, jangan pernah menyembunyikan pipimu saat memerah because you looks so cute when you're blush" Ucap Luke sambil menyentuh dagu ku lalu mengangkatnya pelan. Sial, sial, sial apakah ini mimpi? Ya tuhan aku bisa melihat mata biru indahnya dengan jelas. Bisakah waktu seperti ini di hentikan? OH GOD.

"God damnit, Luke. Kau membuat pipinya semakin memerah. Hus hus sana pergi kau playboy tinggalkan adikku." Ashton menjauhkan tangan Luke dari wajahku. Hey apa-apaan kau, Ash?! Ah sudahlah masa bodo yang penting aku senang! Oh ya ngomong-ngomong dimana Calum? aku tidak melihatnya daritadi.
Kutolehkan kepalaku melihat sekitar, Ternyata Calum masih disana. Ditempat aku dan dia berbincang tadi. Ia menatapku namun tatapannya berbeda. Tatapannya seperti sedang..... sedih? Mengapa dia sedih?

****

Broken Trust  • chTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang