~12 : Pulang

337 42 2
                                    

Sore sudah pun tiba. Kini [name] dan BoBoiBoy sudah bisa pulang ke rumah.

[Name] duduk manis di sofa. Ia memainkan hp nya sembari menunggu BoBoiBoy yang sedang ada urusan di toilet.

Sempat ia memeriksa kopernya, takut ada barang yang ketinggalan.

Setelah beberapa menit, BoBoiBoy akhirnya keluar dari toilet. Kakinya diorak menuju ke arah [name] yang masih fokus dengan hp nya.

"Sudah selesai?" Tanyanya sejurus berdiri di samping [name].

[Name] menoleh dan kepalanya diangguk perlahan. Ia bangun dari duduknya.

"Ayo pulang. Kamu sudah kuat buat jalan, kan?"

[Name] mengangguk.
"Udah."

"Okey. Ayo."

Mereka berdua keluar dari kamar itu. BoBoiBoy mulai memegang tangan [name], takut jika gadis itu tiba-tiba jatuh.

"E eh. Aku bisa sendiri." Cicit [name] perlahan.

"Nggapapa. Aku khawatir kamu jatuh." BoBoiBoy mulai menunjukkan senyum tampannya.

[Name] hanya menunduk malu. Namun ia hanya mengikuti langkah suaminya berjalan menuju mobil.

Setelah tiba di mobil, BoBoiBoy langsung membukakan pintu untuk [name]

"Silahkan masuk."

"Terima kasih." Ucap [name] lalu masuk ke dalam mobil.

BoBoiBoy hanya tersenyum lalu menutup pintu bagian penumpang. Kemudian ia mulai masuk dan duduk di tempat supir.

Mobil itu dihidupkan, dan perlahan-lahan bergerak pergi dari sana.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya diam. [Name] asik melihat jalan di luar? Sedangkan BoBoiBoy fokus menyetir.

Beberapa menit terdiam, BoBoiBoy mula membuka bicara.

"Sayang."

[Name] melirik ke arah suaminya.

"Iya."

"Ada mau beli apa-apa?" Tanya BoBoiBoy lagi.

"Ng nggak. Mau pulang." Jawab [name] sambil kembali menatap jalan.

"Okey."

"..."

[Name] melamun sejenak. Otaknya tiba-tiba memikirkan sesuatu.

Ia melirik wajah sang suami. Dengan malu-malu ia mulai memanggil suaminya.

"O Oboy. Aku mau tanya."

"Tanya aja." Sahut BoBoiBoy sambil masih fokus menatap depan.

"Kan... tadi kamu bilang, kita sudah hampir setengah tahun menikah."

"Hmm. Jadi?"

[Name] diam untuk beberapa saat. Semburat merah tipis mulai kelihatan di pipi chuby nya.

"Jadi? Kenapa, sayang?" Tanya BoBoiBoy yang mulai bingung.

"A apa kita pernah me melakukan hal itu?" Lanjut [name] lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

BoBoiBoy mencoba mencerna pertanyaan itu di dalam kepalanya. Senyum nakal mulai terbit di wajahnya setelah dapat memahami pertanyaan itu.

Ia lantas menjawab.
"Belum. Kenapa? Apa kau mau?" Godanya.

Mendengar itu, [name] langsung menghadiahkan tamparan kecil pada lengan BoBoiBoy. Dia benar-benar malu.

"Ng nggak. Jangan macem-macem. A aku telpon polisi nanti." Ancam [name]

BoBoiBoy yang mendengar itu langsung tertawa. Pipi isterinya dicubit gemas.

"Hahaha. Kamu lucu. Coba aja telpon."

Begitulah selanjutnya, mereka berdua mengobrol ringan sambil bercanda ria.

_________

Jam 8, baru mereka tiba di rumah.

[Name] menatap kagum rumah besar itu.

"Wah! Besar sekali."

BoBoiBoy hanya tersenyum. Ia membukakan pintu rumah untuk [name]

"Nah. Silakan masuk."

[Name] hanya menurut. Ia masih terpegun melihat isi rumah itu.

"Kamar kita di mana?" Tanya [name] setelah lama mendiamkan diri.

"Kamu naik ke lantai atas, terus belok ke kanan. Nah. Yang paling ujung itu kamar kita." Ujar BoBoiBoy memberi instruksi.

"Okey."

[Name] beranjak pergi dari sana tanpa membantu BoBoiBoy membawa barang-barangnya.

Bukannya nggak mau bantu, tapi BoBoiBoy yang nggak ngasih bantu. Jadi [name] hanya iya iya saja.

BoBoiBoy menutup pintu rumahnya lalu dikunci. Kemudian ia menaruh koper milik [name] di tepi sofa.

"Mandi dulu ah." Gumamnya sendirian.

_______

"Hah~ segarnya."

[Name] baru saja selesai membersihkan dirinya. Ia juga sudah memakai pakaiannya.

[Name] menatap sekeliling kamar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

'di mana Oboy?' tanyanya perlahan. Pasalnya ia tidak melihat sosok pria itu di sana.

Ceklek

Kepala [name] langsung menoleh ke arah suara itu. Gadis itu lantas mengulas senyuman manis saat melihat BoBoiBoy yang baru masuk ke kamar itu.

"Sudah mandi?" Tanya BoBoiBoy setelah menyimpan koper milik [name] di dalam lemari.

[Name] hanya menganggukkan kepalanya. Matanya melirik BoBoiBoy sekilas.

BoBoiBoy yang sadar dengan lirikan itu langsung bertanya. "Mau ngomong apa, love?"

Wajah [name] sedikit memerah tatkala mendengar panggilan itu.

"Uhm. Kamu laper, gak?" Tanyanya sembari berjalan menghampiri sang suami.

BoBoiBoy mengangguk dan tersenyum. "Iya. Kamu mau masak bareng nggak?"

"Wah boleh." Jawab [name] semangat.

Merasa gemas dengan tingkah si gadis, BoBoiBoy langsung mencubit pipi isterinya itu.

"Swakit kuih."

"Biarin. Ayo masak."

"Iya ayoooo."

______________

Hai haii!

Gimana gimanaaa?

Maaf ya. Makin lama makin bosen.

Baiklah

Sea you

owner of my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang