PROLOG

54 18 7
                                    

[ HAPPY READING ]

Haaiiii....

Just call me 'Tian'

Selamat datang di cerita love in the trap!!

Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Baca sampai selesai yaaa teman-teman.

Di sini kalian akan di kejutkan dengan tingkah dua manusia Tiana dan Garchio.

*******

Perlu dicatat! Malam hari pada tanggal 28 Januari 2023 adalah hari yang paling sial di kehidupan keduanya.

Sekitar pukul 21:38 semua orang yang berada di cafe berhamburan keluar panik karena terdengar suara ledakan di arus listrik menyebabkan mati lampu ataupun kebakaran di gardu listrik. Pemilik cafe menyuruh semua orang keluar menyelamatkan diri, dirinya tidak sekaya miliarder dunia bisa membayar peti nyawa orang-orang dan tidak ingin mengambil resiko yang sangat besar. Pemilik cafe segera menghubungi tukang PLN dan pemadam kebakaran untuk jaga-jaga jika terjadi ledakan atau kebakaran.

Karena sibuk menyelamatkan diri masing-masing mereka tidak sadar bahwa masih ada dua orang yang masih berada di dalam cafe. Seolah-olah lupa dengan nyawa di dunia ini yang hidup bukan diri mereka saja tapi juga orang lain.

Di toilet wanita seorang gadis dengan rambut yang di kuncir kuda lumping terkejut tiba-tiba lampu di toilet mati membuat ruangan menjadi gelap. Untung saja dia membawa handphonenya.

"Gue baru selesai berak malah mati lampu," sungutnya menghidupkan lampu handphone. Keluar dari toilet nampak sekitarnya gelap gulita tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Kok sepi?" Monolog gadis itu melihat-lihat. Ia bahkan tidak tahu kegaduhan yang terjadi membuat cafe menjadi seperti ini.

Langkahnya semakin cepat ketika mendengar suara grasak-grusuk seperti membuka sesuatu karena pencahayaan lampu handphonenya ia bisa melihat sosok tinggi yang berusaha membuka pintu cafe.

"Sial!" makian itu keluar dari mulut sosok tinggi itu.

"Permisi om ini kenapa cafenya gelap ya?" sosok tinggi itu menegang bulu kuduknya berdiri apakah yang berbicara dengannya ini adalah sosok makhluk asing. Dengan pelan ia menoleh kebelakang, gadis itu berhasil membuatnya berteriak hebat.

"AAAAAAAAAAAA!!!"

Gadis di belakangnya memposisikan handphonenya ke wajah alhasil lampu handphone itu tersorot terang ke wajahnya dan ia tersenyum bisa di bayangkan wajah seseorang tersenyum dengan cahaya menyinari wajahnya dalam keadaan gelap gulita.

"AAAAAAAAAA.....KOK MALAH TERIAK SIH LO!!" gadis itu ikut berteriak. Kesal karena dirinya terkejut dan ikut berteriak.

"Lo siapa?" Tanya sosok tinggi itu.

"Gue manusia ya om, pertanyaan gue belum lo jawab gue tanya sekali lagi kenapa cafenya gelap? Dan kemana orang-orang?"

"Masalah arus listrik," jawab seadanya. "Dan satu lagi stop panggil gue om."

"Hah terus gue pulang gimana? Bokap nyokap gue nyariin pasti."

"Nggak tahu."

"Iissssshh minggir," usirnya hendak membuka pintu yang tertutup rapat.

"Nggak bisa," langkah gadis berhenti. Menoleh sosok tinggi itu.

"Terus gimana?" kakinya mengayun menendang pintu dengan kesal. Mengangkat handphonenya ia pun melihat celah-celah pentilasi. Sosok tinggi itupun melihat celah-celah pentilasi tersebut otaknya langsung berkerja.

"Eh kuda lumping," gadis itu melotot karena di sebut kuda lumping.

"Nama gue Tiana bukan kuda lumping!!"

"Whatever. I don't care! Handphone lo berguna membantu kita keluar dari sini," jawab sosok tinggi itu.

"Caranya?" Tiana melihat pentilasi dan menatap wajah sosok tinggi itu. Sosok itu pun menunjuk ke pentilasi menggunakan dagunya.

"Di luar masih ada orang hanya saja mereka menjauh dari cafe takut hal yang tidak di inginkan terjadi contohnya kebakaran di cafe ini di sebabkan arus listrik yang bermasalah. Dan handphone lo bisa jadi sinyal untuk kita keluar dari sini. Lo ulurin tangan lo di celah pentilasi kasih sinyal ke mereka dengan cara lo naik ke punggung gue karena letak pentilasi lumayan jauh dari jangkauan tangan gue ngerti!!"

Mengangguk paham Tiana ber-oh ria saja ada benarnya juga. "Ngerti om."

Sosok tinggi itu mendengus kesal karena di panggil om apakah tampangnya setua itu di mata gadis ini. "Stop panggil gue om, nama gue Garchio Axendra Marja."

Garchio memposisikan diri agak bungkuk supaya Tiana dengan mudah menaiki punggungnya dan menggapai pentilasi memberi sinyal kepada orang-orang. Karena melambaikan senter handphone pun mereka percuma karena jarak dari kerumunan orang-orang sangatlah jauh.

"Tolong!!!! Di cafe masih ada orang tolong!!!!!!!!!!!!" Suara Tiana melengking hebat mengalahkan suara toa.

"Ckkk ribut tau nggak," ketus Garchio telinganya berdengung mendengar teriakkan Tiana. Punggungnya pun pegal karena injak gadis itu berdiri di atasnya.

"Kalau gue nggak teriak nggak ada yang nolongin tau rasa lo."

Garchio tidak menggubris Tiana yang sibuk melambaikan tangannya yang memegang handphone dan berteriak. Ia sibuk menggaruk wajah dan tangannya karena di gigit nyamuk. Karena tidak bisa diam Tiana yang berdiri di atas punggungnya panik memegang tiang pentilasi.

"EEHH...EHH..EEHHH!!" Tiana panik tubuh Garchio semakin goyang. Kakinya tergelincir dari punggung Garchio kaos depan Tiana menyangkut ke salah satu paku yang ada di dinding sepertinya paku itu sedikit timbul. Mengakibatkan baju kaosnya robek cukup lebar.

RRREEEEKKKKKKKK

GEDUBRRAAAKKKKK

Keduanya terjatuh lantai Tiana tangannya yang terlepas dari tiang pentilasi seolah pikirannya buntung tidak bisa menggapai sesuatu ia menggapai bahu Garchio. Mereka berdua berjerembab jatuh dengan Tiana yang berada di kukungan Garchio.

Bertepatan dengan pintu yang terbuka kasar oleh pemadam kebakaran. Semua orang melihat hal yang tidak senonoh terjadi di mana seorang gadis berada di bawah kukungan laki-laki terlebih lagi baju yang di kenakan gadis itu sobek cukup besar.

"GARCHIO!!!!!!!!"


°°°°°°°
Prolog sampai sini aja yaa......
°°°°°°
Jangan lupa tinggalkan jejak yaaaa buny 🌹🌹🌹🌹🌹

Ada baiknya follow yaaaaa.

Temani love in the trap sampai end Yaa🦢✨🥀

Jangan lupa baca part selanjutnya.

Next time ladies and gentlemen 🥸🥀✨





LOVE IN THE TRAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang