Bab 4

30 12 0
                                    

[ HAPPY READING ]

Haloo!!!

Apa kabar.......

Baik or buruk????

Baik atau buruk kalian harus tetap semangat okey.

Berdoa Tuhan selalu melihat dan mendengar hambanya.


°°°°°°°

- Jika kamu menyukai langit, maka kamu harus menyukai segala cuacanya cerah atau gelap. -

°°°°°°°

Tiana membasuh wajahnya kemudian memandang pantulan dirinya di cermin. Dalam hati diri terhitung sudah malam seperti ini kenapa Garchio belum pulang tidak seperti biasanya. Hey ada apa dengan dirinya? Tiana menepuk wajahnya sendiri.

"Heyy sadar!! Jangan peduli-in dia udah pulang atau belum. Dia bahkan nggak peduli sama kamu Tiana."

Tiana keluar dengan handuk di tangannya berjalan ke arah meja riasnya. Membuka handphonenya matanya berhasil membulat melihat pesan yang masuk sekitar 30 menit yang lalu.

Garchio Axendra
"Buka pintu, gue di depan kamar lo."

Tiana mengikat rambutnya asal meletakkan handuknya ke kasur. Berlari kearah pintu.

Cekleekk.

Tubuh kurusnya hampir terjungkal ke belakang akibat serangan dari Garchio. Tunggu laki-laki itu memeluknya demi Tuhan. Tiana ingin teriak sekuat mungkin tapi ia urungkan karena merasa baju kaosnya basah.

"Sebentar Tiana!!" Suara Garchio terdengar lelah. Tiana termangu dengan posisi Garchio memeluknya erat. Tidak ingin banyak tanya Tiana setia diam walaupun kaosnya basah ulah Garchio. Tangannya melayang kemudian membalas pelukan hangat Garchio mengusap punggung rapuh itu.

"Basah, ini orang nerobos hujan apa gimana?" Batinnya.

Tiana melepaskan pelukannya. "Garchio!" Panggilnya menatap wajah Garchio dengan lamat. Laki-laki itu kehujanan lihat saja sekarang basah kuyup dengan tas ransel laptop yang di gendongnya sebelah kanan.

Garchio dia membiarkan Tiana melepaskan ranselnya. Tiana berdiri di hadapan laki-laki itu menghela napas gusar. Entah apa yang terjadi? Yang jelas tindakan seperti sama saja menyakiti diri sendiri.

"Gue nggak tahu lo kenapa? Dan apa yang terjadi," Tiana menuntun Garchio masuk ke kamarnya menyuruh laki-laki itu duduk ke sofa.

"Duduk!!"

"Gue ijin masuk kamar lo," Tiana keluar menghilang dari pandangan Garchio. Beberapa menit kemudian kembali dengan handuk di tangannya.

Menyerahkan handuk itu, tidak ada pergerakan dari Garchio membuat Tiana emosi sendiri. Merampas kasar handuk itu, Tiana duduk di sebelah Garchio mengeringkan rambut laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.

Demi dewa matahari dia tidak pernah sedekat ini dengan Garchio selama mereka tinggal seatap. Dan malam ini mereka melewati batas perjanjian yang telah ditetapkan.

Mata coklat Garchio menatap lekat wajah Tiana yang sibuk mengeringkan rambutnya. Senyumnya terbit menghiasai wajahnya tampannya. Merasa bersalah karena selama ini berprasangka buruk tentang gadis itu. Dan banyak lagi kesalahan yang di perbuatnya mulai dari membentak, mengatainya parasit yang datang ke hidupnya, mengecam negatif kehadirannya.

LOVE IN THE TRAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang