BAB 20

20 6 4
                                    

[ Happy Reading ]

°°°°°°°

"Lidahmu senjata mu, berbicara tanpa berpikir bertindak tanpa sadar diri."
 

                                
°°°°°°°°

"ASTAGA!!!! KALIAN.......!!!!!" Suara mengerikan terdengar membelah kerumunan.

Hingga Tiana berhenti mencakar wajah Sherin. Mata guru itu membulat lebar melihat ada 6 siswi yang bertengkar tak jauh dari tempat mereka berdiri. Amel yang sudah menarik dasi Lola sampai Lola berteriak keras karena rasa lehernya tercekik.

Nanda menarik-narik rambut Vonya mulutnya juga ikut serta memaki.
Lebih hebat lagi adalah yang ternganga lebar seragam Tiana sudah lusuh,kusut, dan sudah rusak bahkan kancingnya sudah terpisah memicitkan kepalanya guru killer yang biasa di panggil Bu Gugun itu menyuruh semua murid bubar.

Semua murid melengus kasar, mereka mau melihat apa yang terjadi lagi. Tapi di usir.

"Rangga catat nama mereka!" Titah Bu Gugun tanpa mau di bantah.

"Bu!!!" Histeris Sherin." Dia duluan bu..... Ibu nggak lihat rambut saya dia iblis bu rambut saya di tarik sampai ke cabut."

"Playing victim anjing!!!" Maki Nanda keras bahkan lupa kalau di depannya itu guru.

"NANDA!!! OMONGAN KAMU SEPERTI TIDAK DI AJAR!!!"

"BUBAR KECUALI KALIAN!!! IKUT SAYA SEKARANG."

Fia, Landa, Natalia berniat menyusul tapi melihat tatapan dari bu Gugun mereka mengurung niat.

Bu gugun menarik Tiana agar tidak di lihat oleh siswa yang berlalu lalang apa lagi seragam gadis itu sudah rusak.

Bu Gugun terenyah melihat Tiana yang begitu ganasnya menyerah Sherin.

Mereka sudah sampai ke kantor.

Tak menunggu waktu lama mereka langsung di introgasi di dalam. Tatapan Rangga tidak henti-hentinya menatap Tiana yang masih diam di kursinya. Gadis itu menatap Sherin dengan penuh dendam.

Tiana sudah di berikan seragam baru oleh bu Gugun. Sekarang mereka duduk mendengarkan ocehan bu Gugun.

"Alasan kalian bertengkar kenapa??"

"Tingkah kalian seperti itu tidak membuat diri kalian terlihat keren!"

Mengurut keningnya aduh ia baru saja damai dengan suasana sekolah dan sekarang ada murid yang bertingkah lagi.

"Dia ngehina teman saya bu," Amel buka suara.

"Kalau ibu nggak percaya saya punya rekamannya," Amel mengeluarkan handphone dari saku roknya.

Wajah Vonya, Lola dan Sherin pucat pasi. Mereka berdoa semoga saja tidak terbukti bahwa mereka yang memulai pertengkaran.

Amel buru-buru meletakkan handphonenya untuk saja merekam.

Karena ia selalu ingat pesan Tiana jika di antara mereka ada yang di ganggu atau di bully terlebih dahulu maka satu orang harus menyiapkan rekaman dari awal pertikaian antara mereka.

Karena itu bisa menjadi bukti bahkan senjata untuk mereka kedepannya. Licik bukan.

"Lo bisa diam nggak!"

"Rin!! Cepat kasih pelajaran ke nih cewek!!"

"HAHAHAHA!"

"Tiana Tiana lo itu cewek menyedihkan yang pernah gue temuin, miskin, bodoh, dan sombong lo itu lebih cocok di sebut idiot. Say goodbye untuk seragam lo."
Suara rekaman itu terdengar jelas dan siapa pemilik suara Vonya dan Sherin.

LOVE IN THE TRAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang