[ HAPPY READING ]
°°°°°°°
Membuka pintu apartemen tv masih menyala, sebuah kaki selonjoran di sofa. Matanya salah fokus melihat. Melangkah kaki kearah sofa terdapat tubuh ramping seorang perempuan tertidur dengan remote masih di tangannya. Mengambil remote itu dengan pelan agar tidur nyenyak gadis yang berstatus sebagai istri tak terusik.
Meletakkan remote di depan tv, Garchio berlari ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya dulu. Selesai dengan acara mandi, lelaki itu sudah berganti dengan kaos hitam dan celana pendek, rambut yang masih agak basah ia biarkan berantakan.
"Pindahin atau nggak ni bocah."
Mengedikkan bahunya. Melihat posisi tidur Tiana, besok pagi bisa di tebak seluruh tubuhnya jelas merasa sakit. Garchio berjongkok menatap wajah Tiana yang tenang saat tidur itu, sudut bibirnya tertarik ke atas, tangannya mengelus rambut panjang berwarna sedikit kecoklatan dan red wine itu.
Benar-benar menyebalkan Garchio tidak habis pikir pantas ketika sekolah gadis ini selalu mengikat rambutnya agar warna rambut itu tak mencolok terkecuali terkena matahari. Mentang-mentang mau tamat malah bertingkah batinnya.
Tanpa sadar dirinya mengecup kening Tiana, tuhan tahu mana yang baik untuk hambanya. Maka dari itu tuhan merampas semuanya dan menggantikan dengan yang baru dan lebih baik.
Jujur saja awal-awal Garchio membenci kehadiran Tiana di hidupnya. Bahkan pertama kali gadis itu datang ke apartemennya. Garchio tak segan-segan membentak, mencaci maki bahwa gadis itu pembawa sial karena masuk ke kehidupannya.
Awalnya Garchio tidak langsung ingin membuat mental gadis itu kacau supaya tidak tahan akan tindakannya. Ternyata Garchio salah, sangat salah, gadis bahkan tak jarang membalas perkataannya, menatapnya tanpa takut.
Walaupun begitu gadis itu menjalankan kewajibannya bersih-bersih, menyapu, mengepel, memasak, mencuci piring selayaknya perkerjaan seorang istri. "Maaf atas semuanya."
"Untuk perjanjian itu maaf gue nggak bisa Ti. Gue ngaku kalah sekarang, kalah dengan perasaan gue, kalah dengan perlakukan tulus lo yang pernah gue anggap parasit. Padahal lo titipan tuhan yang begitu istimewa untuk gue."
Perlahan Garchio mengulurkan tangan ke ceruk leher jenjang gadis itu. Tangan satunya sudah siap mengapit lipatan lutut Tiana. Garchio pun menggendong Tiana ala bridal style. Terkekeh kecil wajah jutek itu itu hilang ketika tertidur.
Berlenggang santai menuju kamar, ia tak sadar di depan pintu apartemen ada seseorang laki-laki jakung dengan tas ransel di gendongannya menatap mereka.
"Wah! Papi benar. Lo banyak berubah dan gue suka akan perubahan lo. Selamat untuk cewek atas nama Tiana lo berhasil buat Garchio berubah."
Greyan tadi mau mengantarkan tas ransel laptop milik Garchio yang tertinggal. Ia bahkan terheran adiknya itu segitu ingin pulang sampai pikun dengan tas ransel laptop di atas meja. Sampai di apartemen ia langsung memasukkan password apartemen, Greyan tak jadi meluapkan rasa kesalnya ketika di suguhkan pemandangan adik laki-laki yang berbeda 3 tahun darinya itu.
Dari Garchio bermonolog, mengelus rambut panjang Tiana, dan mengecup kening Tiana dengan penuh akan kelembutan itu ia saksikan semua. Greyan akui memang adiknya itu berbanding balik dengannya pembangkang,keras kepala, ambis, egois, selalu ingin menang darinya,jika mencaci maki orang siap-siap telinga kalian akan panas, lelaki bernama lengkap Garchio Axendra Marja begitu karena ia merasa tidak adil karena tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu yang melahirkannya. Garchio ingin di sayang, di manjakan, di cintai tapi bukan itu yang ia dapatkan tapi malah bentakan keras ketika ia melakukan kesalahan-kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THE TRAP
General FictionBagaimana jika kehidupan kalian berubah di karenakan insiden yang tidak terduga yang muncul tiba-tiba. Begitulah kira-kira kehidupan yang di alami seorang gadis bernama Florentiana Akella dan seorang laki-laki bernama Garchio Axendra Marja Karena s...