LOVE IN THE TRAP

BAB 7

[ HAPPY READING ]

Heyyo! Bacanya ceritanya enjoy ya 🎶🦢

Betah-betah di lapak ini.

Jangan lupakan tinggalin jejak kaki 👣 = ⭐⭐⭐

Semoga suka sama cerita ini, cause this the story just for funny.

Okey🥀✨🌷

°°°°°°°

Kikuk, Tiana menggaruk pipinya yang tak gatal. Dirinya mundur melihat Garchio melangkah mendekatinya. Sampai di depan gadis itu ia bertanya dengan datar. "Ini jam berapa?"

"10 malam," jawabnya pelan walaupun takut. Dirinya tidak boleh menunduk, ingat mahkota perempuan itu ada di kepala mereka. Dan harga diri perempuan itu ada di kehormatannya.

Tolong Tiana ingin menghilang sekarang. Ia kira Garchio sudah tidur ternyata harapannya pupus.

"Dari mana aja lo? Jam segini baru pulang."

Garchio menatapnya menusuk, lelaki itu mengamati pakaian Tiana. Dan kantong plastik yang di tangan gadis itu. Kemudian berdecak." Lain kali pakai baju itu yang bahan utuh."

Dirinya tak suka jika Tiana keluar menggunakan pakaian seperti itu. Jika di apartemen Garchio tidak akan pernah permasalahkannya.

Tiana menatap pakaiannya, crop top dan celana training di padukan dengan jaket hitamnya. " Apa yang salah?" Lirihnya.

Kemudian ia beralih menatap Garchio dengan dahi yang berkerut bingung. Kenapa wajah Garchio tetap datar? Padahal crop top yang ia pakai tidak terlalu terbuka hanya saja menampakkan perut ramping dan pinggangnya saja itu pun di lindungi oleh jaketnya.

"Lo tinggal di tempat gue, artinya lo harus matuhi aturan yang di buat gue, apalagi status lo itu istri gue bukan pacar ataupun teman gue. Paham!" Garchio melipat kedua tangannya depan dada dengan ekspresi jengah. " Ini pertama kalinya lo pulang hampir larut malam. Kalau sampai lo ngelakuin kesalahan yang sama lo dapat hukuman dari gue. Paham!!"

Tiana terkesiap mendengar kata Garchio. Tapi emang salahnya tidak memberitahu Garchio bahwa dirinya du di tempat Amel tadi.

"Iya paham," jawabnya pelan dan mengangguk.

Garchio mengambil kantong plastik itu dari tangan Tiana akan ia letakkan di samping mesin cuci nanti.

"Masuk kamar!" Titahnya tak terbantahkan. Dengan menurut Tiana masuk ke kamarnya tak lupa ia mengunci pintu takut hal yang terjadi sebelumnya terulang lagi.

"Aman."

Tiana mengganti pakaiannya. Mencuci tangan, kaki, dan wajahnya bersiap untuk tidur. Membuka handphonenya ternyata Amel mengirimnya pesan.

Amelta Wulandari
"Ti lo nyampe kan. Itu suami lo nggak marahkan?"

Anda
"Udah, barusan gue di ceramah."

Amelta Wulandari
"Gila, lo nggak di apa-apain kan Tiana."

Anda
"Nggak."