BAB 15

17 9 0
                                    

[ HAPPY READING ]

°°°°°°°

Selepas pertanyaan yang menyeleneh dari Agita. Akhirnya mereka semua bernapas lega. Untung Tiana bisa menjelaskan apa itu istri kepada anak itu. Jika kalian bertanya bagaimana Tiana menjawab. Seperti ini kira-kira.

"Istri itu adalah, seorang perempuan yang jadi teman selamanya untuk seorang laki-laki. Istri itu teman sejati untuk laki-laki dari keadaan senangnya, sampai susahnya istri itu akan jadi teman untuk laki-laki. Nggak ada yang boleh memisahkan mereka."

"Istri itu nggak boleh pulang ya kak."

" Nggak boleh. Kan istri itu udah jadi teman selamanya jadi istri harus tinggal sama suaminya, suami itu laki-laki yang jadi temannya itu. Nanti kalau pulang di marah sama tuhan."

"Ooohh kalau gitu Agita mau jadi istri deh. Biar punya teman."

"Bisa. Tapi nggak boleh sekarang yaa. Tunggu Agita sudah besar baru boleh ngerti!!."

Sesuai kesepakatan oma Ami. Malam ini mereka akan makan masakan dari Clara ataupun Tiana. Anggap saja kompetensi masak untuk mereka. Untuk Clara dirinya tentu panik pasalnya dirinya tidak terlalu mahir dalam memasak.

Kini dua perempuan itu sudah berada di dapur, lengkap dengan celemek masing-masing. Bebas mereka memasak makanan apa saja.

Alasan oma Ami menyuruh keduanya memasak. Wanita itu ingin melihat perbandingan antara keduanya. Oma Ami ingin mami Arsita sadar supaya jangan menilai orang dari luarnya saja. Dia akan membuktikan bahwa Tiana gadis itu bisa di andalkan dan bisa melakukan hal yang Clara belum tentu bisa.

"Tante," cicit Clara pelan."Aku harus gimana?"

"Kamu masak yang kamu bisa. Tante bakalan dukung kamu."

Clara pun mengangguk paham. Menarik napas panjang ia memilih daging, sayur dan berbagai bahan masakan di kulkas untuk di masak. Tak di pungkiri perasaannya dongkol melihat Garchio malah mengacuhkannya. Lelaki itu malah mengekori Tiana seperti anak itik.

"Kita lihat Arsita. Mana yang benar-benar pantas untuk Garchio."

"Tentu saja Clara. Selain cantik, dia pasti bisa, secara dia lebih dewasa dari Tiana."

"Cantik ataupun dewasa bukan tolak ukur menjadi yang terbaik. Tapi proses pencapaian yang mereka capai Arsita. Untuk Clara maaf saya tidak yakin."

"Kita lihat saja nanti mah."

Greyan, Agata, papi Marja. Mereka bertiga bermain bersama Agita supaya tidak menggangu orang-orang di dapur. Mbak Sasa tentu ikut menonton di dapur karena ajakkan oma Ami.

"Gar!!" Tiana meremas kaosnya." Gue bingung mau masak apa?" Wajahnya cemberut. Di suruh masak oleh oma Ami, jantung Tiana ingin keluar dari tempat. Serasa ikut aster chief Indonesia. Menenggakkan sekali.

"Apa yang lo takutin? Lo takut orang di rumah nggak suka masakan lo," Tiana mengangguk kecil menatap wajah Garchio.

"Iya. Gue takut masakan gue keasian, takut banyak minyak, terus terus nggak enak."

Menepuk kepala Tiana yang misuh-misuh. Bahkan ia tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri jika gagal. "Liat gue." Tiana langsung mengadah." Lo masak, masak kayak biasanya lo masak untuk gue. Satu lagi lo masak ayam goreng kayak biasa lo masak, ayam goreng termasuk makanan kesukaan Agita sama kayak gue."

"Eeeee itu sih lo nya yang mau," terka Tiana tepat sekali.

"Emang!! Udah cepatan gue tunggu di sana. Gue nggak bakalan tinggalin lo sendiri. Takut lo jadi psikopat ketemu sama Clara."

LOVE IN THE TRAP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang