[ HAPPY READING ]
°°°°°°°Sudah 6 bulan setelah kejadian di cafe harmoni dua orang yang tidak saling kenal satu sama lain itu harus terpaksa menikah. Karena sebuah kesalahpahaman terkait peristiwa yang terjadi di cafe harmoni. Ingin membuktikan tapi semesta tidak berpihak.
Keduanya di beri dua opsi pilihan oleh para petugas pemadam kebakaran, tukang PLN dan warga sekitar. Menikah atau di bawa ke kantor polisi karena di tuduh melakukan hal yang tidak senonoh terlebih-lebih keduanya lawan jenis. Sampai akhirnya mereka mau tak mau memilih opsi pertama yaitu harus menikah keputusan di putuskan oleh ibu Garchio setelah menghubungi suaminya.
Untuk kedua orang tua Tiana tentu mereka tidak menyangka akan kejadian tersebut. Demi nama baik dan keselamatan anaknya mereka menyetujui akan pernikahan paksa itu.
Menghela napas panjang ia menatap langit-langit kamar apartemen yang didiami kurang lebih 6 bulan.
Tiana tidak menyangka statusnya sekarang sudah menjadi seorang istri padahal dirinya masih kelas 12. Tinggal beberapa bulan lagi ia lulus dari masa-masa sekolah putih abu-abu. Tiana dan Garchio sepakat bahwa mereka hidup hanya sebatas kesepakatan pernikahan paksa jika sudah 1 tahun lebih keduanya setuju untuk berpisah.
Bahkan keduanya sibuk dengan kehidupan masing-masing tidak seperti layaknya sepasang suami istri pada umumnya. Tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya sudah menikah. Sebab pernikahan mereka di lakukan secara private.
"Apa sih dosa yang aku perbuat sampai-sampai nikah mendadak kayak gini," ujar Tiana tidak semangat. Menyalakan ponselnya ia menatap sebuah poto yang ia ambil secara diam-diam saat itu ia tengah jalan-jalan bersama 5 temannya.
Poto tersebut menampilkan dua orang yang tengah berciuman di kursi taman. Perempuan di dalam poto itu tak lain adalah kekasih dari Garchio.
"Misal aku tunjukkan poto ini. Garchio percaya nggak ya?" Tiana diam sebentar langsung menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan diri, kenapa ia pusing memikirkan kehidupan Garchio mau bahagia atau menderita itu urusan cowok itu tidak perlu ada dirinya yang ikut campur.
Tiana meletakkan handphonenya ke atas meja kamar apartemen untung saja apartemen milik Garchio memiliki dua kamar jadi ia tidak perlu tidur seranjang ralat sekamar.
Hendak berjalan ke dapur langkah kakinya berbalik ke arah pintu karena ketokan keras.
TOKKK....TOKTOKTOK....TOKKK
Dengan cepat ia membuka pintu apartemen, sudah berdiri sosok tinggi dari Garchio. Tapi tunggu kenapa wajah laki-laki itu murung. Garchio tidak mengucapkan sepatah katapun masuk dan melewati Tiana begitu saja.
Bersyukur kepada Tuhan sebab di berikan indera penciuman yang kuat. Tiana mencium bahwa Garchio bau alkohol. Ia langsung menyusul Garchio dan menahan lengan laki-laki itu supaya berhenti.
"Tunggu!!" Tahan Tiana karena Garchio tidak mau berbalik badan ia menarik kuat jaket hitam laki-laki itu.
"LEPAS!!!" Bentak Garchio pada Tiana kasar. Dirinya tengah menahan amarah yang ingin meledak-ledak gadis di depannya malah mengusiknya.
Bukannya takut Tiana melepaskan tangannya dari jaket hitam itu." Lo minum?"
"Bukan urusan lo?" Jawabnya dengan malas.
"Lo kenapa? Kalau ada masalah jangan kayak gini! Seenggaknya lo laku--."
"GUE BILANG BUKAN URUSAN LO!! NGERTI NGGAK!! LO ITU CUMA ORANG BARU YANG DATANG DI KEHIDUPAN GUE JADI JANGAN SOK TAHU MENAHU TENTANG HIDUP GUE."
Tiana mematung.
Diam mematung menatap Garchio masuk ke kamarnya. Kaget bukan main di bentak seperti itu, bahkan wajah marah Garchio tidak pernah di tunjukkan dari awal mereka bertemu dan malam ini Tiana melihat wajah marah itu.
"Huhhhh," celengusnya. "Untung aku udah biasa dibentak orang tua aku sendiri jadi untuk ini nggak ada apa-apanya."
Mengedikkan bahunya kembali berjalan ke arah dapur untuk minum. Tapi tidak bisa di pungkiri Tiana sedikit tersinggung dengan ucapan Garchio ia tersenyum getir.
Selesai minum Tiana masuk kekamar dan tidur seperti biasanya. Bangun pagi-pagi memasak sarapan sebelum dirinya berangkat sekolah dan Garchio yang bekerja di perusahaan milik keluarganya.
Jika kalian bertanya kenapa Garchio tidak kuliah? Maka jawabannya adalah dari Garchio sendiri jika ia mau ia akan melanjutkan kuliahnya nanti. Lagipula orang kuliah tidak harus tamat sekolah tapi tekad dan kemauan yang kuat supaya tidak kandas di tengah jalan.
°°°
Pagi pun sudah tiba sekitar pukul 06:27 sudah berkutat dengan peralatan masak di dapur. Sunyi tidak ada suara hanya ada suara dentingan sutel di kuali mengaduk
aduk nasi goreng.Tiana masih mengunakan kaos oversize dan hotpants hitam. Di rasa sudah matang ia mematikkan kompor meletakkan dua porsi nasi goreng keatas meja tidak lupa ia menutupnya dengan tudung saji.
Siapa sangka selama tinggal bersama Garchio tidak pernah komplen dengan masakan Tiana. Dan laki-laki itu juga tidak cerewet dan memilih-milih makanan.
Selesai mandi dan sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Tiana mengikat rambutnya dengan rapi, memakai body lotion, sunscreen dan yang terakhir ia memakai pelembab bibir setelah ia mengaplikasikan liptin di bibirnya.
Keluar dari kamar duduk dengan manis ia memakan nasi goreng yang ia masak tadi. Untuk Garchio laki-laki itu belum bangun entahlah apa yang di perbuat sampai-sampai belum bangun padahal harus berkerja. Selesai makan Tiana mencuci piring dan langsung merampas tasnya di kursi. Tepat di depan kamar Garchio, sang pemilik keluar dengan kaos hitam yang melekat di tubuhnya. Ia menatap Tiana yang melewatinya tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut gadis itu tidak seperti biasanya ketika berangkat sekolah. Tiana berpamitan dengannya jika berangkat tapi sekarang menatap dan menoleh saja enggan.
Garchio melangkah ke arah kulkas untuk minum. Kepalanya masih pusing karena mengonsumsi alkohol ia tidak ingat berapa banyak ia minum. Yang pasti ia minum karena melampiaskan rasa kecewanya terhadap kekasihnya yang berselingkuh.
Semalam Garchio pulang dari tempat tongkrongan. Tak jauh dari tempat tongkrongan ia melihat siluet seorang perempuan yang tak asing menurutnya. Karena penasaran ia mengikuti perempuan itu. Ia mengawasi perempuan itu dari jarak 10 meter kerumunan orang-orang. Agar tidak mencolok Garchio mencari tempat yang sedikit kurang pencahayaan. Baru saja matanya teralihkan, ia melihat perempuan itu dengan jelas mencium pipi laki-laki yang bersamanya dan bergelayut manja sambil berucap 'sayang' hatinya hancur.
Melihat perempuan yang ia bela, sayang, cinta dan ia bangga-banggakan ternyata berkhianat di belakangnya. Dengan perasaan dongkol Garchio pergi dari pasar malam. Dan singgah di club tanpa berpikir jernih ia minum sampai kepalanya pening. Di rasa puas ia pulang dengan sempoyongan. Sampai akhirnya ia datang ke apartemen membentak Tiana. Padahal gadis itu bertanya dengan baik-baik sedikit tersirat rasa khawatir walaupun tiap saat gadis itu memasang wajah judes.
"Nasi goreng," Garchio membuka tudung saji. Senyuman manis tercetak di bibirnya melihat sebuah kertas yang di letakan Tiana di atas meja. Terkekeh kecil melihat pesan yang tinggal gadis itu untuk sejenak ia lupa dengan masalahnya.
Ternyata Tiana sudah membuat sarapan pagi seperti biasanya. Hanya saja ada yang kurang kenapa gadis itu sangat berbeda-beda hari ini. Untuk sekarang Garchio tidak ingin ambil pusing ia yang harus di lakukan dirinya makan, mandi dan berangkat kerja.
°°°°°
Next part.........................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THE TRAP
General FictionBagaimana jika kehidupan kalian berubah di karenakan insiden yang tidak terduga yang muncul tiba-tiba. Begitulah kira-kira kehidupan yang di alami seorang gadis bernama Florentiana Akella dan seorang laki-laki bernama Garchio Axendra Marja Karena s...