4

410 42 1
                                    


*maaf kalo ada typo

-
Xiao Zhan sudah menyelesaikan semua berkas yang ada di atas mejanya. Padahal dia sengaja memeriksa semua berkas itu dengan lambat agar tidak bertemu dengan mahasiswa itu.

Dia sedikit menyesal karena telah menjadi orang yang teladan. Terkadang menjadi teladan itu cepat menyelesaikan tugasnya tanpa berleha-leha. Terpaksa ia harus bertemu dengannya mahasiswa itu lagi.

Zhan membuka handphonenya dan mengetik pesan pada mahasiswa itu.

-

Kini Xiao Zhan tengah menunggu mahasiswa itu, dia memintanya untuk bertemu di sebuah cafe bukan mini market yang biasa ia kunjungi.

Sudah lama dia menunggu, padahal yang bersemangat bertemu dengannya terlambat. Xiao Zhan mulai kesal, ia hendak menghubungi pemuda itu namun mengurungkan niatnya saat melihat mahasiswa yang ingin dia tunggu berada diluar cafe.

Mahasiswa itu tengah membantu lansia menyeberangi jalan. Tak sengaja mata mereka saling memandang cukup lama, Zhan menyadarinya, mengalihkan pandangan dan meminum kopinya seolah terlihat sibuk.

"Apa kamu sudah lama menungguku?" mahasiswa itu kemudian duduk dibangku dan meletakkan ranselnya.

Zhan terlihat sok melihat jam tangannya, "sekitar 20 menit yang lalu."

"Maafkan aku, tadi Professor mengadakan kelas malam." Yibo sedikit menyesal. Xiao Zhan tidak peduli. Dia terus sibuk meminum kopinya.

Yibo memandang Zhan dengan kedua tangan yang menopang dagunya. Sepasang matanya tidak memutar dan hanya terus memandang Xiao Zhan.

Xiao Zhan yang menyadarinya berdehem, "ekhem, jangan memandangiku terus."

"Tidak apa, aku suka melihat wajahmu yang tampan." Yibo membalasnya

Bola mata Zhan memutar tanda ia kesal pada mahasiswa itu. Namun terlintas dipikirannya, bagaimana cara agar mahasiswa itu tidak menyukainya lagi.

"Yibo, berapa usiamu?" tanya Xiao Zhan.

"19 tahun."

"Tidak, kamu bukan tipeku dan kita punya jarak umur yang cukup jauh."

yang memandangi Xiao Zhan terkejut bahwa Zhan menyatakan dirinya bukan tipe Zhan.

"Baiklah tidak apa jika aku bukan tipemu, tapi mengapa kamu bilang kita punya jarak umur yang jauh?"

"Aku berusia 25 tahun dan kamu 19 tahun jadi tidak mungkin orang seperti mu berkencan denganku." Xiao Zhan ingin bangkit dari kursinya.

Tapi mahasiswa itu kembali berbicara, "Tentu saja kita bisa berkencan!"

Alis kanan Zhan naik, "Oh ya? lalu bagaimana caranya?"

"Rahasia." Yibo tersenyum manis padanya.

~~

Di perjalanan pulang Xiao Zhan terus memikirkan percakapannya dengan Wang Yibo. Matanya terlihat menatap ke depan sambil memikirkannya membuatnya pusing. Reflek ia memukul stir kemudi lalu mengusap rambutnya.

Dia sedikit penasaran dengan "rahasia" yang dimaksud Yibo. Dia pikir telah berhasil membuat mahasiswa itu membencinya ternyata makin mempersulitnya. Mahasiswa itu sangat ingin mengejarnya.

Bahkan saat sudah berada di apartemen dia masih memikirkannya, dan mencari cara lagi agar mahasiswa itu membencinya.

Tidak lama kemudian, ponselnya berdering. Zhan memperhatikan nama kontak yang menghubungi, ternyata Steve. Segera dia angkat telepon itu.

"Steve?"

"Hei nak, sudah lama aku tidak menghubungimu, maaf aku sedikit sibuk akhir-akhir ini dengan restoranku."

"Tidak apa Steve, aku mengerti."

"Oh ya bagaimana keadaanmu? disana pasti sudah malam."

"Aku baik-baik saja Steve."

"Haha aku tau kamu bisa melakukannya sendiri."

"Steve." Zhan memanggilnya mamanya.

"Ya? ada apa?"

"Akhir-akhir ini aku punya masalah 'kecil' yang tidak bisa kuatasi."

"God. Apa kamu tidak mengatasinya padahal masalah yang kamu bilang kecil. atau kamu memperbesar masalah itu?"

"Ya, aku memperbesar masalah itu."

Kemudian Zhan menceritakan tentang mahasiswa yang menyatakan perasaannya lalu mengejarnya, Zhan mengatakan pada Steve dia sedang mencari cara agar mahasiswa itu tidak menyukainya lagi. Reaksi Steve terhadap curhatan Zhan, dia tertawa.

"Kenapa kamu tertawa?" Zhan bertanya.

"Zhan, kenapa kamu tidak mencoba menerimanya? aku juga sedikit khawatir jika tidak ada seseorang yang menyukaimu."

"Apa kau membelanya?"

"Bagaimana jika aku bilang ya?"

"Steve!! i hate you."

"Hei tenanglah nak, aku hanya ingin kamu mencoba membuka hati untuk seseorang. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu."

"Aku takut dia hanya mempermainkanku." Tatapannya menunduk masih setia dengan ponsel yang menempel ditelinga kanannya.

"Kenapa tidak mencoba untuk mengujinya? tunggu saja. Jika dia sudah lelah mengejarmu dia akan meninggalkanmu maka jangan buka hati untuknya."

"Huh, baiklah. Terimakasih atas saranmu Steve Gourth." Zhan dengan sengaja menekan marga Steve.

"Sama-sama Xiao Zhan."

kemudian hubungan terputus. Zhan meletakkan handphone di atas meja nakas. Matanya yang memandang langit mulai menggelap, Zhan tertidur.

TBC



Blueless || Yizhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang