8. Li Rui, maaf.

342 36 1
                                    


maaf jika ada typo

~~

Xiao Zhan berjalan diantara pemakaman dengan membawa bucket bunga Krisan yang masih bagus. Langkah kakinya berjalan menghampiri pemakaman orang tuanya. Dia meletakkan bunga itu di depan batu nisan Li Rui

"Mom, aku datang." Sapa Zhan.

Cuaca hari ini sangat baik. Langit biru, burung gereja berterbangan dan beberapa pengunjung lainnya di pemakaman. Zhan di duduk  dihamparan rumput sambil menatap makam Li Rui.

Tatapannya kosong memandangi kuburan itu. Wajahnya datar, Seolah memendam emosi yang menyakitkan bagi Zhan.

Dia mulai berbicara, "mom, sudah lama ya? aku tidak mengunjungimu."

Hanya itu yang dia katakan lalu bangkit dari duduknya dan pergi. Dia berjalan dengan membawa perasaan merasa bersalah pada Sang Ibu. Yang membuat kejadian yang seharusnya tidak terjadi 9 tahun lalu.

~~

Sementara di tempat lain.

Wang Yibo tengah berusaha menghubungi Xiao Zhan. Namun pria itu tidak mengangkat telepon darinya. Lagi dan lagi dia akan menekan tombol panggilan namun nihil, tidak ada pertanda. Mahasiswa itu merasa frustasi. Apakah Xiao Zhan lagi-lagi menghindarinya seperti seperti sebelumnya?

Zhoucheng yang memperhatikannya, mulai kesal. "Kenapa kau begitu gelisah?" tanyanya.

"Zhan tidak menjawab panggilanku. Apa dia menghindariku lagi?" Tanya Yibo dengan cemas.

Zhoucheng mengangkat kedua bahunya menandakan tidak tahu, "entahlah. Mungkin ya."

"Tidak bisa kubiarkan." Cuman Yibo.

Dia meninggalkan Zhoucheng tanpa mempedulikan sahabatnya. Zhoucheng hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Yibo pergi ke apartemen Zhan dan menekan bel itu berkali-kali. Tapi sama saja, tidak ada tanda. Dia mencoba kembali menghubungi Zhan.

__

Zhan baru saja pulang dari pemakaman,  ia langsung membersihkan diri. Steve sedang menyiapkan makan siang, dan kebetulan hp Zhan berdering di atas meja makan sehingga ia mendengarnya.  Steve mengambil hp Zhan dan melihat siapa yang meneleponnya. Tertera Mahasiswa Gila. Steve tertawa, dia mengingat persis siapa yang di bicarakan oleh Zhan saat mereka saling bercakapan di telepon. Kemudian Steve menjawab panggilan tersebut.

"Zhan ge, dimana kamu? kenapa tidak menjawab panggilanku?" Diseberang sana bertanya dengan perasaan khawatir.

-Jadi dia orangnya.
Batin Steve.

Zhan baru saja selesai mandi dan turun ke bawah. Melihat Steve tengah menjawab panggilan tersebut. Zhan tahu persis siapa yang menghubunginya. Zhan lari terbirit-birit dan merampas handphonenya dari tangan Steve, dan langsung menekan tombol berwarna merah pada panggilan itu.

"Apakah dia orang yang kamu bicara kan?" Tanya Steve.

Zhan mengangguk.

"Dia berbicara dengan suara yang gemetar, sepertinya dia sangat mencemaskanmu." Steve terkekeh.

"Apakah dia terlihat mencemaskanku?" Zhan bertanya.

Steve mengangguk kencang, "Kurasa kamu beruntung. Dia sepertinya orang yang sangat baik, apakah dia tampan?"

Zhan memutar bolanya malas, "Jangan berkata seperti itu."

Lagi-lagi Ponsel Zhan berdering, yang menelepon mahasiswa itu. Zhan ragu-ragu untuk menjawab panggilan karena sudah beberapa kali mahasiswa itu terus mengubunginya.

"Angkat saja Zhan. " Ujar Steve.

Zhan segera ke kamarnya dan menjawab panggilan tersebut.

"Halo?"

"Zhan ge! kenapa tadi menutup teleponnya?! aku khawatir karena kamu tidak ada di apartemenmu."

Zhan, "Ehem, aku sedang sibuk jadi tidak sempat berada di Apartemen."

"Zhan ge, apa kamu marah karena aku membahas ibumu?"

Zhan menggeleng, "Tidak, aku tidak marah karena hal itu. Aku memang sibuk itu saja."

"Jangan berbohong Zhan ge! katakan padaku, dimana kamu? aku akan ke tempatmu." Yang diseberang sana menggertaknya sehingga membuat Zhan merasa bersalah.

"Kurasa kamu tidak bisa ke tempatku."

"Kau menghindariku ya?!"

"Tidak, aku berada di Inggris."

Yang diseberang sana terdiam sejenak, "Kenapa tidak memberitahuku, Zhan ge?"

Suara berat Yibo dengan nada seolah dia sangat marah pada Zhan membuat pria itu tertegun pada si mahasiswa.

"Maaf, aku tidak sempat menghu-" Zhan belum melanjutkan, panggilan tersebut diputuskan oleh yang diseberang sana.

Xiao Zhan merasa bersalah, dia mencoba menghubungi mahasiswa itu, tapi ditolak. Zhan mengacak rambutnya kacau. Mahasiswa itu marah besar, tapi kenapa Zhan merasa bersalah? dia bahkan tidak punya hubungan dengan Yibo. Zhan tidak peduli, dia segera mengurus kopernya dan memesan tiket pesawat.

Steve mengetuk kamar dan membuka kamar Zhan. Dirinya terlihat tidak kaget kenapa Xiao Zhan memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

"Apa dia marah padamu?" perkataan Steve sesuai dengan apa yang terjadi.

Zhan tidak merespon dia sibuk memasuki semua barangnya ke koper. Yang dihiraukan tersebut terkekeh dan dia memegang pundak Zhan sambil berbisik.

"Semangat."

TBC






Blueless || Yizhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang