11

45 5 0
                                    

Happy reading











Selama perjalanan, keduanya hanya diam. Aga hanya melihat ke arah samping, menikmati pemandangan sore hari disertai angin sepoi-sepoi yang menyapu wajahnya. Jika ditanya apakah dia rindu dengan sosok Bryan, jawabannya sudah pasti dia sangat merindukan Bryan. Akan tetapi, dia juga ingat kata-kata yang pernah keluar dari mulut abangnya itu sangat menyakiti hatinya.

Bahkan tanpa Aga mengatakan dimana sekarang dia tinggal, Bryan tahu setiap seluk beluk arah pulang ke rumahanya. Ah, pasti Raga-daddy nya yang memberitahunya.

Setelah pagar dibuka oleh pak satpam, motor milik Bryan memasuki pekarangan rumahnya.

Aga turun dari boncengan motor, lalu memberikan helm nya ke Bryan. Tidak lupa, dia juga mengucapkan terima kasih.

Bukan maksud Aga tak sopan atau tak tahu diri. Namun, bagaimanapun dia hanya takut Bryan muak melihatnya. Makanya dia hanya berjalan lurus ke pintu tanpa berbasa-basi lebih lanjut.

Belum juga membuka pintu, tepukan di pundaknya membuat Aga membalikkan tubuhnya.

"Om Raga pulang telat, gue mampir dulu ya?"

Bryan memberitahu Aga bahwa Raga akan pulang telat. Hal ini dia jadikan alasan agar bisa berlama-lama dengan Aga. Dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Aga.

Aga hanya menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan gerakan membuka pintunya. Bryan hanya mengekori kemana adiknya itu berjalan. Bahkan ketika Aga berbelok menuju kamarnya, Bryan pun mengikutinya.

"Emm, abang bisa tunggu di ruang tamu," ujar Aga kepada Bryan.

"Ahh iya, abang nunggu di ruang tamu," balas Bryan sembari melangkahkan kakinya menuju ruang tamu.

Setelah berganti baju, Aga langsung menuju dimana Bryan berada. Tak lupa dia ke dapur untuk meminta camilan dan minuman kepada pelayan. Lalu menuju ruang tamu, dengan tangan yang membawa dua minuman kaleng kesukaan Bryan-dulu.

"Minum, bang," tawar Aga kepada Bryan yangs sedang sibuk dengan gawai nya.

Mendengar tawaran Aga, Bryan langsung meletakkan hp nya dan tatapan nya mengarah ke arah adiknya.

Hampir dua tahun ya ...

"Maafin abang dek ..."

Aga yang mendengar ucapan penuh penyesalan itu hanya terdiam. Dia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Tante gimana keadaanya Bang?" Aga bertanya.

Bryan yang mendengar Aga memanggil ibunya tante hanya tersenyum getir.

"Ibu baik-baik aja. Lo sendiri, gimana?"

"Aga juga baik kok Bang."

Lalu mereka melanjutkan obrolan mereka mengenai kampus dan ternyata tebakan Aga di awal memang lah benar. Bryan satu jurusan dengannya.

"Besok ospek terakhir, dan bakalan sampe malem. Jangan tidur kemaleman dek."

"Iya, Bang."

Mereka berbicara mengani banyak hal. Malam itu benar-benar Bryan gunakan untuk menghabiskan waktu bersama Aga. Mereka berhenti berbicara ketika Raga mulai pulang dan akhirnya Bryan juga pulang ke kost. Ya, Bryan nge kost. Sebelumnya Raga sudah meminta kepada Bryan untuk tinggal dengannya, namun Bryan menolaknya. Dia takut Aga tidak nyaman dengan kehadirannya.






***






Seperti kata Bryan tadi malam, ospek di hari terakhir ini memang akan berjalan sampai malam hari. Hal tersebut dikarenakan akan ada demo UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan banyak acara lain sekaligus penutupan masa ospek.

Setalah memakan nasi kotak nya, mereka diarahkan untuk ishoma.

Setelah itu, mereka akan dikumpulkan lagi di aula untuk menonton pertunjukan demo UKM.

"Gue mau ke kamar mandi dulu."

"Yoi, nanti ke tempat awal lagi ya, gue tunggu," ujar Fian pada Aga yang mau ke kamar mandi.

Aga keluar dari kamar mandi lalu mencuci tangannya di wastafel. Dia keluar menuju aula, mengingat acara sudah mau mulai.

"Kok telat, habis darimana?"

Aga yang ditanya panitia hanya menjawab bahwa dia habis dari kamar mandi. Lalu masuk ke arah aula.



























Jangan lupa vote dan komen

XERAGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang