Happy reading
"Loh dek, kok belum masuk?" Bryan tiba-tiba sudah ada di samping Aga.
"Eh iya bang, ini mau masuk kok," jawab Aga.
"Itu adek lo bro??" Tanya orang yang tadi bertanya pada Aga.
"Iya bro, yaudah yuk acaranya dah mau dimulai."
Mereka berdua pun berkumpul dengan panitia yang lain.
***
Aga memasuki rumahnya dengan lesu. Dibelakangnya ada Raga yang tadi menjemputnya.
"Mandi dulu dek, pake air anget ya," perintah Raga mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Iya Dad," jawab Aga sembari melangkahkan kakinya ke kamar nya. Tubuh nya sungguh lelah. Tapi dia bersyukur, akhirnya ospek nya sudah selesai.
Setelah sampai di kamarnya Aga langsung saja mandi, lalu merebahkan dirinya di kasur empuknya. Tanpa membutuhkan waktu yang lama, Aga sudah tertidur.
"Cklek," suara pintu tidak membuat sosok yang baru terlelap beberapa menit yang lalu terganggu. Raga mendekati ranjang anaknya. Mengusap wajah yang mirip dengannya kecuali mata sang anak. Iris hazelnut itu adalah satu-satu nya hal yang diwariskan almarhumah istrinya kepada Aga. Raga mengecup pipi Aga sebelum kembali ke kamarnya.
Setelah ospek, hari-hari Aga berjalan lebih santai. Setelah beberapa hari terlewati dengan tugas ringan dari universitas, ini adalah hari pertama pembelajaran dimulai. Aga sejujurnya excited, mengingat dia sudah kebosanan hanya di rumah dan beberapa kali keluar dengan Fian.
Aga berangkat dengan motornya sendiri. Hari ini, dia ada 2 matkul. Karena masih minggu pertama, agenda di kelas hanya perkenalan dan juga kontrak belajar. Setelah itu Aga hanya berbincang dengan beberapa temannya, lalu ketika hari sudah siang, mereka pun memilih untuk pulang. Ada yang pulang ke rumah, pulang ke kos, ada juga yang pulang ke asrama.
Aga berjalan ke parkiran bersama Fian disampingnya.
"Yok Ga, gue duluam yak," ujar Fian.
"Ati-ati bro."
Karena arah pulang mereka berlawanan, Aga pun melajukan motornya sendiri menuju rumah. Dengan jarak tempuh sekitar 15 menit, Aga sampai di rumahnya.
Setelah sampai di rumah, Aga melihat ada sebuah mobil asing terparkir di samping mobil daddy nya. Mungkin ada tamu, pikir Aga. Pada saat memasuki rumah, Aga melihat sosok perempuan dan serorang pemuda yang sedang berbicara santai dengan ayahnya.
Melihat kedatangannya, Raga langsung saja menyuruh Aga menyapa mereka.
"Aga, kenalan dulu yuk sama mereka," ajak Raga.
Raga pun menyalimi wanita dan juga berjabat tangan dengan pemuda di depannya.
"Aga tante," sapa Aga
"Ah kenalin, nama tante Sarah."
Lalu berlanjut ke seorang pemuda di samping tante Sarah.
"Aga."
"Sandy."
"Oh iya, kalian seumuran loh," ujar Raga kepada Aga dan Sandy.
Aga yang merasa kurang nyaman dengan orang baru pun mencoba menghindar agar tak disuruh duduk dengan daddy nya.
"Dad, Aga ke kamar dulu ya, mau mandi. Permisi tante ... Sandy."
Aga pun memasuki kamarnya. Ya, Aga memang kurang nyaman jika bertemu dengan orang baru. Tapi lebih dari itu, sebenarnya Aga merasa cemburu mengingat daddy nya tertawa lepas dengan mereka. Sedangkan selama bersama nya, Aga tidak pernah melihat tawa itu. Aga menebak-nebak sebenarnya siapa mereka. Namun, Aga tak mau berpikir lebih jauh, mungkin saja itu rekan kerja daddy nya. Aga memutuskan untuk mandi dan mengistirahatkan tubuh nya terlebih dulu. Sebelum itu, Aga membalas pesan terlebih dahulu. Semanjak Bryan ke rumahnya waktu itu, hubungan mereka menjadi lebih dekat dan tidak canggung lagi. Bryan sering menanyainya kabar. Aga pun merespon baik chat Bryan. Setelah membalas pesan Bryan yang bertanya perasaan masuk kuliah hari pertama, Aga memilih untuk mandi. Setelah itu, mengistirahatkan tubuhnya.
Jangan lupa vote dan komen

KAMU SEDANG MEMBACA
XERAGRA
Teen Fictionkelanjutan dari book Rido Namanya XERAGRA RIDO MARGANTARA Panggilannya adalah Aga. Umurnya 16 tahun dan sudah menduduki bangku terakhir SMA. Remaja dengan sikap dinginnya. Baginya masa lalu adalah hal yang selalu ingin dihindarinya. Dia memutuskan u...