18

79 7 0
                                    

Happy reading











Aga sebenarnya sudah menyangka hal ini akan terjadi. Namun, yang tidak dia sangka adalah kenapa secepat itu?

Aga teringat pembicaraannya dengan sang daddy tadi malam.


Setelah selesai makan malam, Raga mengajak Aga ke ruang tamu katanya sih ada hal yang eprlu dibicarakan. Aga tentu saja senang. Sudah lama rasanya dia tidak quality time dengan daddy nya itu.

"Daddy mau minta ijin sama kamu. Kamu tau kan Tante Sarah sudah tidak bersuami lagi?" Tanya Raga pada anaknya. Ya, setahu Aga Tante Sarah memang sudah tidak bersuami karena mereka cerai saat usia Sandy masih kecil.

"Iya tau kok dad, emangnya kenapa?"

"Daddy mau minta ijin buat jadiin Tante Sarah mama baru buat kamu."

Aga terdiam, namun melihat tatapan daddy yang terlihat sangat yakin membuatnya tergugu.

"Iya dad, Aga ijinin kok. Yang penting daddy bahagia."

"Makasih nak," ujar Raga sembari memeluk Aga.










"Kok lo akhir-akhir ini perasaan sering ngelamun deh Ga. Yuk pulang, katanya lo mau nebeng," ujar Fian sembari menepuk bahu Aga yang terlihat sedang melamun.

"Oh iya, yuk."

Tadi pagi Aga memang tidak membawa motornya, karena sedang berada di bengkel. Jadi, dia menebeng pada Fian pulangnya, sekalian main katanya.

Mereka berdua pun menuju arah parkiran kampus untuk mencari motor Fian. Setelah menemukannya, Fian melajukan motornya dengan Aga yang berada di boncengan.

Sampailah mereka di depan gerbang berwarna hitam dan langsung dibuka oleh satpam yang berjaga.

Saat memasuki rumah Aga, seperti biasa Fian merasa sepi sekali. Tidak seperti rumahnya yang ramai dengan adik-adiknya. Dia malah merasa rumah temannya ini suasananya sama dengan kos nya, sepi.

"Yuk langsung ke kamar aja," ajak Aga pada Fian.

Mereka sebenarnya ingin melanjutkan tugas kelompok mereka yang terdiri dari 4 orang. Namun, karena dua orang berhalangan hadir, jadi mereka berdua akan mencari materi-materi yang dibutuhkan. Untuk pembuatan makalah dan selebihnya akan diserahkan kepada dua orang yang lain.

"Eh lo beneran gak mau ikut organisasi atau UKM gitu, Ga?"

"Gatau Yan, masih bingung gue."

Fian sendiri memang tidak mengikuti kegiatan di kampus karena selain kuliah, dia juga bekerja part time di salah satu cafe yang ada di dekat kos nya.

Setelah selesai mencari materi sambil berbincang-bincang, tak terasa hari sudah mau malam.

"Gue pulang dulu Ga, mau ke cafe ini."

"Iya, gak usah ngebut-ngebut lo naiknya.

"Iya, iya. Eh ini om Raga belum pulang emang?"

"Bokap gue mah pulangnya malem terus, ya kecuali hari libur ya."

"Owalah pantes aja kalo hari biasa jarang ketemu. Titip salam ya buat om Raga"

"Yaudah gue duluan."

Aga hanya mengangguk. Lalu melihat motor Fian yang mulai menjauh. Lalu kembali memasuki rumahnya.

Kayaknya dia memang harus mengikuti kegiatan di kampus untuk mengisi waktu luang, mengingat semester 1 ini memang belum sesibuk semester tiga ke atas. Itu kata kakaknya sih, Bryan. Selain itu, dia juga merasa kesepian ketika berada di rumah sendiri. Dia tidak mau menganggu saudara-saudaranya yang lain, takut sibuk.

Hari mulai malam, namun belum ada tanda-tanda kepulangan Raga. Pesannya juga belum dibaca. Aga berfikir mungkin ayahnya lembur lagi mengingat besok hari libur. Akhirnya Aga memutusakn untuk tidur duluan. Entah mengapa dia kangen dengan daddynya itu. Namun, dia tidak boleh egois, mengingat daddy nya bekerja untuk dirinya juga.




























Jangan lupa vote dan komen

XERAGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang