Happy reading
Tak terasa hari ini adalah hari kebahagian bagi Raga dan juga Sarah.
"Ayo lebih dekat lagi," itu adalah arahan dari sang photographer yang disewa oleh daddy nya.
Aga mendekat ke arah Sarah yang sudah resmi menjadi mamanya. Begitu juga Sandy mendekat ke arah Raga yang sudah resmi menjadi daddynya.
Setelah beberapa pose yang mereka lakukan, akhirnya selesai juga foto keluarga mereka. Aga dan Sandy turun dari panggung. Memberi kesempatan bagi tamu lain yang akan berfoto dengan kedua mempelai pengantin.
Aga duduk di salah satu bangku yang sudah ada Bryan dan Argi-kakak sepupunya. Mungkin ini juga menjadi pertemuan pertama Argi dan Aga setelah sekian lama. Namun kecanggungan mereka tidak berlangsung lama, karena ada Bryan yang sedari tadi mengoceh hal-hal yang dilihatnya.
"Gimana kuliahnya," tanya Argi. Bryan sedang mengambil beberapa makanan untuk mereka.
"Baik-baik aja kok kak. Gue juga satu jurusan sama bang Bryan."
"Maafin kakak yang dulu ya dek," ujar Argi dengan nada pelannya. Dia terlalu pengecut untuk mengatakan itu. Bahkan ketika Bryan berkali-kali memintanya untuk bertemu dengan Aga dia tidak mau. Dia bahkan terlalu malu untuk menunjukkan mukanya ke adiknya itu. Dia benar-benar merasa sangat jahat kepada adiknya dulu.
"Iya, Aga udah berdamai sama masa lalu kok kak. Aga mau fokus aja sama masa yang akan datang."
Argi tersenyum mendengar jawaban adiknya itu. Dari dulu memang tidak pernah berubah.
"Heh, bantuin kek," ujar Bryan tiba-tiba karena dia kesulitan membawa beberapa piring di tangannya.
Argi dengan cekatan mengambil piring untuk kemudian mereka makan bersama-sama.
Tak terasa acara sudah selesai. Argi dan juga Bryan pulang ke kotanya, mengingat sekarang liburan semester, jadi Bryan sekalian ikut pulang dengan kakaknya itu. Sejujurnya Aga masih kangen dengan keduanya. Namun, dia sadar semua orang disekitarnya juga mempunyai kesibukan masing-masing.
***
"Kalo gitu papa sama mama mau pergi dulu ya," pamit Raga kepada Sandy dan Aga.
Mereka menyalimi tangan Raga dan Sarah lalu ikut mengantar keduanya sampai depan pintu.
3 hari seteelah pernikahan diadakan, mereka memutuskan untuk bulan madu keluar negeri. Tidak lama, katanya. Ya mereka bilang sih hanya tiga hari. Raga maupun Sarah meninggalkan kedua anaknya tanpa perasaan khawatir, karena mereka tahu anak mereka sudah dewasa. Selain itu, banyaknya pelayan dan juga satpam di rumah membuat keamanan kedua anaknya juga terjamin.
Kini tersisa Sandy dan Aga di rumah. Hubungan mereka masih canggung. Fakta yang baru Aga tahu, yaitu Sandy ternyata lahir 1 tahun sebelum Aga lahir. Oleh karenanya, baik Raga maupun Sarah menyuruh Aga memanggil Sandy dengan sebutan kakak.
"Gue mau ke kamar dulu ya kak," pamit Aga pada Sandy. Tak ada jawaban. Ya, walaupun sudah kenal berbulan-bulan dan juga tinggal serumah selama beberapa kali ternyata belum membuat tatapn Sandy padanya melembut. Aga merasa bahwa Sandy belum menerimanya. Namun, Aga tak mempermasalahkan hal tersebut. Seiring berjalannya waktu, pasti dia akan menerimanya kok, pikir Aga.
Aga memasuki kamarnya. Dia menghubungi Hima dan Bumi, kedua temannya yang kuliah di luar kota. Katanya sebentar lagi mereka pulang selama liburam semester.
"Gimana nih kabarnya, kalian kangen gue kan, tenang bentar lagi gue pulang nih," ujar Bumi.
"Berisik. Lagian gue gak kangen lo kok. Gue kan kangennya sama Aga," jawab Hima dengan muka datarnya.
"Ah gak usah boong deh lo pas... "
Aga hanya tertawa sembari menatap layar laptopnya yang menampilkan wajah kedua sahabatnya itu. Dia jadi tidak sabar bertemu keduanya.
Jangan lupa vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
XERAGRA
Teen Fictionkelanjutan dari book Rido Namanya XERAGRA RIDO MARGANTARA Panggilannya adalah Aga. Umurnya 16 tahun dan sudah menduduki bangku terakhir SMA. Remaja dengan sikap dinginnya. Baginya masa lalu adalah hal yang selalu ingin dihindarinya. Dia memutuskan u...