13

91 8 1
                                    

Happy reading











Saat membuka mata, Aga melihat langit dari celah jendela kamarnya yang sudah mulai menggelap. Aga melangkahkan kakinya ke bawah untuk makan.

Sepi. Itulah yang Aga rasakan. Dia membuka hp nya dan malihat ada pesan dari daddy nya.


Daddy

Aga, daddy pulangnya malem. Kamu makan malem duluan aja ya.


Melihat pesan tersebut, Aga pun memilih untuk makan sekarang saja. Dia duduk di meja makan sendirian. Pelayan sudah tidak ada, karena setelah memasak makan malam, mereka akan pulang ke rumahnya masing-masing. Di rumah hanya ada satpam yang berjaga di gerbang. Aga pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya lagi. Dia memainkan hp untuk menghilangkan rasa bosan nya. Dia ingin menghubungi Hima dan Bumi. Namun, dia takut mengganggu keduanya, mengingat mereka sudah memiliki kesibukan masing-masing. Aga pun memainkan game di handphone nya dan juga menonton film sampai akhirnya jatuh terlelap.






Aga menuruni tangga, karena dia ada kelas pagi. Saat menuruni tangga, dia belum melihat asistensi sang daddy.

"Bi, daddy belum bangun?" Tanya Aga karena biasanya mau sepagi apapun Aga bangun, pasti sudah ada Raga yang duduk di sofa atau teras dengan koran atau gawai di genggamannya.

"Belum Den, daritadi saya belum liat tuan ke bawah."

Aga menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari pelayan yang ada di rumah.

Aga hanya mengambil sedikit nasi goreng. Entah mengapa dia tidak nafsu makan dari kemarin. Mungkin nanti dia akan memaksa Fian untuk makan bersamanya.



***


"Lemes banget?" Tanya Aga yang melihat raut wajah lesu Fian.

"Iya bro, belum makan gue."

"Mau nyari makan abis kelas?"

"Mau mauu."

Seperti biasa karena masih minggu pertama, kelas sudah selesai dalam waktu yang singkat. Aga dan Fian mencari tenpat makan sekitar kampus. Akhirnya pilihan mereka jatuh ke ayam geprek.

"Kenapa sih gak online aja, kan gue gak buru-buru yak," gerutu Fian karena merasa kelas nya terlalu pagi dan cuma perkenalan singkat. Buang-buang waktu saja.

"Iya juga ya," respon Aga.

Sehabis makan, Aga memutuskan untuk main ke kos Fian karena Aga belum pernah kesana.

"Aduh maaf kamar gue berantakan," ujar Fian pada Aga saat membuka pintu kamar kos nya. Kos Fian berisi kasur, lemari, meja belajar sekaligus kursi. Simpel, pikir Aga.

"Kaya kamar gue engga aja," jawab Aga. Ya, Fian pernah main ke rumah Aga beberapa minggu lalu.

"Eh gue denger-denger lo adeknya kak Bryan ya?"

"Denger dari siapa?"

"Ehh kuping gue banyak ya, segala informasi di kampus gue tau."

"Jangan-jangan lo admin lambe kampus angkatan kita ya," tuduh Aga pada Fian.

"Ehh gak jadi admin juga yaa. Eh jadi lo adeknya kak Bryan apa bukan sih. Gue dari kemaren mau nanya lupa terus."

"Engga, gue bukan adeknya. Orang gue cuma sepupu nya kok," ujar Aga pada Fian.

"Ehh sama aja yaa."

Mereka berbicara panjang lebar sampai tidak terasa waktu sudah sore.

"Eh gue pulang dulu ya."

"Iya, ati-ati."

Fian mengantar Aga sampai depan pagar kos nya. Dia memberi pesan pada temannya itu untuk berhati-hati. Apalagi jam segini memang sedang macet-macet nya. Belum lagi jarak dari kos Fian ke rumah Aga memang lebih jauh daripada jarak dari kampus ke rumah Aga.

Aga pun melajukan motor nya dengan kecepatan sedang. Dan ya, benar saja ucapan Fian bahwa jalanan macet jam segini. Aga sampai rumah ketika hari sudah mulai gelap. Aga mengklakson motornya agar dibuka oleh
satpam rumahnya.

"Kok baru pulang, Den?"

"Iya kejebak macet pak. Oh iya daddy udah pulang?"

"Belum den, kayaknya bapak lembur lagi deh. Tadi malem aja pulang jam 10 malem den."

"Oh iya pak. Aga masuk dulu ya."

"Iya den."

























Jangan lupa vote dan komen


XERAGRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang