ASAKILA~32

1.4K 84 15
                                    

32. LAMARAN
DAN FLAHSBACK

.
.
.

"Mama, kenapa Aca pake holden? Kan libet!" Sungut Asya sambil bersedekap dada. Mulutnya manyun. Bukannya terlihat seram, Asya justru terlihat begitu menggemaskan.

Syakila yang sedang merapikan kameja gus Aksa, menoleh ke arah Asya yang sedang menatap cemberut ke arah cermin, dimana cermin tersebut memantulkan dirinya.

Saat ini, si kembar sedang berada di kamar gus Aksa dan Syakila. Karena mereka ingin mencoba berkaca di kaca besar milik Syakila.

Syakila menatap gus Aksa, keduanya terkekeh melihat putri mereka yang begitu menggemaskan.

Lalu gus Aksa berjongkok menyamai tingginya dengan tinggi Asya
"Princes nya papa, ini bukan horden. Ini namanya dress." Jelas gus Aksa.

Kepala Asys miring ke kanan, pertanda bahwa gadis cilik itu tidak paham
"Dles? Apa itu? Aca tidak tahu apa itu dles."

Syakila tertawa kecil, ia menoleh ke kanan, ada Narendra yang sedang berkaca sambil memperbaiki jas yang dikenakan nya.

Lalu ia mendekati sang putra, berjongkok di samping Narendra. Syakila tersenyum manis menatap pantulan dirinya dan Narendra.

"Sayang, kenapa kamu ganteng banget sih? Kan mama semakin cinta sama Narendra." Ucap Syakila.

Narendra menarik senyuman yang begitu lebar, netra coklat terang miliknya menatap sepenuhnya ke arah Syakila
"Karena mama Naren cantik, makanya Naren ganteng."

Syakila mencubit gemas pipi putih Narendra.

"Narendra sayang, kamu itu mirip banget sama papa kamu—" Belum selesai Syakila melanjutkan kalimatnya, Narendra terlebih dahulu memotongnya.

"No! Papa jelek, sedangkan Naren ganteng."

Gus Aksa yang mendengarnya pun, tak terima. Lalu di gendongnya Asya, membawanya menuju Narendra dan Syakila.

Gus Aksa ikut berjongkok di samping Syakila, lalu menurunkan Asya dari gendongannya.

"Siapa bilang papa jelek hm? Buktinya mama cinta sama papa." Gus Aksa merangkul pundak Syakila.

Syakila menepis tangan gus Aksa yang bertengker di pundaknya, lalu ia menarik Narendra kedalam dekapannya
"No! Rasa cinta mama lebih besar pada Narendra."

Asya cemberut
"Is!" Lalu gadis kecil itu memeluk erat leher gus Aksa.

Kemudian ia menarik kembali tubuhnya, dan kedua tangan mungilnya menangkup kedua pipi gus Aksa
"Papa jangan sedih ya? Ada Aca kok. Aca akan selalu kasih cinta banyak banyak ke papaa." Ucapnya.

Asya menoleh ke arah Syakila
"Pokoknya papa suami Aca. Mama nda boleh dekat dekat papa lagi! Titik!" Sambungnya. Kalimatnya menandakan bahwa ia tak mau di bantah.

"Abang juga! Pokoknya mama istri abang! Papa nda boleh dekat dekat mama!" Sahut Narendra tak terima.

Ia menatap tajam papa dan adik kembarnya, lalu kembali menoleh ke belakang pada Syakila.

ASAKILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang