ASAKILA~31

1.3K 94 12
                                    

31. BUKAN GUS LAGI

.
.
.

Hening

Atmosfer itu tercipta di antara tiga keluarga yang tengah berkumpul di ruang tengah.

Kaniya yang duduk di antara kedua orang tuanya itu, masih menangis di pelukan maminya.

"Nikahi putri saya segera atau reputasi keluarga kalian hancur? Kalian tahu saya siapa saya 'kan?" Dedi-papi Kaniya itu, murka ketika mendengar putri kesayangannya di hamili.

Umi Haura mengangguk, wanita bercadar itu sedari tadi menahan air matanya untuk tidak jatuh. Selain Shafiyah yang mudah air mata, Haura pun sama halnya, wanita paruh baya itu berusaha menahan air asin yang sudah membendung.

Abi Farhan-abinya Aiden itu hanya diam menunduk. Ia malu, sungguh sangat malu.

"Kalau begitu, kami pamit pulang dulu. Kami menunggu keluarga gus Aiden ke rumah." Ucap maminya Kaniya, Karina.

Kedua orang tua Kaniya membawa Kaniya pergi dari situ.

Tersisalah dua keluarga yang terpandang dan dikenal di berbagai kalangan. Hingga tak jarang kiai Alzam dan kiai Farhan bertemu di tempat rapat yang sama.

Dua kepala keluarga yang berstatus 'Kiai' itu, memandang gus Aiden dengan tatapan tajam, dingin, dan kecewa.

"Anak yang selalu saya bangga banggakan, anak yang selalu mampu membuat saya salut ternyata mampu membuat kedua orangtuanya kecewa." Ucap abi Farhan.

Gus Aiden mendongak, ia menatap abinya sambil menggeleng
"Abi boleh marah bahkan pukul Aiden, tapi tolong, jangan kecewa pada Aiden, abi."

"Mulai detik ini, kamu bukan anak saya lagi."

Deg!

Mulai detik ini, kamu bukan anak saya lagi

Mulai detik ini, kamu bukan anak saya lagi

Mulai detik ini, kamu bukan anak saya lagi

Ucapan abi Farhan terus berulang ulang di telinga Aiden.

Gus Aiden menggeleng dengan mata yang mulai sembab
"Ti-tidak abi, abi tidak boleh berkata seperti itu. Aiden tetap anak abi dan umi, Aiden tahu Aiden salah, tapi tolong jangan berkata seperti itu."

Abi Farhan menoleh ke arah abi Alzam
"Maaf. Gara-gara tindak dan kelakuan buruk putra saya, keluarga anda jadi ikutan buruk. Selagi lagi maaf."

Kiai Alzam mengangguk sambil tersenyum tipis
"Tidak apa-apa. Semua orang pasti pernah berbuat salah. Tapi, semua orang juga harus tahu batasannya, bukan begitu gus?" Mata tegas itu melirik ke arah gus Aiden.

Sadar akan sindiran halus kiai Alzam, gus Aiden mengangguk samar. Ia sudah banyak menyusahkan keluarga Alzeinandra.

"Hua, Aca ngantuk."

Suara bawel Asya mulai terdengar kembali setelah hening beberapa detik.

Narendra menatap malas kepada adik kembarnya ini. Meskipun bawel, Asya selalu berhasil mencairkan suasana tegang, seperti sekarang ini.

"Yaudah, ayo biar papa bawa princess papa ke kamar." Gus Aksa lalu menggendong Asya yang duduk di sofa.

Syakila menatap Narendra, di usapnya kepala anak lelaki ber usia 3 tahun itu
"Narendra sayang, kamu gak ngantuk hm? Mau mama antar ke kamar juga?"

Narendra mengangguk.

"Em ... umma, abi, semuanya, Kila izin ke kamar dulu ya? Mau bawa Narendra, si kembar juga udah ngantuk."

ASAKILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang