ASAKILA~30

1.3K 90 13
                                    

30. konflik besar

.
.
.

Beberapa bulan kemudian...

Kedatangan Narendra secara mendadak, tentu saja membuat gempar keluarga besar gus Aksa dan Syakila.

Gus Aksa dan Syakila berhasil membawa Narendra kembali, dengan bantuin pengacara, dan hasil tes DNA.

Hak asuh Narendra jatuh di tangan kedua orang tua kandungnya.

Saat pulang ke rumah, semua orang kaget karena melihat Narendra yang dibawa pulang gus Aksa dan Syakila.

Terutama bunda Nesya dan umma Fiyah, dua sahabat itu kaget bukan main.

Sedangkan Narendra, mulai membiasakan diri dengan kehidupan, keluarga, dan lingkungan barunya. Terutama, membiasakan diri memiliki adik kembar yang super bawel.

"Abang, Aca mau susu dingin, tapi jangan bilang bunda ya?" Ucap Asya. Saat ini ia dan Narendra sedang berada di kamar milik mereka, mereka sengaja ditidurkan di kamar yang sama.

Narendra memutar matanya malas
"Hm."

Aca tersenyum lebar, lalu gadis cilik itu berjalan menuju kulkas mini yang berada di kamar mereka.

Membukanya secara perlahan, kedua mata Aca berbinar kala melihat banyaknya susunan susu kotak itu.

"Uwahh, ini kebahagiaan Aca yang sebenalnya." Lalu tangan mungilnya tergerak mengambil dua kotak susu.

Aca berdiri dengan dua susu kotak di kedua tangannya, ia berlari kecil menghampiri Narendra yang duduk di sofa. Narendra terus menerus memperhatikan Asya.

"Abang, Abang mau nda-"

Prank

"Hua!" Kaget Asya, susu kotak yang berada di tangannya jatuh dan langsung pecah begitu saja. Karena bahannya memang plastik, apalagi ada susu didalamnya.

Narendra dengan cepat turun dari sofa dan memeluk erat tubuh Asya. Di usap usap nya secara pelan punggung Asya yang bergetar.

"Huaaa, Abang, Aca takut." Lirih Asya, air matanya sudah luruh kebawah.

Narendra mengecup kepala Asya, memeluk erat tubuh sang adik kembar
"Tenang ya Aca, ada Abang, Abang selalu ada untuk Aca."

Asya mengangguk samar.

Sedangkan di luar, keributan besar terjadi berasal dari gus Aksa dan gus Aiden.

Wajah gus Aksa memerah padam, betapa murkanya ia pada gus Aiden.

"Apa anda tidak malu pada gelar anda gus?" Tanya gus Aksa, dengan kepalan tangan yang berusaha menahan untuk tidak menonjok wajah gus Aiden.

Gus Aiden hanya bisa tertunduk tanpa membalas ucapan gus Aksa
"Maaf, saya khilaf."

"Khilaf?" Gus Aksa terkekeh pahit.

Lalu kedua mata tajam miliknya menatap Kaniya yang terus menangis di pelukan Syakila.

"Nikahi Kaniya atau Kaniya saya bawa pergi jauh!" Tekan gus Aksa.

ASAKILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang