Hentakan
Bahwa, untuk menghancurkan tidak selalu memposting diri menjadi hilang dari perhatian
Tuan ... sesakit ini kah remukan rindu atas cinta yang menggebu sebelum resminya ikatan?
Tuan ... sepedih ini kah celometan-celometan hawa nafsu yang terus menggodaku dengan penuh hentakan?
Begitu kan yang Tuan maksud dalam ruang yang penuh tanda tanya dan harapan?Apalah daya seorang wanita yang tidak sempurna ini hanya menjadi sebuah percobaan
Apalah daya hati yang kotor ini semakin diremas dengan perkataan yang diingkarkan
Tuan pikir ini lelucon? Bagaimana jika dengan sikapmu ini aku berangkat menjadi orang jahat? Pernah tidak terpikirkan, jangan hanya bicara tentang menjaga, sesekali juga ingatlah tentang pengorbananMenjadi sosok yang pertama kali hadir, dan pertama kali juga memberi luka
Segitu istimewanya ya
Hanya saja, aku masih tetap cinta
Aku masih tetap memberi sederet harapan untuk persatuan kita
Dua puluh empat jam itu bukan satu tahun, mengapa perkataannya tak juga dilaksanakan?Maklumnya sedang goyah
Karena seriusku yang hanya kamu anggap canda tak berguna
Karena semangatku yang Tuan patahkan dengan langkah ramahnya
Payah! Payah! Payah!

KAMU SEDANG MEMBACA
Desahan Rindu
Poetry"Mencintaimu ialah penghargaan yang luar biasa." Bukankah desahanku itu nikmat bagimu, Tuan? Lantas mengapa kau jahit mulutku? Terus saja mengambil dalih cinta sebagai pagar dari gelombang nafsu! Terus saja kau salahkan desahanku, tapi kau timang...