Hari-hari berlalu dengan cepat di Akademi. Voya semakin akrab dengan rutinitas akademi dan mulai menikmati pelajaran serta latihan elemen yang menantang. Namun, di tengah kemajuan dan kegembiraannya, muncul awan gelap yang mulai mengganggu kesehariannya.Setiap pagi, Voya bangun dengan semangat baru untuk belajar dan berkembang. Tetapi semakin dia menunjukkan bakat dan keberaniannya dalam pelatihan, semakin dia merasakan adanya kecemburuan dan permusuhan dari beberapa siswa lain. Desas-desus dan bisikan-bisikan tentang dirinya mulai terdengar di sudut-sudut koridor akademi.
"Kamu tau tidak? Siswa baru yang bernama Voya itu, lagi naik banget loh!"
"Serius?"
"Iya, aku rasa, dia akan lebih hebat daripada Derek. Dia juga siswa kesayangan tuh,"
Percakapan itu, terdengar oleh Derek. Salah satu siswa yang paling jelas menunjukkan permusuhan pada Voya. Derek, seorang pemuda tampan dengan rambut hitam pekat dan mata tajam. Derek adalah salah satu siswa senior yang sangat berbakat, terutama dalam elemen api. Dia sering memimpin dalam latihan dan dikenal karena kehebatannya, tetapi kehadiran Voya tampaknya mengguncang posisinya.
Suatu hari, saat Voya sedang berlatih mengendalikan elemen tanah di halaman belakang akademi, Derek mendekatinya dengan sikap meremehkan. "Hei, Voya. Kau mungkin pandai dalam beberapa hal, tapi jangan berpikir kau bisa mengalahkanku," katanya dengan nada sinis.
Voya terkejut mendengar kata-kata kasar itu. "Aku tidak mencoba mengalahkan siapa pun, Derek. Aku hanya ingin belajar dan menjadi lebih baik."
"Ya, itu yang selalu dikatakan oleh mereka yang ingin mengambil alih," balas Derek sebelum pergi meninggalkannya.
Voya merasa sedih dan bingung. Dia tidak mengerti mengapa ada orang yang begitu memusuhinya padahal dia hanya ingin belajar dan berkembang. Ketika dia menceritakan kejadian itu kepada Nea, Shen, dan Ignis, mereka semua memberikan dukungan penuh.
"Jangan biarkan Derek atau siapa pun membuatmu merasa tidak berharga," kata Nea dengan suara lembut. "Kau memiliki bakat yang luar biasa, dan kami ada di sini untuk mendukungmu."
"Iya, Voya. Jangan biarkan mereka menjatuhkanmu," tambah Shen dengan penuh keyakinan. "Derek mungkin berbakat, tapi dia tidak punya hak untuk merendahkan orang lain."
Ignis, dengan semangatnya yang tak pernah padam, berkata, "Kalau dia terus mengganggumu, kita akan menghadapi dia bersama-sama. Kau bukan sendirian, Voya."
"Teman-teman, terima kasih." ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Dukungan dari teman-temannya memberikan kekuatan baru bagi Voya. Dia tahu bahwa mereka akan selalu ada di sisinya, menghadapi segala rintangan bersama. Namun, masalah tidak berhenti di situ. Derek dan beberapa teman-temannya terus mencoba membuat hidup Voya di akademi menjadi sulit. Mereka seringkali mengolok-oloknya di depan umum, mencoba membuatnya kehilangan semangat.
Suatu hari, ketika Voya sedang berjalan sendirian menuju kelas, Derek dan kelompoknya menghadangnya di koridor. "Kau pikir kau bisa menjadi yang terbaik di sini? Kau hanya gadis dari desa kecil yang beruntung," ejek Derek.
Sebelum Voya bisa membalas, Nea, Shen, dan Ignis tiba tepat waktu. "Sudah cukup, Derek," kata Nea dengan tegas. "Voya tidak perlu membuktikan apa pun padamu atau siapa pun."
Shen menambahkan, "Kita semua di sini untuk belajar dan berkembang. Tidak ada yang berhak mengintimidasi orang lain."
Ignis maju dengan sikap berani. "Jika kau ingin bertarung, kau harus melewati kami dulu."
Derek terlihat terkejut dengan perlawanan yang tiba-tiba itu. Dia menatap mereka dengan marah, tetapi kemudian mundur dengan enggan. "Kalian semua hanya membuatnya lebih lemah," katanya sebelum berbalik dan pergi dengan kelompoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Enchanted Academy of Elementals ( END )
FantasyDi dunia yang dipenuhi dengan keajaiban dan sihir, terdapat sebuah akademi legendaris yang mendidik para penyihir muda untuk menguasai elemen-elemen alam. Voya, seorang gadis berusia 15 tahun dari desa kecil, memiliki kemampuan alami yang luar biasa...