Setelah periode yang singkat dalam ketenangan, tanda-tanda akan kembalinya ancaman mulai bermunculan di Akademi. Ven Nocturne, yang dianggap telah dikalahkan, tampaknya hanya mundur sementara, menunggu saat yang tepat untuk kembali dengan kekuatan yang lebih besar.Suatu malam, saat angin dingin berhembus kencang, Voya merasakan getaran aneh di udara. "Hawa dingin apa ini, seperti pernah ku rasakan. Rasa ini seperti dejavu, apakah? Ah, tidak mungkin? Dia telah di kalahkan. Tapi, jika itu benar, aku harus membangunkan mereka."
Dia segera membangunkan Nea, Shen, dan Ignis, dan bersama-sama mereka menyelinap ke luar asrama untuk menyelidiki. Di dalam hutan di sekitar akademi, mereka menemukan lingkaran ritual yang dipenuhi dengan simbol-simbol gelap. Di tengah lingkaran itu, sebuah artefak memancarkan aura gelap yang kuat.
"Tidak mungkin... Ini pasti ulah Ven," gumam Shen dengan cemas.
"Kita harus memberitahu Profesor Liana segera," kata Ignis, matanya menyala dengan tekad.
Mereka kembali ke akademi dan melaporkan temuan mereka kepada Profesor Liana, yang wajahnya berubah pucat mendengar berita itu.
"Jika Ven kembali, kita semua dalam bahaya besar," kata Profesor Liana dengan nada serius. "Kita harus segera bersiap."
Voya, Nea, Shen, dan Ignis bergabung dengan para mentor dan siswa lain untuk merencanakan langkah selanjutnya. Peta akademi dan sekitarnya terbentang di meja besar di ruang pertemuan, dan mereka mulai menyusun strategi.
"Saya telah menemukan catatan kuno tentang Tongkat Elemen Kuno," kata Shen, menunjukkan sebuah buku tua yang dia temukan di perpustakaan. "Tongkat ini diyakini memiliki kekuatan untuk menetralkan sihir gelap. Kita harus mencarinya."
Dengan persetujuan Profesor Liana, tim pencari segera dibentuk. Voya, Nea, Shen, dan Ignis menjadi bagian dari tim tersebut. Mereka mempersiapkan perbekalan dan perlengkapan, sementara Profesor Liana dan para mentor lainnya tetap di akademi untuk memperkuat pertahanan dan melatih siswa-siswa lainnya.
Tim pencari memulai perjalanan mereka menuju hutan yang disebutkan dalam catatan kuno. Perjalanan itu penuh dengan tantangan dan bahaya, tetapi mereka tidak gentar. Setiap rintangan yang mereka hadapi hanya memperkuat tekad mereka untuk menemukan Tongkat Elemen Kuno.
"Ini tidak akan mudah, tapi kita bisa melakukannya," kata Voya dengan tegas, mengingatkan timnya akan tujuan mereka.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan makhluk-makhluk magis yang menguji kemampuan mereka. Dengan kerjasama dan keberanian, mereka berhasil melewati semua ujian tersebut. Voya memimpin timnya dengan kepemimpinan yang kuat, menunjukkan kemampuan dan ketangguhannya sebagai seorang penyihir elementals.
Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah kuil kuno yang tersembunyi di dalam hutan. Kuil itu dipenuhi dengan aura magis yang kuat, menunjukkan bahwa artefak yang mereka cari ada di dalamnya.
"Ini tempatnya," kata Shen dengan mata berbinar-binar. "Kita harus masuk dan menemukan Tongkat Elemen Kuno."
"Tunggu dulu, kita harus tau situasinya bahwa itu akan aman kita lewati," kata Voya.
Dengan hati-hati, mereka memasuki kuil. Di dalam, mereka menemukan berbagai jebakan dan tantangan magis yang harus mereka atasi. Voya menggunakan pengetahuan dan kekuatan elemen-elemennya untuk membimbing timnya melalui setiap rintangan.
Di ruang terdalam kuil, mereka akhirnya menemukan Tongkat Elemen Kuno. Artefak itu bersinar dengan cahaya yang memancar dari dalam, menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Voya mengulurkan tangan dan dengan hati-hati mengambil tongkat tersebut. Namun, kenyataannya memang harus penuh tekad yang kuat untuk mengambil tongkat itu. Ketika Voya mengulurkan tangannya untuk menggapai tongkat. Api tiba-tiba menyembur dan mengenai tangannya. Bidikan tombak runcing muncul dan ingin mengenai mereka semua. Shen langsung menutup dengan elemen tanah dimanapun tombak itu muncul. Sedangkan Nea dengan elemen air nya membasahi tangan Voya agar tidak bertambah parah terbakar karena api.
Dengan kesungguhan itu, Voya berhasil meraih tongkat sihir. Tetapi, dengan luka bakar yang cukup serius.
"Kita berhasil," kata Voya dengan senyum lega. "Sekarang kita punya senjata untuk melawan Ven."
"Voya, tanganmu melepuh," ucap Nea.
"Ayo kita segera kembali ke Akademi dan obati luka Voya," kata Shen sambil masih berusaha menutup diri nya dan temannya dari tombak yang membabi buta menyerang mereka.
Dengan Tongkat Elemen Kuno di tangan, mereka kembali ke akademi dengan semangat yang tinggi. Mereka tahu bahwa pertempuran besar sudah dekat, tetapi dengan artefak tersebut, mereka memiliki harapan baru.
Saat mereka tiba kembali di akademi, Profesor Liana menyambut mereka dengan senyum bangga. "Kalian telah melakukan hal yang luar biasa. Sekarang kita siap untuk menghadapi Ven dan kekuatan gelapnya."
Voya dan teman-temannya mempersiapkan diri untuk pertempuran yang akan datang. Mereka tahu bahwa ini akan menjadi ujian terbesar mereka, tetapi dengan keberanian, persahabatan, dan kekuatan yang mereka miliki, mereka yakin bisa mengalahkan Ven dan melindungi dunia sihir.
Pertempuran besar sudah di depan mata, dan Voya merasa siap. Dengan Tongkat Elemen Kuno di tangannya dan teman-temannya di sisinya, dia berdiri teguh, siap untuk menghadapi apa pun yang datang. Mereka telah bersiap, dan saatnya untuk melawan demi masa depan yang lebih cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Enchanted Academy of Elementals ( END )
FantasyDi dunia yang dipenuhi dengan keajaiban dan sihir, terdapat sebuah akademi legendaris yang mendidik para penyihir muda untuk menguasai elemen-elemen alam. Voya, seorang gadis berusia 15 tahun dari desa kecil, memiliki kemampuan alami yang luar biasa...