Bab 11. Puncak konflik dengan Ven Nocturne

5 2 0
                                    

Kehangatan pagi yang biasanya menyelimuti Akademi terasa berbeda. Awan gelap menggantung di atas akademi, dan suasana yang tegang terasa di udara. Semua orang merasakan ancaman yang semakin mendekat.

Saat para siswa sedang sarapan di ruang makan, suara terompet peringatan tiba-tiba menggelegar, membuat semua orang terkejut. Profesor Liana dengan cepat masuk ke ruangan, wajahnya penuh ketegangan.

"Ven Nocturne telah tiba," katanya dengan suara tegas. "Semua siswa diharapkan segera berkumpul di aula utama. Ini adalah saat yang kita takutkan. Persiapkan diri kalian untuk melawan."

Voya, Nea, Shen, dan Ignis saling berpandangan. Mereka tahu bahwa momen ini akan datang, tetapi tidak pernah membayangkan secepat ini. Dengan cepat, mereka mengambil posisi dan mengikuti Profesor Liana ke aula utama.

Di aula utama, seluruh siswa dan staf akademi telah berkumpul. Mereka mengenakan jubah pelindung dan memegang tongkat sihir mereka dengan kuat. Di depan mereka, Profesor Liana berdiri dengan penuh wibawa.

"Ven Nocturne tidak hanya datang untuk menguasai akademi," kata Profesor Liana. "Dia ingin menghancurkan segala sesuatu yang kita perjuangkan. Kita harus bersatu dan melindungi tempat ini dengan segala kemampuan kita."

Di luar aula, suara gemuruh terdengar semakin dekat. Tanah bergetar, dan aura gelap menyelimuti lingkungan sekitar. Ven Nocturne, dengan jubah hitam dan tongkat sihir yang memancarkan cahaya gelap, muncul bersama pasukan pengikutnya. Mereka terdiri dari makhluk-makhluk magis yang menyeramkan dan penyihir jahat yang siap menghancurkan segala sesuatu di jalan mereka.

Voya merasakan ketegangan di seluruh tubuhnya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mengingat semua pelatihan yang telah dia jalani. Dengan teman-temannya di sisinya, dia merasa siap untuk menghadapi ancaman ini.

"Voya, kita harus menghentikan Ven," kata Nea. "Dia adalah kunci dari semua kekacauan ini. Jika kita bisa mengalahkannya, pasukannya akan kehilangan arah."

Voya mengangguk. "Kalian tetap waspada dan lindungi satu sama lain. Aku akan mencari cara untuk mendekati Ven."

Pertempuran dimulai dengan ledakan besar saat pasukan Ven menyerbu gerbang akademi. Para siswa dan staf akademi bertahan dengan gigih, menggunakan segala macam sihir untuk melawan. Api berkobar, air membanjir, tanah retak, dan angin bertiup kencang. Setiap elemen digunakan dalam pertempuran yang epik ini.

Voya, dengan kekuatan elemen yang telah dia pelajari, bergerak dengan lincah di medan pertempuran. Dia mengeluarkan bola api untuk melawan penyihir jahat, menciptakan gelombang air untuk memadamkan api, dan menggunakan angin untuk menghempaskan musuh-musuh yang datang mendekat. Dengan setiap gerakan, dia merasakan kekuatan nenek moyangnya yang mengalir dalam dirinya.

Di tengah kekacauan, Voya melihat Ven Nocturne berdiri di puncak bukit kecil, mengawasi pertempuran dengan tatapan dingin. Dengan tekad yang bulat, Voya memutuskan untuk mendekatinya.

"Ven!" teriak Voya dengan suara keras. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan tempat ini!"

Ven tersenyum sinis. "Ah, akhirnya kita bertemu, Voya. Aku sudah lama menunggu saat ini. Kau memang istimewa, tetapi kekuatanmu tidak akan cukup untuk mengalahkanku."

Tanpa ragu, Voya menyerang dengan kekuatan penuh. Dia menggabungkan elemen-elemen yang dia kuasai, menciptakan serangan yang spektakuler. Bola api berputar dalam pusaran angin, gelombang air membentuk dinding pelindung, dan tanah retak menghempaskan musuh-musuh Ven.

Namun, Ven adalah lawan yang tangguh. Dengan satu gerakan, dia menciptakan pusaran kegelapan yang menelan serangan Voya. "Kau harus berusaha lebih keras dari itu, Voya," katanya dengan dingin.

Voya terhempas ke tanah, merasakan kekuatan Ven yang begitu besar. Dia berjuang untuk bangkit, tetapi tubuhnya terasa lemah. Saat itulah teman-temannya datang membantunya.

"Voya, kami ada di sini," kata Shen sambil membantu Voya bangkit. "Kita akan melawan Ven bersama-sama."

Nea dan Ignis berdiri di sisi Voya, siap untuk menghadapi Ven dengan kekuatan penuh. Dengan kerja sama yang luar biasa, mereka menciptakan serangan gabungan yang menggabungkan semua elemen. Api, air, tanah, dan udara bersatu dalam serangan yang mematikan.

Ven terkejut dengan kekuatan mereka yang bersatu. "Ini tidak mungkin!" teriaknya. "Kalian hanyalah anak-anak!"

"Dan itulah kekuatan kami," jawab Voya dengan tegas. "Kami adalah masa depan, dan kami tidak akan membiarkan kegelapan menguasai."

Dengan serangan terakhir yang penuh dengan cahaya dan kekuatan, mereka berhasil menghancurkan tongkat sihir Ven, sumber utama kekuatannya. Ven terhempas, dan pasukannya mulai kehilangan arah.

Dengan jatuhnya Ven, kegelapan perlahan menghilang, digantikan oleh cahaya yang terang. Pertempuran berakhir dengan kemenangan bagi akademi. Meskipun banyak yang terluka dan lelah, mereka merasakan kebanggaan dan harapan yang baru.

Profesor Liana mendekati Voya dan teman-temannya. "Kalian telah melakukan sesuatu yang luar biasa hari ini. Kalian telah menyelamatkan akademi dan menunjukkan bahwa persatuan adalah kekuatan yang paling hebat."

Voya tersenyum lelah tetapi bahagia. Dia tahu bahwa ini baru permulaan. Dengan identitas barunya sebagai keturunan penyihir elementals kuno dan teman-teman yang setia di sisinya, dia siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan harapan.

Mereka membantu siswa yang terluka, termasuk Derek yang menghalau pasukan Ven Nocturne. Luka Derek cukup parah daripada yang lainnya. Saat Voya melihat luka itu, dia memegang dan membersihkannya. Lalu dia berkata, "Tahan sebentar." Voya mengeluarkan sihirnya yang baru pertama kali semua teman-temannya dan Profesor Liana mengetahui. Di ujung jari Voya terlihat ada butiran cahaya biru yang nampak seperti bintang kecil. Dia usapkan ke luka Derek yang terbuka dan parah. Derek teriak kesakitan, tubuhnya di gerakkan ke kanan dan ke kiri.

"Voya, apa yang kamu lakukan?" tanya Nea cemas.

"Ini adalah sihir penyembuhan. Aku baca di buku kuno dan ini kali pertama aku mencobanya," jawab Voya dengan suara yang tenang di sela konsentrasinya.

Perlahan butiran cahaya itu menyatu di kulit Derek yang terluka dan kemudian tertutup seketika. Saat selesai, tubuh Voya lemas dan dia terjatuh.

"Voy, kamu baik-baik saja?" tanya Shen.

"Iya, aku baik-baik saja," ujarnya dengan suara melemah.

Semua siswa yang telah di sembuhkan mereka beristirahat di aula dan ruang pemulihan. Dengan kerja keras mereka semua Ven Nocturne bisa di kalahkan.

The Enchanted Academy of Elementals ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang