Pada suatu malam yang tenang, Voya duduk sendirian di tepi danau di belakang akademi. Kilauan bulan di permukaan air memantulkan bayangannya, mencerminkan wajah yang penuh dengan keraguan. Pikiran tentang masa lalunya, tanggung jawabnya, dan apa yang akan datang mengganggunya. Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya menoleh.
"Voya, apa yang kau lakukan di sini sendirian?" tanya Nea dengan nada lembut, duduk di sampingnya.
"Aku hanya berpikir, Nea," jawab Voya pelan. "Semua yang telah kita lalui... kadang-kadang aku merasa terlalu berat. Apa aku benar-benar siap untuk semua ini?"
"Tenangkan dirimu, Voy! Kau tidak sendiri," kata Ignis.
"Ya, entah mengapa aku berpikir seperti itu," jawabnya memelas. "Semua pikiran itu seketika muncul di dalam otak kecilku, hmm! Mungkin ini yang di anggap bodoh oleh Derek."
"Tapi, dia! Bukan hanya dia! Kita semua menganggap dirimu penting dan special," sahut Shen yang mendengar ucapan itu.
Voya mulai merasa tertekan dengan tanggung jawab yang besar sebagai keturunan penyihir elementals kuno. Dia mempertanyakan apakah dia layak untuk mewarisi kekuatan tersebut dan apakah dia dapat melindungi teman-temannya dan akademi dari ancaman yang lebih besar.
Ketika latihan semakin intensif dan tuntutan semakin besar, Voya merasakan tekanan yang luar biasa. Dalam salah satu sesi pelatihan, dia gagal mengendalikan elemen api, menyebabkan ledakan kecil yang hampir melukai teman-temannya.
"Apa yang salah denganmu, Voya?" tegur Derek dengan nada marah. "Kita semua bergantung padamu, dan kau tidak bisa kehilangan kendali seperti itu!"
Kata-kata Derek menghantam Voya seperti pukulan. Dia merasa bersalah dan tidak mampu. "Ucapan itu seakan membuatku lelah dan tak berdaya. Bergantung? Bukan kah itu hal yang mustahil?" balas Voya. Dia mulai meragukan kemampuannya dan apakah dia bisa menjadi penyihir yang diharapkan.
"Hei, kau sudah ku anggap sebagai adik ku, kalung kau pakai itu bukanlah kalung biasa. Ku pakaikan di lehermu karena aku yakin, kamu bisa dan pasti bisa." Nada Derek semakin marah.
Tidak hanya konflik internal, tetapi Voya juga menghadapi tantangan eksternal. Suatu malam, dia mendapat pesan misterius dari seorang penyihir gelap yang mengancam akan mengungkapkan rahasia keluarganya jika dia tidak menyerah pada tekanan mereka. Pesan itu membawa Voya ke dalam dilema besar: apakah dia harus melindungi rahasia keluarganya atau menghadapi konsekuensi yang lebih besar.
Voya memutuskan untuk menghadapi penyihir gelap itu sendirian. Dia menyelinap keluar dari akademi dan bertemu dengan penyihir gelap di tempat yang telah ditentukan. Penyihir itu mencoba memanipulasi Voya, menawarkan kekuatan lebih besar jika dia bergabung dengan mereka.
"Kenapa harus mengikuti aturan akademi yang kaku itu? Bergabunglah dengan kami, dan kau akan mendapatkan kekuatan yang lebih besar dari yang pernah kau bayangkan," rayu penyihir gelap itu.
Dalam momen kritis itu, Voya menyadari bahwa kekuatan sejati bukan berasal dari penguasaan elemen semata, tetapi dari hati yang tulus dan niat yang baik. Dia menolak tawaran penyihir gelap itu dan memilih untuk melawan mereka dengan segala kekuatannya. Pertarungan sengit terjadi, Voya mengeluarkan seluruh elemen yang ia pelajari. Dia memejamkan mata dan mengaktifkan elemen itu ke seluruh tubuhnya. Ketika membuka mata, cahaya biru nampak terlihat di seluruh tubuhnya. Dia menyerang penyihir gelap itu dengan kekuatan dan menghancurkan dalam sekejap. Voya berhasil mengalahkan penyihir gelap tersebut dengan kombinasi elemen yang dia kuasai.
Setelah pertarungan, Voya kembali ke akademi dengan luka-luka, tetapi juga dengan tekad baru. Dia berbicara dengan Profesor Liana tentang apa yang terjadi, dan mendapatkan dukungan serta bimbingan yang dia butuhkan.
"Keberanianmu menghadapi penyihir gelap itu menunjukkan bahwa kau benar-benar layak menjadi penyihir elementals, Voya. Jangan pernah meragukan dirimu sendiri," kata Profesor Liana dengan bijaksana.
"Tapi Prof, aku masih butuh penguasaan dari kekuatan ku. Aku takut ketika kekuatan ini melahap habis energi dan pikiranku, justru aku bisa membahayakan teman-teman yang lain," ujarnya.
"Tenangkan dirimu, Voy. Semua itu perlu proses dalam sebuah proses akan ada tantangan yang harus di lewati dan aku akan membantu mu dalam menghadapi itu. Tanyakan apapun yang menurutmu ragu, aku selalu ada. Bahkan, teman-teman mu akan selalu ada." Profesor Liana menenangkan hati Voya yang mulai takut menyakiti semua yang ada untuk di lindungi.
Voya merefleksikan perjalanan pribadinya dan bagaimana dia telah tumbuh melalui konflik tersebut. Dia menerima identitasnya sebagai keturunan penyihir elementals kuno dengan bangga dan yakin bahwa dia bisa menghadapi apa pun yang akan datang. Pengalaman ini memperdalam pemahamannya tentang dirinya sendiri dan kemampuannya, membuatnya lebih kuat dan siap untuk melanjutkan perjalanan sebagai penyihir yang bijaksana.
Dengan semangat baru dan tekad yang kuat, Voya berjanji pada dirinya sendiri untuk terus melindungi teman-temannya dan akademi, tidak peduli seberapa besar tantangan yang harus dia hadapi.
"Aku harus bisa melindungi mereka," kata Voya sambil mengangkat tangannya. "Dengan ini, semua yang telah ku lalu, aku harus bisa memakmurkan desa dan melindungi yang aku sayang. Tidak! Bukan hanya orang yang aku sayang saja, semua orang yang ada di dunia ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Enchanted Academy of Elementals ( END )
FantasiaDi dunia yang dipenuhi dengan keajaiban dan sihir, terdapat sebuah akademi legendaris yang mendidik para penyihir muda untuk menguasai elemen-elemen alam. Voya, seorang gadis berusia 15 tahun dari desa kecil, memiliki kemampuan alami yang luar biasa...