002

415 59 10
                                    

"LU GILAK HO?!?"

Sudah ia duga. Teman rekannya pasti akan seperti ini. Hyunjin, yang di notabane dokter terlebay dirumah sakit ini, mulai bertingkah. Memang salah kalau bercerita kepada Hyunjin, kalau boleh jujur. Lebih baik di pendam saja batin Minho.

Minho menghela nafasnya.

"Bisa ga? lu ga teriak dalam sehari aja?" Tanya Minho, malas menanggapi Hyunjin disana yang sedang nge-reog. Harusnya itu Minho yang nge-reog, mengapa jadi Hyunjin.

Hyunjin, yang melihat Minho tenang saja sedari tadi, shock berat.

"Lu bisa sesantai ini ho?" Tanya Hyunjin, sambil memegang bahu Minho, dramatis.

"Lu gatau aturan rs kita gimana?"

Minho? ia hanya bisa menggelengkan kepalanya, jujur ia juga tidak tahu sebenarnya.

Hyunjin menghela nafasnya, lalu melepaskan pegangannya dari bahu Minho.

"Ada komunikasi antara pasien dan dokter akan di pecat dan denda sebesar 35 juta."

Minho membelalakan matanya.

"Yang bener aja lu, jin" tanya Minho tidak percaya dengan temannya.

"Ngapain gue bohon hooo, makanya gue panik banget, waktu lu bilang, lu bakal nginep di rumah tuh pasien" Kata Hyunjin, sambil memukul meja Minho, dengan dramatis.

Minho terdiam. Larut dalam pikirannya.

"Terus gue gimana dong jin?" Tanya Minho, sungguh kali ini otaknya buntu, tidak ada jalan keluar baginya.

"CANCEL, BILANG LU GAJADI OON!" teriak Hyunjin frustasi.

"G-ga bisa jin" Jawab Minho, parno.

"KENAPA LAGI?" Sungguh Hyunjin sangat frustasi, tidak habis pikir ia oleh kelakuan temannya ini.

"Jisung keliatan seneng waktu gue bilang gue bakal ng-"

"BEGO" Teriak Hyunjin.

"Udah ah, gue mau balik"

Hyunjin dengan cepat keluar dari ruangan itu, meninggalkan Minho yang sedang larut dalam pikirannya.

Tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka lagi.

"Kalau lu tiba tiba miskin dan dipecat dari sini, awas aja lu, gausah minta bantuan dari gue" Kata Hyunjin sambil menunjukan jarinya kepada Minho, lalu keluar lagi.

Minho hanya bisa menghela nafas nya. Sungguh ia telah membuat kesalahan hari ini. Kini bagaimana cara dia memberi tahu Jisung.

Setelah lama memikirkan nasibnya. Akhirnya Minho beranjak dari kursinya.

"Dahlah, gue butuh ketenangan" Gumam Minho, lalu keluar dari ruangan itu, menuju kedai coffee.




















"Es cappuccino 1 mba" Pesan Minho, kepada kasir.

"Itu saja ka?"

MY DEAF PATIENT [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang