007

243 36 2
                                    

"Oke kalau begitu, terimakasih ya, udah berani konsultasi, pasien jeongin" kata Minho sambil tersenyum manis kepada Jeongin.

Jeongin menggelengkan kepalanya.

"Harusnya aku dok, terimakasih sudah buat saya berani dan percaya diri" Jawab Jeongin kali ini ia yang memberikan senyuman manis kepada Minho sehingga membuat kedua matanya menyipit lucu.

Senyuman Minho semakin lebar. Melihat senyuman Jeongin mengingatkan ia dengan Jisung. Tapi yang ini berbeda. Jeongin memiliku ciri khas mata yang menyipit, kalau Jisung pipi yang tembam jika tersenyum.

Minho mengusak rambut Jeongin dengan gemas.

"Kamu dan temanmu sama hmm, sama sama imut" Gumam Minho yang dapat didengar oleh Jeongin.

Jeongin terkekeh.

"Meskipun aku lebih muda dari kak Jisung, tapi kak Jisung yang terlihat lebih imut dari ku" Jawab Jeongin sambil mengingat wajah tupai Jisung.

Minho menganggukan kepalanya. Senyumannya belum luntur sama sekali.

"Oh iya, untuk jadwal besok, kamu bakal ke rumah sakit lagi tidak?" Tanya Minho mengganti topik.

Jeongin berpikir sebentar.

"Sepertinya? Tapi aku akan datang agak malam, tidak apa-apa dok?" Tanya Jeongin.

Minho menganggukan kepalanya semangat.

"Justru lebih bagus, biar aku bisa beristirahat dulu" Jawab Minho sambil terkekeh.

Jeongin memutarkan bola matanya. Lalu ikut terkekeh tanpa suara.

Benar, Minho dan Jeongin sudah sedekat itu sekarang. Baru bertemu 1 jam saja, mereka sudah merasa kakak dan adik. Memang selama pemeriksaan, Minho menyuruh Jeongin untuk santai kepadanya. Jeongin juga anaknya friendly, mungkin karena Jeongin ini merupakan kaum extrovert parah berbeda dengan teman tupainya, yang memang susah untuk bergaul dan beradaptasi dengan sekitarnya.

Mungkin karena perbedaan mereka yang lumayan berbeda. Jisung yang merupakan seorang tuli yang tidak dapat mendengar, berbeda dengan Jeongin ya g merupakan seorang bisu yang tidak dapat berbicara.

Sebenarnya Minho salut dengan persahabatan kedua ini. Mereka saling menyatu untuk satu sama lain, tidak peduli akan kekurangannya, mereka selalu ada untuk satu sama lain.


Selang beberapa menit mengobrol, akhirnya Minho dan Jeongin menyelesaikan pertemuan hari ini.

Minho yang akhirnya sudah santai, karena pekerjaannya selesai, menghela nafasnya panjang.

"Akhirnya selesai juga kerjaan gue" Gumam Minho sambil tersenyum puas.

Baru saja Minho ingin memejamkan matanya di kursi empuknya, tiba tiba nada dering yang berasal dari handphonenya berdering.

Minho menghela nafasnya panjang.

"Anjir lah, baru mau tidur" Gumam Minho frustasi sambil mengusak matanya.

Changbin
Tolak|Jawab

"Apa si bin? gue baru mau ti-" Ucapan Minho terpotong, karena Changbin tiba tiba mengatakan sesuatu yang membuat Minho terdiam.

"Ho, si Jisung pingsan."

Kata-kata itulah yang membuat Minho langsung berdiri dari tempat duduknya, dan segera keluar dan berlari menuju UGD.















































































MY DEAF PATIENT [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang