Selama perjalanan untuk kembali ke rumah Jisung. Suasana mobil Changbin sangat sunyi. Mungkin untuk Jisung, ia sudah terbiasa untuk tidak mendengar suara sekali pun, tapi berbeda dengan Changbin.
Changbin merupakan tipikal orang yang mudah bosan. Ia butuh orang untuk mengajaknya berbicara atau beraktifitas.
Sejujurnya, ia sangat ingin mengobrol dengan Jisung sepanjang perjalanan ini, hanya saja ia teringat dengan keadaan Jisung yang jauh berbeda dengan dirinya.
Changbin menghela nafasnya, dan memutuskan untuk menyalakan radio mobilnya.
Senyuman kecil mulai merekah dari sudut bibirnya, bahunya kini melonggar saat sudah mendengar alunan musik yang lembut masuk ke telinganya.
Disisi lain, Jisung disana hanya bisa memandang dengan tatapan kosong sambil memperhatikan keluar jendela mobil.
Kini pikirannya tercampur aduk secara bersamaan, entah dengan rasa sedih, kecewa, maupun khawatir.
Jisung hanya bisa menghela nafasnya, lalu menutup matanya dengan lembut sambil merasakan sepoyan angin dari AC mobil itu.
Kriing Kriing
Nada dering itu berasal dari gawai Changbin. Changbin yang selagi mengendarai kendaraannya hanya bisa menghela nafasnya, lalu memutuskan untuk mengabaikan panggilan telefon itu.
Kriing Kriing
Lagi, ia menghela nafasnya dan memutuskan untuk melihat siapa yang menelfonnya sedari tadi tanpa berhenti.
Alis Changbin terangkat saat melihat nama Minho tertera disana.
Dengan cepat, Changbin menghentikan mobilnya ke tepi jalan.
Jisung disana hanya bisa melihat Changbin dengan kebingungan, Changbin yang melihat Jisung terlihat kebingungan dia hanya memberikan senyuman getir, lalu pamit kepada Jisung untuk keluar dari mobil
"Aku keluar dulu ya? aku harus menjawab panggilan ini" Tanya Changbin dengan pelan kepada Jisung.
Jisung akhirnya mengerti, lalu menganggukan kepalanya dengan pelan.
Changbin juga menganggukan kepalanya, lalu segera keluar dari sana.
Sebenarnya, Changbin bisa saja menjawab panggilan dari Minho di dalam mobil, hanya saja, ia teringat bahwa Jisung mungkin bisa saja membaca gerak mulutnya.
"Halo?"
Terdengar dari sisi sana, suara kaki-kaki yang sungguh berisik dan ramai, dan suara desakan-desakan manusia, seolah-olah ada sesuatu disana.
Kini Changbin merasa iba.
"Ho? halo? napa ho?"
Tanya Changbin dengan nada yang terdengar khawatir.
"Bin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEAF PATIENT [MINSUNG]
Romance"Kekurangan mu yang membuatmu semakin sempurna" Minsung area, homophobic? skip.