017

194 16 4
                                    

"Lu beneran gak mau ketemu sama Jisung?" Tanya Changbin yang kini meyakini sang rekan kerjanya yang lebih tua darinya setahun.

Minho mengangguk-anggukkan kepalanya yakin.

"Iya, demi kenyamanan bersama" Jawab Minho dengan mantap.

Changbin menghela nafasnya panjang, dan menghampiri Minho.

"Lu tahu gak? Lu kalau kayak gini seolah-olah lu tuh kek ngehindarin dia, Ho" Jelas Changbin dengan nada seriusnya.

Minho menegukkan salivanya. Kini lidahnya keluh tak bisa bergerak sama sekali untuk menjawab perkataan yang dilontarkan oleh Changbin.

Melihat wajah Minho yang terlihat tak bisa berkata-kata, Changbin terkekeh.

"Lu mau Jisung salah paham kah?" Tanya Changbin kembali meyakinkan Minho untuk terakhir kalinya.

Minho menatap Changbin dengan ragu kali ini.

Matanya bergetar seolah takut untuk memilih pilihan yang sangat sulit ini.

"Gue bukan bermaksud menghindar dari Ji-"

"Ya makanya itu, beraniin diri lu buat ketemu pasien lu itu." Putus Changbin.

Minho menghela nafas panjang. Lalu menganggukan kepalanya dengan lemas.























































































































































































"Jadi dokter akan pulang hari ini ya?" Tanya Jisung dengan gelagapan karena kecanggungan yang ia rasakan kali ini dan ingin memecahkan suasana hening.

Kini keduanya sudah berada di ruang tamu Jisung tempat dimana biasanya mereka berkumpul kalau mungkin jika sedang tidak ada kerjaan. Sebenarnya yang niatnya tadi Minho ingin berkunjung sebentar ke rumah Jisung hanya untuk mengepak barang bawaannya, kini sudah 2 setengah jam Minho disana.

Bukan karena apa, hanya saja Minho akan sangat merindukan aroma rumah dan vibe rumah Jisung yang membuat nya nyaman selama beberapa hari ini.

Dan Minho tidak akan bohong. Ia akan merindukan kesunyian dan Jisung.

Bukan karena Minho tidak bisa bertemu Jisung lagi. Hanya saja dengan semua masalah yang timbul di rumah sakit kali ini. Minho harus terus menerus untuk menjaga distance diantara mereka, terlebih lagi mereka hanyalah sebatas dokter dan pasien saja.

Minho sadar, bahwa ia lah yang salah sejak pertama kali. Sebenarnya memutuskan untuk menjaga dan menginap di rumah sang pasien itu sangat salah. Terlebih lagi, kini dirinya dan Jisung sudah sangat dekat dengan satu sama lain. Mungkin hampir tidak ada lagi jarak diantara mereka.

Yang mungkin biasanya bersentuhan itu tidak wajar untuk keduanya kini sudah menjadi kebiasaan untuk mereka.











Minho menganggukan kepalanya menunjukkan bahwa ia akan pulang.

"Iya, aku akan kembali lagi ke rumahku. Maaf jika aku merepotkan mu?" Jawab Minho dengan senyuman sendunya.

Jisung menggigit bibir bahwanya dengan cukup keras.

"Tidak, aku malah senang jika dokter lebih lama lagi disini. Hanya saja mungkin dokter ada kesibukan disana? Aku mewajarkan nya." Jawab Jisung dengan senyuman tipisnya itu, berusah meyakinkan Minho bahwa ia baik-baik saja.

MY DEAF PATIENT [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang