"Tumben, lu mau nganter Jisung." Ucap Minho sembari menutup matanya, merasakan hembusan dingin dari AC mobil itu.
Sekarang, mobil yang dikendarai oleh Minho, Changbin dan Jisung terjebak dikemacetan. Sedari tadi menunggu selama hampir 10 menit. Minho merasa bosan dan memilih untuk mengobrol dengan orang yang berada di sebelahnya. Padahal bagi mereka ini masih cukup pagi. Pukul 07.30 jalanan sudah ramai pengendara motor dan mobil untuk beraktifitas.
Kini posisi Minho dan Changbin berada duduk di kursi depan, dengan Changbin yang menjadi supir.
Dan Jisung yang duduk dibelakang sambil memainkan gawainya.Changbin menghela nafasnya.
"Gatau, gabut gue" Jawab Changbin singkat.
Minho melihatnya, dan terkekeh.
"Hari ini lu sewot banget bin." Ujar Minho, menyadari bahwa rekan kerjanya terlihat sedang tidak mood untuk berbicara sedari tadi pagi.
"Lu PMS?" Tanya Minho bercanda, lalu tertawa dengan leluconnya.
Changbin hanya menggelengkan kepalanya, lelah dengan Minho. Lalu menengok kearah belakang, untuk melihat Jisung.
Melihat Jisung yang terlihat santai dengan gawainya. Changbin memikirkan ini merupakan waktu yang tepat untuk menanyakan sesuatu yang lumayan serius dengan Minho.
Kini ia berbalik untuk menatap Minho dengan serius.
Minho yang dilihat serius dengan Changbin menghentikan tawanya. Dan mulai merasa merinding karena perubahan emosi Changbin.
"Apa hubungan lu sama Felix?" Tanya Changbin dengan basa basi.
Minho membelalakan matanya. Tidak percaya dengan pertanyaan Changbin.
"Maksud lu?"
"Kenapa Felix selalu nguntit lu kayak stalker?" Tanya Changbin.
Mendengar pertanyaan konyol Changbin Minho menggelengkan kepalanya dan terkekeh.
Melihat Minho yang terlihat bodoh amat dengan dia, Changbin dengan gemas mencubit paha Minho dengan cukup keras.
Minho berteriak dan meringis.
"HEH SAKIT" Teriak Minho sampai melompat dari tempat duduknya.
Melihat kegaduhan dari depan, Jisung beralih dari gawainya kini ke depan melihat Minho dan Changbin dengan raut wajah yang bertanya-tanya.
Minho dan Changbin terdiam saat Jisung kini melihat mereka.
Minho hanya menyengir kepada Jisung.
"Gapapa kok, si Changbin nih iseng" Jelas Minho.
Jisung hanya menganggukan kepalanya mengerti lalu melanjutkan melihat gawainya merasa tidak peduli dengan kedua dokter yang berada di depannya.
Sungguh sedari tadi pagi, Minho dan Changbin sudah bergelud saja. Sebenarnya Jisung ingin bertanya kepada mereka hanya saja, ia merasa tidak enak. Jadi ia lebih memutuskan untuk diam saja. Sambil sekali-kali memperhatikan mereka dengan diam.
"Ish, ngapain si lu cubit gue" Ringis Minho.
"Gue lagi serius."
"Iya, iya, iya" Jawab Minho dengan cepat.
Minho menghela nafasnya lalu memikirkan apa yang harus ia bilang kepada Changbin. Baru saja Minho ingin membuka mulutnya untuk menjelaskannya kepada Changbin. Tiba-tiba acara itu terganggu karena suara klakson mobil dibelakang mereka.
Changbin dan Minho secara bersamaan baru sadar, dan langsung cepat, melihat lurus kedepan, yang awalnya didepan mereka harusnya ada sebuah mobil yang berhenti, kini sudah berjalan lumayan jauh, yang mengartikan mereka harus menancapkan mobil untuk berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEAF PATIENT [MINSUNG]
Romance"Kekurangan mu yang membuatmu semakin sempurna" Minsung area, homophobic? skip.