016

214 22 8
                                    

"Bin, hari ini gue ke rs ya." Kata Minho dengan cepat mematikan panggilannya dengan Changbin.

Changbin yang belum menjawab perkataan Minho dari gawai itu disana hanya bisa menatap gawainya dengan bingung.

"Lah? tiba-tiba mau ke rs."





















.































"Kok melamun terus si?" Tanya Jeongin sambil melihat Jisung dengan bingung.

Jisung akhirnya tersadar dari lamunannya dan  mendongak melihat Jeongin yang kini sudah didepan matanya.

Jisung menggelengkan kepalanya dengan cepat dan memukul wajahnya berkali-kali.

Melihat tingkah laku kakak kelasnya yang terlihat aneh hari ini, ia hanya bisa menyimpulkan bahwa Jisung kerasukan.

Jeongin menghela nafasnya dengan panjang. Tanpa berpikir lama, ia meninggalkan Jisung, dan menunu ke rooftop sendiri.

Jisung yang ditinggalkan hanya bisa membulatkan matanya, dan dengan cepat menyusul Jeongin dari belakan bersama kaki-kaki kecilnya itu.















































"Kenapa lu tiba-tiba mau masuk dah, Ho?" Tanya Changbin yang kini sudah berada didepannya.

Hanya saja, Minho tidak bergeming sama sekali.

Changbin kini bingung dua kali lipat.

"Woi!" Changbin berusaha menyadarkan Minho dari lamunannya dengan cara menepuk kedua tangannya di depan wajah Minho.

Minho terkejut dan mendongak melihat Changbin yang sedari tadi ternyata sudah ada didepannya.

"Masih hidup lu?" Tanya Changbin.

Minho terkekeh dengan kaku.

"Nah karena lu udah sadar, napa lu tiba-tiba mau ke rs, padahal tadi aja lu marah-marah ke gue, tetep mau cu-"

"CHANGBIN" Belum saja Changbin selesai berbicara. Kata-katanya itu terpotong dengan rengekan Minho yang tiba-tiba.

Sungguh, mengapa hari ini Minho terlihat seperti pasien pengidap bipolar?

"Gimana nih, Bin? koper gue masih ada di rumah Jisung." Rengek Minho.

"Terus? Ambil. Susah banget, kan lu punya mobil."

Minho menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Gak! Gue malu, sial."

"Emang lu ngapain, njir?"

Minho tidak menjawab pertanyaan itu dan dengan dramatis menurunkan kepalanya ke meja.

Changbin dengan malas mengepak kepala Minho dengan cukup keras agar anak itu terbangun.

Minho mengaduh kesakitan dan mendongak kearah Changbin sambil menatap tajam kepada rekan kerjanya.

Changbin yang dilihat seperti itu, sebenarnya kicep dan takut. Hanya saja, Changbin adalah Changbin tentu saja ia akan sok-sokan tidak takut.

"Apa-apaan lu nemplak gue?" Tanya Minho menatap Changbin dari bawah sampai keatas dengan tatapan tajamnya.

Changbin berdeham kepada Minho dan segera merapihkan dirinya. Siap untuk dihajar oleh kakak yang lebih tuanya ini.

"Lu emang ngapain? Kok bisa sampai mau ke rs?" Tanya Changbin sambil menatap lantai, tidak berani menatap mata Minho.

Minho menyeringai.

MY DEAF PATIENT [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang