kringg kringg
Bel sekolah berbunyi, mengartikan bahwa sudah waktunya jam istirahat. Semua anak murid dengan cepat merapikan smua bukunya, menghampiri teman mereka masing-masing sambil mengobrol.
Dan disanalah Jeongin. Kini, ia sedang menge-chat sahabat kakak kelasnya, Jisung. Jeongin berencana untuk makan siang bersamanya.
Baginya, bersama Jisung sungguh tenang, mungkin karena Jisung yang tenang, dan Jeongin yang juga tidak perlu mendengarkan suara yang membisingkan. Jeongin sudah merasa sangat nyaman dengan Jisung.
Kak Sungiee
Kak, mau makan bareng di rooftop gak?|
|baru aja mau bilang... ini aku udah di depan kelas kamu.
Membaca isi chat Jisung, Jeongin dengan segera beranjak dari tempat duduknya, dan segera membereskan buku-bukunya, menuju kearah luar.
Melihat Jisung yang sekarang berada tepat di depan pintu kelasnya, sambil menunggunya. Senyuman Jeongin merekah.
Ia dengan semangat menghampiri Jisung dengan senyuman-nya dan langsung merangkul kakak kelasnya yang kecil itu.
Jisung tersentak, lalu tersadar ternyata orang yang merangkulnya ialah adik kelasnya yang tidak lain adalah Jeongin.
Jisung menggelengkan kepalanya lalu mengusak rambut Jeongin dengan gemas.
"Jangan buat aku kaget, kebiasaan sekali" Ujar Jisung sambil menggunakan raut wajah yang terlihat kesal.
Jeongin terkekeh tanpa suara, lalu ikut mengusak rambut Jisung dengan gemas.
"Iya, ayo? kita ke rooftop" Ajak Jeongin dengan semangat. Lalu menyeret Jisung keatas rooftop.
Kini keduanya sudah sampai rooftop.
Suasana sepi dan sunyi. Angin yang berlewatan dan pemandangan langit yang berwarna kuning ke jingga-an membuat suasana semakin sejuk.
Untuk mereka berdua, rooftop merupakan basecamp mereka untuk bersantai dan healing bersama.
Biasanya, jika mereka bosan, Jeongin dengan nakal akan selalu meminta izin kepada Jisung untuk bolos ke rooftop. Dan dengan anehnya, Jisung selalu saja mau ikut untuk bolos bersama Jeongin.
Di rooftop cukup hanya untuk mereka berdua saja sudah sangat nyaman seperti rumah sendiri. Bagi mereka, berdua saja sudah cukup untuk selalu bersandar bersama.
Kini, mereka telah duduk di ujung rooftop sambil melihat pemandangan siang yang sejuk. Meskipun masih pukul 2 siang, hanya saja, Tuhan seakan-akan memberikan mereka udara sejuk untuk mereka agar tidak kepanasan karena sinar matahari.
"Orang tuamu sudah pulang?" Tanya Jeongin.
Jisung dengan bingung menggelengkan kepalanya dan menoleh kepada Jeongin dengan raut wajah yang bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEAF PATIENT [MINSUNG]
Romantizm"Kekurangan mu yang membuatmu semakin sempurna" Minsung area, homophobic? skip.