Speak Up

122 16 2
                                    

*Rumah sakit Seoul

Jinny berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan langkah panjangnya setelah menyelesaikan segala urusan administrasi selama perawatan dita tiga hari ini.

Sesekali ia terlihat mengecek ke arah gadgetnya untuk memantau berita terkini tentang perusahaannya dan juga perkembangan pencarian Min seok setelah ia dan lea membuat laporan sesegera mungkin setelah peristiwa itu terjadi.

Ceklek...

Pintu kamar dibuka oleh jinny dan mendapati kekasihnya yang sudah terlihat mengemas barangnya ke dalam tas.

"Hei... biar aku saja yang melakukannya sayang, istirahatlah... kau belum sepenuhnya pulih" jinny menggeser tubuh dita untuk duduk di tepi ranjang.

"But hon..." dita terlihat tidak enak, tapi jinny malah menyuruhnya diam dengan jari telunjuknya berada di bibir dita.

"No..!! Kali ini dengarkan aku" Jinny memperjelas kembali perkataannya.

Dita hanya menghela nafas panjang melihat punggung kekasihnya yang terlihat sibuk menata kembali barang barangnya.

Sebenarnya dokter belum mengizinkan dita untuk pulang, tapi karena dita terus memaksa ingin segera pulang dan tidak merasa nyaman berada di rumah sakit. Mau tidak mau gadis bermata kucing itu menuruti permintaan kekasihnya dengan syarat dita harus mau untuk kontrol ulang kembali nantinya.

"Okey... finish!! Lets go home babe!!" Jinny tersenyum puas begitu melihat tidak ada lagi yang tertinggal di kamar itu.

Dita hanya tersenyum tipis melihat kekasihnya yang dari kemarin sangat sibuk membereskan masalah yang terjadi.

Ada raut wajah yang masih terasa menyesal karena telah menambah beban di pundak kekasihnya. Walaupun jinny tidak pernah menampakkan kegelisahannya di depannya, tapi dita merasakan wanita yang teramat dicintainya itu terlihat sangat lelah dan kurang tidur.

"Apa yang kau lamunkan sayang? Bukankah kau ingin kita segera pulang?" Jinny menyentuh bahu dita dengan lembut sampai membuat dita tersadar bahwa sedari tadi ia hanya menatap wajah kekasihnya.

"Eoh..??? Ne.. kajja!!" Dita menggenggam erat jemari jinny dan menariknya keluar kamar.

Jinny yang melihat hal yang tidak biasa dari sikap kekasihnya hanya bisa mengikuti langkah dita.

"Itu...itu mereka!! Cepat ambil fotonya!!" Teriak salah satu wartawan yang sudah berada di area rumah sakit selama dita di rawat.

Jinny yang melihat beberapa wartawan berjalan ke arahnya mendadak menghentikan langkahnya begitupun dengan dita.

"Dit... tetap disampingku, dan pakailah ini" Jinny mengenakan masker kepada dita dengan hati hati. Kedua mata mereka saling menatap, dan menyiratkan kecemasan di antara keduanya.

"Apapun yang terjadi, tetap genggam erat tangan ku dit.., biar aku menyelesaikannya. Kau hanya perlu mempercayakannya padaku ne?!" Dita menganggukkan kepalanya dan menggandeng erat lengan jinny begitu para wartawan mendekati mereka.

Jinny segera melepaskan cengkraman tangan dita dari lengannya, dan membawa tubuh mungil itu ke dalam rangkulannya, agar dita merasa sedikit aman. Dan tangan kanannya menggenggam erat jemari dita.

"Its oke babe.., kita akan keluar dari sini dengan cepat" bisik jinny di telinga kekasihnya.

Jinny memimpin jalan tanpa menghiraukan para wartawan yang mengejar mereka sesampainya di lobi rumah sakit.

"Park jinny ssi!! Apa benar dia pacar mu?"

"Tolong beri kami jawaban!!" Desak para wartawan yang mulai mengerumuni sepasang kekasih itu.

Sorry If I Have Crush On You (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang