Si bos yang terkenal dingin dihadapkan dua pilihan antara bertunangan dengan pilihan orang tuanya atau seseorang yang di tentang orang tuanya
GxG
khusus penikmat ff ditaxjinny
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Huaa......" Jinny bangun dari tidurnya yang nyenyak setelah melewati malam yang panas bersama kekasihnya di rumah baru mereka dan tampak merenggangkan ototnya.
Tangannya bergerak mencari dita yang berada disampingnya. Dengan mata yang masih tertutup jinny meraih tubuh dita yang masih tertidur pulas.
"Morning babe..." bisik jinny ditelinga dita, tapi tidak ada jawaban. Jinny lantas membuka matanya dan melihat sang kekasih yang masih tertidur.
"Waa...ini tidak seperti biasanya, kenapa cintaku belum juga bangun? Apa aku terlalu membuatmu kelelahan sayang?" Bisik jinny terkekeh sembari menempelkan dahinya ke dahi dita sehingga aroma tubuh dan nafas keduanya dapat di rasakan jinny kembali.
Ditatapnya dengan lekat wajah kekasih yang sudah membuatnya tergila gila selama ini. Pipinya yang gembil dan bibirnya yang mungil serta tatapan matanya yang tajam itu selalu membuat jinny gemas.
Menatap wajah sang kekasih berjam jam lamanya pun tidak akan bosan baginya. Setiap hari bahkan setiap detik rasa cintanya semakin besar.
Jinny masih saja menikmati waktunya dengan menyusuri wajah kekasihnya, sedangkan disisi lain dita yang merasa langkahnya tidak pernah berujung dibuat cemas seketika.
"Dimana aku sebenarnya?" Dita bertanya tanya dalam hatinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekelilingnya hanya tampak kabut tebal yang terus menutupi jalan. Mau berteriak sekuat apapun tidak ada seseorang yang mendengarnya.
Dita berjalan tanpa arah hingga matanya menemukan secercah cahaya kecil yang membuatnya ingin menuju ke titik itu.
Terdengar suara tawa dari kejauhan. Membuat dita bernafas lega karena merasa dia tidak sendirian disana.
Semakin dita mendekati cahaya itu maka semakin besar pula cahaya yang mendekatinya, terasa menyilaukan tapi suara tawa yang di dengarnya sangat menggelitik hati kecilnya. Terasa hangat dan menentramkan jiwanya.
Dita memasuki cahaya itu dengan segera, dan matanya perlahan melihat ke sekeliling.
Terlihat hamparan ladang rumput yang luas, beberapa pepohonon yang rindang seluas mata memandang. Sungguh keindahan yang belum pernah dilihatnya selama ini.
