3. Terkunci di toilet

497 46 1
                                    

Vio dan Irsyad telah kembali dengan membawa pesanan mereka.

"Pesanan datang!" Seru Vio.

Mereka mengambil pesanan mereka lalu menyantapnya.

Saat sedang menyantap makanannya, seseorang datang dan ikut bergabung bersama mereka tanpa meminta izin.

"Hai Gib, lagi makan apa?" Tanya kinan basa - basi.

Kinan Kurnia Putri, gadis yang mencintai Gibran dari kelas 10. Namun, cintanya tak pernah terbalas oleh Gibran. Lebih tepatnya, cinta bertepuk sebelah.

"Makan bakso" Jawab Gibran.

"Kamu kenapa sih? Aku kan cuman nanya..." ucap Kinan. Ia, memanyunkan bibirnya.

"Idih! Kek gitu bukannya cantik, malah tambah jelek!" Sindir Vio pedas.

"Vio, gak boleh kek gitu!" Peringat Adara.

"Oh iya, lo siapa?" Tanya Kinan sinis. Ia baru sadar ada Adara di dekat Gibran.

"Pacar gue! Kenapa?" Tanya Gibran.

'Gibran nih kenapa gak yang lain aja sih yang dijadiin pacar pura - pura' batin Adara.

Naura dengan yang lain kaget mendengarnya.

"Hah! Kamu bohong kan Gib?" Tanya Kinan tak percaya.

"Emang kenapa kalau gue pacaran sama Adara?" Tanya Gibran. Ia merangkul Adara yang ada di sampingnya

"Ihh! Awas ya lo!" Ancam Kinan lalu berlalu pergi.

Saat Kinan sudah menghilang dari penglihatan, Gibran melepaskan rangkulannya.

"GIBRAN! Kenapa harus gue sih yang jadi pacar pura - pura lo!" Kesal Adara.

"Ya kan lo yang deket. Jadi lo lah gue jadiin pacar pura - pura. Lagian dia gak kenal lo." Jawab Gibran.

"Gue kira tadi kalian beneran pacaran!" Kesal Rasya. Hampir saja dia percaya bahwa adik satu - satunya pacaran.

"Kalian kayak gak tau sandiwara aja!" Ujar Gibran.

"Nau, toilet dimana?" Tanya Adara.

"Ada di belokan lorong yang kita laluin pas jalan ke kantin tadi." Jawab Naura.

"Thanks! Gue ke toilet dulu guys! Kalau mau ke kelas duluan aja!" Ucap Adara tergesa - gesa karna sudah tak tahan.

'Sepertinya takdir memihak ke gue!" Batin seseorang. Ia tersenyum miring.

*****

"Akhirnya. Saatnya gue balik ke kelas." Adara berbicara pada dirinya sendiri.

Saat Adara membuka pintu, pintu tersebut tidak bisa di buka.

Adara mulai panik. Ia beberapa kali mencoba membuka pintu tersebut. Namun nihil, pintu tersebut tetap tidak bisa di buka.

"Telpon bang Rasya!"

Adara mulai mencari kontak abangnya. Saat sudah menemukannya, Adara mulai menelponnya.

Namun, di toilet tidak ada signal. Sepertinya, takdir tidak memihak padanya kali ini.

"SIAPA PUN TOLONG GUE!" Teriak Adara.

Sepertinya tidak ada yang mendengarnya. Bell telah berbunyi 7 menit yang lalu.

Adara mulai panik. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain berteriak meminta pertolongan.

"Bang Rasya... tolong Dara... Dara takut..."

Adara mulai menangis, "Gibran... tolong Ara... siapa pun tolong gue..."

Sementara di kelas 12 Ipa 1, Gibran bingung dengan keberadaan Adara.

Adara belum juga masuk sejak 10 menit yang lalu.

Gibran mengangkat tangannya.

Bu Rini yang sedang menjelaskan melihat Gibran mengangkat tangannya pun bertanya.

"Bu, izin ke toilet!"

Bu Rini mengangguk lalu Gibran berlalu menuju toilet. Bukan untuk buang air besar maupun kecil, melainkan untuk mencari Adara.

Gibran mencari Adara di toilet lorong menuju kantin. Hanya ada 1 toilet di sana.

Saat sampai, ia bingung mencari keberadaan Adara.

Pasalnya, toilet tersebut tertulis sedang di perbaiki. Namun, ia sadar ada yang janggal.

'Perasaan pas gue lewat sini tadi, gak ada ini tulisan. Apa jangan - jangan?'

"Ada orang di dalem?" Tanya Gibran.

"SIAPA PUN TOLONG GUE!" Teriakan tersebut berasal dari dalam.

"ARA, INI LO KAN?" Teriak Gibran bertanya.

"Gib tolong gue..."

***

Jangan lupa vote dan komen!
Jangan baca doang gak vote dan komen!
Jangan jadi pembaca diam - diam/gelap!

Love Hate Relationship (GIDARA) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang