10. Rencana

426 48 5
                                    

"Boleh om.." jawab Gibran.

"Di depan aja. Sal, aku keluar bentar. Mau bicara sama Gibran."

Fatir dan Gibran berlalu keluar.

"Kamu pacaran sama Adara?" Tanya Fatir.

"Nggak om.."

"Om kira kamu sama Adara pacaran. Oh iya, kalau om minta 1 hal sama kamu, kamu mau nggak?" Tanya Fatir.

"Insyaallah Gibran mau, kalau Gibran mampu.." jawab Gibran.

"Om minta, kamu jaga Adara. Dia punya abang, tapi Rasya tidak bisa setiap saat menjaga Adara. Apalagi, Rasya sama Adara gak sekelas. Itu mangkannya om minta sama kamu. Terutama di sekolah, om minta tolong.."

"Baik om! Gibran bakal jaga Adara." Ucap Gibran.

"Nama panjang kamu apa?" Tanya Fatir.

"Gibran Gemaning," jawab Gibran.

"Kamu anak Miko? Miko Gemaning?"

"Iya, kok om tau?" Tanya Gibran.

"Kamu inget Adara? Bandung, Kita sering ke sana. Adara itu Adara yang ada di bandung."

"Jadi, Adara adalah Adara sahabat Gibran di bandung?" Tanya Gibran.

"Iya, mungkin kamu gak di kenal karna nama kamu Gibran. Kan kamu dulu di panggil Giban. Sama mungkin karna kamu agak berubah." Jelas Fatir.

"Om punya rencana..."

*****

"Assalamu'alaikum.. Gibran pulang..."

Gibran merebahkan tubuhnya di sofa. Mila datang dan duduk di sofa lainnya.

"Habis dari mana kamu?" Tanya Mila.

"Habis anter Adara pulang. Tadi dia pingsan. Terus di suruh makan sama - sama dulu baru pulang." Jelas Gibran.

"Mi.. tau gak?"

"Ya nggak lah kan kamu belum kasih tau.." kesal Mila.

"Adara adik Rasya temen Gibran itu ternyata Adara sahabat Gibran di Bandung." Jelas Gibran.

"Aku sama om Fatir ada rencana.."

"Rencana apa?" Kepo Mila.

"Ada deh.. tapi papi sama mami harus bantu.."

*****
Pagi kembali datang. Di kediaman Dirgantara, mereka sedang melaksanakan sarapan. Seperti hari - hari biasanya.

"Adara, nanti malem kita pergi ke suatu tempat.." ucap Fatir.

"Suatu tempat? Ngapain?" Tanya Adara.

"Ikut aja nanti juga tau.."

"Abang sama mama dah tau ya?" Tanya Adara. Ia melirik abangnya serta mamanya.

"Udah.." jawab Rasya.

"Dar, kamu beneran udah sehat?" Tanya Salma.

"Udah ma.."

"Yaudah ayo berangkat Dar"

Rasya serta Adara berjalan menuju Salma dan Fatir, untuk bersalaman.

"Inget ya nanti malem harus ikut.." ucap Fatir.

"Iya - iya. Kayaknya penting banget sampe - sampe diingetin segala.." ucap Adara.

*****

Di kediaman Gemaning pula sama, sedang melaksanakan sarapan.

"Jadi, nanti malem kita pergi?" Tanya Miko.

"Ya jadilah! Masak nggak!" Kesal Gibran.

"Kalau giliran bahas Adara ngegas. Giliran bahas yang lain paling gak peduli."

"Udah, jangan gitu ke Gibran.." ucap Mila.

"Pi, Mi, Gibran berangkat dulu." Gibran menyalim tangan Mila serta Miko.

"Jangan ngebut - ngebut bawa mobilnya.." peringat Mila.

"Iya,"

*****

'Siapa dia? Kok kayak mirip Ara?'

Gibran berhenti di dekat gadis berseragam sama sepertinya tersebut.

"Ini motornya kenapa?" Tanya Gibran.

Gadis itu menoleh.

"Gibran,"

"Ara,"

"Motor lo kenapa?" Tanya Gibran lagi.

"Gak tau!" Jawab Adara ketus.

"Santai kali!"

"Bentar lagi bell.. ayo sama gue aja! Daripada telat." Ajak Gibran.

Diam..

"Mau nggak? Kalau nggak yaudah.. biar aja nanti telat terus di hukum.."

Gibran membuka pintu mobilntya.

"Eh, eh, gue ikut lo!" Adara akhirnya bersuara.

"Yaudah ayo!"

*****

"Adara sama Gibran mana sih!" Kesal Naura.

"Sabar Nau.." ucap Rasya.

"Bukannya tadi Adara di belakang kamu ya?" Tanya Naura.

"Seharusnya sih iya, tapi pas dateng di sekolah, udah gak ada dianya di belakang aku." Jelas Rasya.

"Bentar lagi bell, mana sih mereka?" Kesal Vio.

"Bentar lagi juga dateng," ucap Irsyad.

Mobil berwarna hitam datang, lalu terparkir tidak jauh dari mereka. Pusat perhatian siswa - siswi beralih padanya.

2 orang di dalamnya pun keluar. 2 orang tersebut adalah Adara dan Gibran.

Adara dan Gibran berlalu menuju teman - temannya.

"Gue kira siapa, ternyata kalian." Ucap Irsyad.

"Gimana mau kenal, orang mobilnya aja beda. Mobil siapa tuh?" Tanya Vio.

"Mobil dari papi." Jawab Gibran.

"Dek, kok kamu bisa sama Gibran?" Tanya Rasya.

"Tadi motor Adara bermasalah, kebetulan gue liat, jadinya gue ajak bareng." Bukan Adara yang menjawab, melainkan Gibran.

"Ouh,"

"Kalian ke kelas duluan aja. Gue mau ngomong sama Gibran." Ucap Rasya.

Teman - temannya berangguk lalu berlalu, tapi tidak dengan Adara.

"Yah.. gue sendiri dong ke kelasnya.." ucap Adara.

"Udah sana lo. Hush hush.." usir Rasya.

Adara pun beralalu dengan kesal.

Setelah Adara tak terlihat, Rasya merangkul Gibran.

"Baru tau gue kalau lo sahabat gue di bandung," Rasya tersenyum.

Memang, Rasya dan Salma sudah diberitahu oleh Fatir tentang ini. Hanya Adara yang tak diberitahu.

"Gue juga. Ini semua karna om Fatir." Ucap Gibran.

"Eh, lo dah tau kan rencana itu?" Tanya Gibran.

"Udah dong.." jawab Rasya.

"Yaudah yok!"

Rasya dan Gibran pun beralalu.

***

Target : 14 Vote 6 komen

Jangan lupa vote dan komen!
Jangan lupa follow juga!
Sampai jumpa di bab selanjutnya!

Love Hate Relationship (GIDARA) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang