2. Kantin

494 46 0
                                    

Naura, Rasya, Vio dan Irsyad pun keluar.

"Dah yok Dar, Vi!" Ajak Naura merangkul Adara dan Vio. Meninggalkan Gibran, Rasya, dan Irsyad.

"Dih! Giliran dah ketemu sirkelnya ditinggalin!" Sinis Gibran.

"Udah ayo susul" ajak Rasya.

Gibran, Rasya dan Irsyad berlalu menyusul Adara dengan yang lain.

Saat sudah dekat, Gibran memiliki ide untuk menjahili Adara.

Gibran berjalan pelan agar tak menimbulkan suara di koridor yang sepi tersebut. Pasalnya, Jam istirahat sudah 10 menit berlalu.

Sedangkan Rasya dan Irsyad menatapnya dengan tatapan bertanya.

Gibran menjawab dengan menaruh jari telunjuknya di depan bibir.

Rasya dan Irsyad yang mengerti pun mengangguk paham.

Gibran memulai rencananya saat sampai di belokan, Gibran menarik rambut Adara, lalu bersembunyi.

Saat ini, rambut Adara di gerai membuat Gibran ingin sekali rasanya menariknya.

"Eh!" Kaget Adara saat rambutnya ditarik.

"Nau, lo ya yang tarik rambut gue?" Tanya Adara bingung.

"Enggak, orang tangan gue dari tadi di bahu lo." Jawab Naura.

"Lo ya Vio?" Tanya Adara.

"Nggak!" Jawab Vio.

"Terus siapa?" Bingung Adara.

Adara membalikkan badannya ke belakang.

Di belakang terlihat Rasya dan Irsyad. Namun ada yang janggal!

"Gibran mana?" Tanya Adara curiga.

Rasya menyenggol Irsyad. "Gi-Gibran di belakang, dia ke toilet dulu katanya." Gugup Irsyad.

"Ohhh"

Naura dan Vio yang masih diam menunggunya pun kembali merangkulnya menuju kantin. Rasya dan Irsyad pun menyusulnya.

Sama dengan Gibran yang mengikuti mereka secara diam - diam.

Namun, baru beberapa langkah berjalan, rambut Adara kembali ditarik.

Adara yang sudah kesal berteriak. "SIAPA SIH YANG NARIK RAMBUT GUE?"

Gibran keluar dari belokan dengan tawanya.

"GIBRAAAN! LO YA YANG NARIK RAMBUT GUE!" Galak Adara.

"Kalau iya kenapa?"

"Iiih"

Adara yang sudah kesal mengejar Gibran yang sudah berlari menuju kantin.

Sedangkan Naura, Rasya, Vio dan Irsyad menyusul mereka. Namun tidak berlari seperti mereka.

"GIBRAAAN! AWAS LO!" Teriak Adara.

"IYA GUE AWASIN!" Ledek Gibran.

*****

Saat ini, Gibran sedang bersembunyi di kerumunan pedagang bakso di kantin. Ia juga ingin membeli bakso.

Saat ia sudah mendapatkan baksonya, Gibran mencari tempat duduk kosong.

Saat sudah mendapatkan tempat duduk, Gibran duduk dan akan memakan bakso kuahnya.

Saat ia mencicipi kuahnya, Adara datang dan mengagetkannya. Sehingga ia tersedak.

"Uhuk uhuk! Hehh Adara, bikin kaget aja!"

"Lagian lo dulu! Nah saatnya pembalasan!"

Gibran bersiap berlari. Namun nihil, Adara sudah menarik telinganya.

"Nah nih pembalasan gue!"

"Sakit Raaa" rengek Gibran.

Naura, Rasya, Vio dan Irsyad sudah sampai kantin. Mereka mencari tempat duduk Gibran dan Adara.

"Itu Adara sama Gibran" tunjuk Vio.

Mereka berjalan kearah Adara dan Gibran.

"Lo apain anak orang tu dar?" Tanya Naura terkekeh melihat wajah kesakitan Gibran.

"Kasih pelajaran" jawab Adara. Lalu Adara melepaskan tangannya dari telinga Gibran yang sudah merah.

"Siapa nih yang mau pesen makan?" Tanya Rasya.

"Gue aja sama Irsyad yang pesen" jawab Vio.

"Enggak gue gak mau!" Jawab Irsyad.

"Ayolah... jadi bantu gue bawa makanan..." ucap Vio dengan puppy eyesnya.

"Yaudah! Apa cepet!"

"Gue Siomay Minumnya air putih dingin" ucap Rasya.

"Kalau gue samain Rasya tapi minumnya air putih gak dingin." ucap Naura.

"Kalau gue es teh ya Syad. Gue lupa beli minum tadi." ucap Gibran.

"Kalau gue mie level 8 ya minumnya es teh" ucap Adara.

"Gak boleh! Tadi pagi lo belum makan apa - apa!" Larang Rasya.

"Tapi bang-"

"Ganti! Nasi goreng minumnya es teh!" Ucap Rasya.

"Yadeh" pasrah Adara menghembuskan nafasnya kasar.

***

Jangan lupa vote dan comment

Love Hate Relationship (GIDARA) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang