"Ada apa nih? Berangkat bareng lagi.." ucap Irsyad.
"Gibran itu sahabat Adara sama gue di bandung dari kecil," bukan Adara maupun Gibran yang menjawab, melainkan Rasya.
"Ohh," paham Isyad.
"Nempel amat buk," ejek Naura.
Sedari tadi, Adara memegang tangan Gibran.
"Kenapa emangnya? Iri ya?" Ejek Adara.
"Udah - udah, ayo masuk!" Ajak Gibran.
Ia menarik tangan Adara menuju kelas, meninggalkan teman - temannya.
*****
"Gibaann... ayoo ke kantin..." rengek Adara.
"Duluan aja Ara.." lirih Gibran.
"Kenapa? Belum jadi? Nanti deh aku tolong kalau belum jadi. Tapi ayo kantin.." ucap Adara.
"Nggak, aku cuman agak gak enak badan aja.." jawab Gibran.
"Gak enak badan? Sakit apa?" Tanya Adara panik.
"Gapapa, cumen pusing dikit.." jawab Gibran. Ia menaruh tangannya di meja, lalu menaruh wajahnyanya di lipatan tangan.
"Yaudah aku gak jadi ke kantin. Aku mau di sini aja jagain kamu." Ucap Adara.
Gibran menoleh kearah Adara. Tangannya terangkat, mengelus surai Adara.
"Pergi aja.. gapapa kok.." ucap Gibran.
"Gamau.." jawab Adara. Ia ikut menaruh wajahnya di lipatan tangan.
"Kenapa sih?" Tanya Gibran. Tangannya beralih dari surai Adara, lalu menaruh kembali tangannya seperti semula.
Tidak ada jawaban dari sana.
Ia menghembuskan nafasnya, kala mendengar nafas teratur dari sana. Rupannya, Adara sudah tertidur.
Ia menggeleng semabari tersenyum. Lalu ia kembali menaruh wajahnya di lipatan tangan.
Tiba - tiba, teman - temannya datang. Dapat mereka lihat, sepasang sahabat tersebut sudah tertidur dengan posisi duduk, menaruh kepalanya di lipatan tangan.
"Di tunggu di kantin gak date-" ucapan Rasya terpotong oleh Gibran.
"Shutt!" Gibran menaruh telunjuknya di depan bibir. Mengisyaratkan untuk diam.
Teman - temannya yang paham pun berlalu keluar. Namun tidak dengan Rasya, "awas lo macem - macem!"
"Enggak bakal," Gibran kembali pada posisinya.
*****
Adara, gadis tersebut sedang duduk di balkon kamarnya. Menatap langit yang sedang mendung.
Entah mengapa, perasaannya menjadi gelisah.
Sudah 1 jam lamanya, pesannya tak dibalas ataupun dibaca oleh sahabatnya.
"Kenapa?" Tanya Rasya yang datang tiba - tiba.
"Perasaan gue gak enak, chat gue gak di bales ataupun di baca sama Gibran.." jawab Adara lirih.
"Jangan ovt - ovt mulu. Mungkin Gibran lagi sibuk, atau lagi pergi ke mana gitu." Ucap Gibran.
"Tap-" ucapan Adara terhenti.
Drrttt
DrrttttPonsel Adara berbunyi. Adara beranjak, menuju meja belajarnya. Tempat ponsel Adara yang sedang di charger.
"Halo!" Sapa Adara semangat.
"..."
"A-apa?" Suara serta tangan Adara bergetar.
*****
Gak pakek target. Langsung lanjut, asal votenya 15 ke atas, dari sekarang sampai jam 7 pagi, besok.
Jangan lupa vote dan komen!
Jangan jadi pembaca gelap!
Jangan lupa follow juga!
Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (GIDARA) [End]
Roman pour AdolescentsAdara Putri Dirgantara, adik dari Rasya Putra Dirgantara. Sifatnya yang bar - bar kadang membuat abangnya kesal. "PAGI SEMUANYA!" Teriak Adara. "Dek, bisa gak sih jangan teriak sekali aja?" "Enggak" "Kalau kamu gini terus gimana bisa ada orang yang...