9. Sakit

477 48 4
                                    

Tok...tok...tok...

"Assalamu'alaikum... tante Salma.."

Gibran mengetuk pintu dengan sekuat yang ia bisa. Karna, ia kewalahan dengan Adara yang ada di gendongannya.

"Waalaikum salam.." jawab Salma.

Saat pintu terbuka, terlihat Gibran dengan Adara yang ada di gendongannya.

"Ini Adara kenapa?" Tanya Salma panik.

"Ini Adaranya dulu tan, nanti Gibran kasih tau.."

"Itu kamar Adara ada di lantai atas, yang deket tangga."

Gibran berlalu menuju kamar Adara dengan Adara yang ada di gendongannya.

Gibran membaringkan Adara di kasur dengan hati - hati. Gibran menarik selimut, menyelimuti Adara dengan selimut.

Salma masuk ke kamar Adara.

"Ini Adara kenapa Gib?" Tanya Salma.

"Jadi, di parkiran kan kita tunggu Adara sama Rasya, nah Naura heran kenapa Adara keliatan lesu sama gak ada tenaga. Naura taruh tangannya di dahi Adara, dan dahi Adara panas. Rasya langsung tawarin pulang ke Adara, tapi Adara nya gak mau. Terus Rasya suruh Gibran jagain Adara. Karna, yang sekelas sama Adara cumen Gibran, jadi Gibran yang di suruh. Terus pas udah pelajaran, Adara kayak gak fokus Gibran perhatiin, setelah beberapa menit, Adara pegang kepalanya. Lalu Adara izin ke toilet, Gibran juga ikutin Adara tante. Soalnya Adara kayak mencurigakan gitu." Jelas

"Terus, pas Gibran ikutin, ternyata Adara cuma basuh mukanya. Pas perjalanan ke kelas, Adara kedinginan sama pusing gitu. Di tengah perjalanan, Adara berhenti, kayaknya gak bisa jalan karna dingin sama pusing. Terus tiba - tiba Adara jatuh pingsan. Terus Gibran bawa Adara ke sini pake mobil Gibran." Lanjut Gibran.

"Tan, ini Adara nya di kompres dulu."

"Iya sebentar," Salma berlalu keluar.

Tangan Gibran mengelus surai Adara.

"Bunda dingin..." lirih Adara.

Mata Adara terbuka sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya, mata Adara terbuka sempurna.

"Gibran.." lirih Adara

"Adara.." Gibran menarik kembali tangannya.

"Siapa yang bawa gue ke sini?" Tanya Adara.

"Gue. Kenapa lo gak bilang kalau kepala lo pusing? Kan bisa bilang 'Gibran kepala gue pusing, anter gue pulang dong..'  jadinya gini kan! Pingsan di jalan! Kalau gak ada gue gimana?" Omel Gibran.

"Dih! Kok ngomel lo!"

"Lagian, di suruh pulang, ngeyel lo!" Kesal Gibran.

"Udah kali!"

"Ini kenapa? Kok tante denger ribut banget?" Tanya Salma.

"Ini nih tante, Adaranya tadi pagi di suruh pulang, ngeyel jadinya gini kan." Jelas Gibran.

Salma duduk di pinggir kasur Adara, mengompres Adara. Sementara Adara, ia yang masih lemas memilih tidur.

"Tante, Gibran pamit ya.." pamit Gibran.

"Mau kemana?" Tanya Salma.

"Mau ke sekolah lagi" jawab Gibran.

"Gak usah. Lagian, bentar lagi juga pulang. Diem di sini aja, kita makan siang bareng." Ucap Salma.

"Oh ya, kamu sudah izin kan untuk pulang?" Tanya Salma.

"Iya," jawab Gibran.

"Itu kan, masak kamu udah izin pulang tapi balik lagi. Udah sini diem aja, Rasya sama papanya Rasya dan Adara bentar lagi pulang. Kita makan siang sama - sama." Ucap Salma.

"Iya deh tante. Ngerepotin tante, jadinya.." Gibran tak enak hati karnanya.

"Nggak, tunggu sebentar ya.. tadi tante udah masak sebelum kamu sama Adara dateng. Tinggal di pindahin ke meja."

"Iya tan.."

Salma berlalu keluar.

Gibran mengeluarkan handphonenya dari saku. Mengetik sesuatu pada aplikasi berwarna hijau, berlogo chat dan telepon tersebut.

"Gue dah kasih tau Rasya suruh bawa tas gue dan tas lo ke sini. Sama dah kasih tau kalau lo pingsan di sekolah dan sekarang ada di rumah." Jelas Gibran.

*****

"RASYA, ADARA, GIBRAN! Ayo makan siang!" Teriak Salma.

"Gibran? Sal, Gibran kapan dateng? Kok aku gak liat?" Tanya Fatir.

"Gibran dateng karna bawa Adara pulang. Adara pingsan di sekolah, jadinya di bawa Gibran. Dan mobil yang di depan itu mobil Gibran." Jelas Salma.

"Adara pingsan? Adara sakit?" Tanya Fatir.

"Iya, dia demam. Untung ada Gibran yang ikutin." Jawab Salma.

Rasya, Adara dan Gibran pun turun.

"Adara, kondisi kamu gimana?" Tanya Fatir.

"Udah mendingan pa. Tinggal pusing dikit." Jawab Adara.

"Udah ayo makan.."

*****

Selesai makan siang bersama, Gibran pamit pada Fatir dan Salma untuk pulang.

"Om, tan, Gibran pamit pulang dulu ya.." pamit Gibran.

"Makasih ya Gib, udah tolong Adara.." ucap Salma.

"Iya tan, sama - sama."

"Gibran.. om boleh bicara sebentar?" Tanya Fatir.

***
Mulai sekarang akan menggunakan target.

Target : 13 Vote 3 Komem

Jangan lupa vote dan komen!
Jangan lupa follow juga!
Sampai jumpa di bab selanjutnya!

Love Hate Relationship (GIDARA) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang