"Adara, tenang dulu ya!" Ucap Gibran.
Saat Gibran mencoba membuka pintu tersebut, pintu tersebut tidak bisa di buka.
Gibran yang sudah khawatir dengan Adara pun ingin mendobrak pintu tersebut.
Gibran sudah siap mendobrak pintu tersebut. Saat akan mendobrak, suara seseorang menghentikannya.
"Hey! Kamu mau ngapain?" Tanya Bapak Kepala Sekolah.
Bapak Kepala Sekolah akan menuju kelas 12 Ipa 1, ia ingin mengabarkan Bu Nia tentang ada rapat mendadak.
Namun, di perjalanan menuju 12 Ipa 1, ia menemukan Gibran yang ingin mendobrak pintu toilet.
"Pak, ada gak kunci cadangan toilet ini?" Tanya Gibran panik. Bahkan, ia tidak menjawab pertanyaan Bapak Kepala Sekolah.
"Memangnya kenapa Gibran?" Tanya Bapak Kepala Sekolah.
"Adara pak, dia kekunci di toilet!"
"Kayaknya gak ada deh. Yasudah cepat kamu dobrak pintunya!" Panik Bapak Kepala Sekolah.
"Adara, lo masih sadar kan?" Tanya Gibran.
Hening! Tidak ada jawaban dari dalam. Gibran semakin panik di buatnya.
Gibran mencoba mendobrak pintu tersebut, tapi pintu tersebut tidak bisa di buka.
Gibran mencoba lagi. Kali ini ia sudah bertekad kuat. Ia sangat khawatir dengan Adara.
Pintu tersebut berhasil di buka, memperlihatkan Adara yang sudah pingsan.
Gibran langsung masuk ke dalam toilet, mengangkat Adara menuju Uks.
"Pak, izin gak ikut jam ke-2 sama Adara."
Saat Gibran akan melangkah menuju Uks, suara Bapak Kepala Sekolah menghentikannya.
"Iya, kebetulan kalian jam kosong, sebentar lagi guru - guru ada rapat."
"Terima kasih!"
Gibran kembali melangkah menuju Uks.
*****
"Gimana keadaan Adara?" Tanya Gibran.
"Adara gak apa - apa. Dia pingsan karena terlalu lama di tempat yang sempit."
"Yasudah saya pamit dulu Gibran."
"Terima kasih!"
Gibran masuk ke dalam Uks.
Saat ia masuk, dapat ia lihat, wajah cantik milik Adara. Terlihat tenang.
"Ara..." panggil Gibran
Gibran mengelus surai hitam milik Adara. Tanpa Gibran sadari, senyuman terbit di bibirnya.
Mata Adara mulai terbuka sedikit demi sedikit. Saat sudah terbuka sempurna, Adara beberapa kali mengerjapkan matanya.
Yang pertama kali Adara lihat adalah Gibran. Laki - laki itu tampak tersenyum kepadanya.
"Ara..." panggil Gibran.
"Gibran... gue dimana?" Tanya Adara. Adara mengubah posisinya menjadi duduk.
"Lo di Uks."
"Gimana bisa lo ke kunci di toilet?" Lanjut Gibran.
"Kan pas di kantin gue ke toilet, terus pas bell udah bunyi, gue baru mau keluar. Pas gue coba buka pintunya, pintunya gak bisa di buka. Terus gue coba telpon bang Rasya, tapi gak ada signal. Gue teriak, tapi gak ada yang denger. Dan akhirnya pas udah lama, lo dateng, dan penglihatan gue burem dan gelap." Jelas Adara.
"Lo ya yang tolongin gue?" Tanya Adara.
"Iya" jawab Gibran.
"Makasih!" Adara tersenyum kepada Gibran. Senyuman tersebut di balas oleh Gibran.
"Yaudah yok ke kelas!" Ajak Adara sembari turun dari brankar.
"Gausah. Kita ke kelas 12 Ipa 2 aja, kumpul kumpul."
"Hah?"
"Kita jamkos!"
"Oh..." paham Adara.
12 Ipa 2
"Tumben Gibran gak jemput kita" heran Vio.
"Iya, kita duluan aja yok!" Ajak Naura.
Di tengah perjalanan, mereka menemukan Adara dan Gibran berjalan berdampingan. Sepertinya, Adara dan Gibran ingin mencari mereka.
"Eh Kalian, baru aja kita mau cari." Ucap Adara.
"Kelamaan sih lo! kita duluan jalan jadinya!" Kesal Vio.
"Ya maaf..." ucap Adara.
"Ekhem ekhem, ada yang pegangan tangan nih!" Goda Rasya.
"Hah?"
Adara dan Gibran yang baru sadar tangannya bertaut pun melepaskannya.
"Ada yang pacaran nih!" Goda Naura.
"Engga ya!" Jawab Adara dan Gibran bersamaan.
"Oh iya, kalian dari mana? Kok gak dari kelas?" Tanya Irsyad.
"Dari Uks, tadi Adara ke kunci di toilet." Bukan Adara yang menjawab, melainkan Gibran.
"Hah!" Kaget mereka.
"Gimana - gimana? Coba jelasin!" Lanjut Irsyad.
Adara dan Gibran pun menjelaskannya sembari berlalu menuju Kantin.
"Syukur Adara cumen pingsan! Btw makasih ya Gib dah tolong adek gue!" Ucap Rasya merangkul Gibran.
"Iya sama - sama"
***
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hate Relationship (GIDARA) [End]
Fiksi RemajaAdara Putri Dirgantara, adik dari Rasya Putra Dirgantara. Sifatnya yang bar - bar kadang membuat abangnya kesal. "PAGI SEMUANYA!" Teriak Adara. "Dek, bisa gak sih jangan teriak sekali aja?" "Enggak" "Kalau kamu gini terus gimana bisa ada orang yang...